Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Siber Duga Brain Cipher Peretas PDNS Bermarkas di Eropa Timur, Turunan Geng LockBit?

image-gnews
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital, Alfons Tanujaya, menduga kelompok Brain Cipher yang meretas Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) berbasis di wilayah Eropa Timur. Brain Cipher ditengarai merupakan kelompok baru yang dikembangkan oleh geng hacker LockBit 3.0, penjahat siber yang juga pernah memakai ransomware untuk menyerang sistem Bank Syariah Indonesia (BSI).

Dugaan Alfons masih didasari perkembangan kasus peretasan yang terjadi secara global. Dia tak menyebutkan negara tertentu yang berpotensi menjadi basis kelompok tersebut. "Dari pengalaman selama ini, pelaku ransomware yang tertangkap memang mayoritas dari Eropa Timur," katanya kepada Tempo, Rabu, 3 Juli 2024.

Geng Lockbit sendiri sebelumnya telah ditangkap oleh Federal Bureau of Investigation (FBI) di Polandia dan Ukraina pada Februari 2024. Kelompok itu memiliki perilaku unik, yaitu mengembangkan alat peretasan untuk dipakai sendiri dan untuk dikembangkan oleh kelompok lain.

Menurut Alfons, kelompok LockBit terus berkembang dan menghasilkan sejumlah grup turunan yang dilabeli LockBit 2.0 dan LockBit 3.0. Brain Cipher yang belakangan mengunci data PDNS 2 di Surabaya hanya bagian kecil dari Kelompok LockBit 3.0.

Dia tidak menutup kemungkinan adanya kelompok lain yang terafiliasi dengan LockBit 3.0. "Kepala atau ketua dari LockBit itu pernah ditangkap FBI. Tapi sistemnya berkembang terus,” tuturnya.

Menjalarnya kelompok LockBit, menurut Alfons, identik dengan jaringan pengedar narkotika yang terus bermunculan meski bandarnya sudah ditangkap. "Pemakai dan barangnya kan tetap ada, makanya jadi banyak.”

Lanskap Ancaman Siber dan Langkah Antisipasinya

Serangan siber tidak hanya menyasar Indonesia. Microsoft menyebut ada lebih dari 300 kelompok pelaku ancaman siber yang menyerang pengguna teknologi dalam skala global. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 50 grup yang memakai virus varian ransomware untuk memeras targetnya, persis dengan insiden yang belakangan menimpa sistem PDNS di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Serangan kelompok peretas itu tak tanggung-tanggung. Microsoft mencatat ada sedikitnya 4.000 ancaman autentikasi identitas yang diblokir selama setahun terakhir. Data ini terungkap dalam Laporan Pertahanan DIgital Microsoft 2023.

Raksasa teknologi dari Amerika Serikat ini menyatakan sudah menghapus lebih dari 100 ribu domain yang digunakan oleh peretas di dunia maya. Perusahaan juga menghapus 600 domain yang digunakan peretas kelas kakap, lantaran mengancam negara di berbagai belahan dunia. Microsoft menggandeng lebih dari 10 ribu pakar keamanan dan intelejan untuk mengendus dan memblokir semua ancaman siber tersebut.

Corporate Vice President Customer Security and Trust Microsoft, Tom Burt, mengatakan kecerdasan buatan atau atau AI berperan besar dalam proses penanggulangan ancaman digital tersebut. Menurut dia, AI menjadi inovasi pertahanan masa kini.

"Dalam beberapa tahun mendatang, inovasi pertahanan siber yang didukung AI akan membantu membalikkan gelombang serangan siber yang sedang meningkat saat ini," kata Tom, dikutip dari situs resmi Microsoft, Rabu, 3 Juli 2024.

Tom menyebut AI untuk pertahanan siber bisa mendeteksi 65 triliun sinyal per hari, setara kemampuan deteksi 750 miliar sinyal per detik. "Analisis data yang canggih dan algoritma AI mampu memahami dan melindungi (sistem) dari ancaman digital, serta aktivitas siber kriminal."

Jika pengguna belum memiliki alat yang canggih untuk mengatasi ancaman siber, Microsoft memberikan rekomendasi tips untuk keamanan dasar. Rekomendasi itu diklaim 99 persen ampuh untuk menangkal serangan. Salah satu caranya adalah mengaktifkan autentikasi multifaktor dan menerapkan prinsip Zero Trust alias tidak ada yang aman pada perangkat teknologi.

Pilihan Editor: Konsep Ramah Lingkungan Euro 2024 Dianggap Belum Sesuai Harapan, Ini Masukan Walhi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kominfo: Kesenjangan Infrastruktur Hambat Pertumbuhan Ekonomi Digital

7 jam lalu

Wayan Toni Supriyanto, selaku Ketua Sekretariat Panitia Seleksi Calon Dewan Pengawas TVRI Tahun 2022-2027 menyampaikan perpanjangan kerja Dewan Pengawas (Dewas) Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) periode 2017-2022 di Gedung Kominfo pada Jumat 10 Juni 2022. Tempo/Hamdan C Ismail
Kominfo: Kesenjangan Infrastruktur Hambat Pertumbuhan Ekonomi Digital

Kominfo menginisiasi visi Indonesia Digital 2045 sebagai salah satu alternatif peta jalan menuju perencanaan strategis transformasi digital.


Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Keamanan dan 8 Serangan Siber

10 jam lalu

Ilustrasi proses peretasan di era teknologi digital. (Shutterstock)
Seluk-beluk Peretasan: Inilah Anatomi Keamanan dan 8 Serangan Siber

Seiring dengan meningkatnya ketergantungan kita pada teknologi dan internet, ancaman serangan siber juga semakin canggih dan beragam.


Ramai soal PDN Diretas, Bos BNI Pastikan Keamanan Data Nasabah

10 jam lalu

BNI meluncurkan aplikasi perbankan baru 'wondr by BNI' di Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat pada Jumat, 5 Juli 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Ramai soal PDN Diretas, Bos BNI Pastikan Keamanan Data Nasabah

Dirut BNI Royke Tumilaar memastikan keamanan data para nasabahnya, di tengah kegusaran masyarakat Indonesia akan serangan ransomware pada PDN.


6 Tips Tidak Terkena Ransomware, Jangan Klik Link Sembarangan

12 jam lalu

Ransomware serupa dengan malware yakni sebagai virus dan program jahat yang dapat mengambil alih perangkat. Kenali pengertian dan jenisnya. Foto: Canva
6 Tips Tidak Terkena Ransomware, Jangan Klik Link Sembarangan

Ransomware dapat mengunci data lalu membuatnya tidak dapat diakses. Untuk itu, pengguna perlu mengetahui tips tidak terkena ransomware.


Begini Tanggapan DPR Usai Dirjen Aptika Semuel Abrijani Mundur dari Jabatan

16 jam lalu

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta
Begini Tanggapan DPR Usai Dirjen Aptika Semuel Abrijani Mundur dari Jabatan

DPR menanggapi mundurnya Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan usai kasus peretasan Pusat Data Nasional Sementara 2


Mengenal Apa Itu Ransomware, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

16 jam lalu

Apa itu ransomware. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Ransomware, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

Baru-baru ini, Pusat Data Nasional (PDN) terkena ransomware yang mengakibatkan data penting hilang. Lalu, apa itu ransomware? Ini penjelasannya.


Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

19 jam lalu

Data BAIS, Dijual di Dark Web. FOTO/X
Mengenal Tor Browser, Perangkat Lunak yang Dapat Mengakses Dark Web

Dark web hanya dapat diakses menggunakan perangkat lunak khusus seperti The Onion Router atau yang biasa disebut Tor Browser


Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

20 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Setiadi di Istana Negara, Jakarta, Senin 17 Juli 2023. ANTARA/Desca Lidya Natalia
Pasca Peretasan PDN: Desakan Menkominfo Budi Arie Mundur, Sebutan Menteri Giveaway, Mengunci Komentar di Instagramnya

Desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie muncul usai PDN dijebol, ia mengunci komentar di akun instagramnya. Media asing sebut menteri giveaway.


Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

20 jam lalu

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. (Kominfo)
Profil Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kominfo yang Mundur Usai PNDS Diretas

Profil Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani yang mundur usai peristiwa peretasan PDNS


Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

20 jam lalu

Direktur Jendral Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan menggelar konferensi pers terkait pengunduran dirnya di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024. Pengunduran diri tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moral atas terjadinya gangguan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. ANTARA/Kominfo
Ada Dugaan Orang Dalam terkait Peretasan PDNS, Semuel Pangerapan: Semua Lagi Investigasi

Sebuah akun di media sosial X mencuit soal dugaan adanya peran "orang dalam" terkait peretasan PDNS itu.