18 Tahun Semburan Lumpur Lapindo, Dosen ITB Pertanyakan Reaktivasi Sesar Watukosek

Jumat, 31 Mei 2024 08:12 WIB

Warga korban lumpur memanjatkan doa untuk keluarga mereka yang telah wafat saat ziarah jelang ramadhan di tanggul titik 71 Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 23 April 2020. Mereka berdoa dari pinggir tanggul karena makam keluarganya telah tenggelam oleh lumpur. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

TEMPO.CO, Bandung - Semburan lumpur panas terjadi dari sumur eksplorasi migas milik PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 Mei 2006. Semburan lumpur Lapindo tak mampu dihentikan dan hingga kini telah menenggelamkan lima desa dan memberi dampak kepada belasan lainnya.

Hingga kini pula pertanyaan masih menggantung perihal di balik semburan lumpur tersebut. Di antara kemungkinan yang diangkat adalah terjadinya reaktiviasi Sesar Watukosek. Dosen yang juga Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengingatkan kembali soal itu mengenang 18 tahun semburan Lumpur Lapindo.

Heri mengatakan, reaktivasi atau kembali aktifnya Sesar Watukosek pernah dikaitkan dengan Gempa Yogyakarta 2006. Namun catatan Watukosek sebagai sesar yang aktif oleh pemerintah, menurut Heri, menghilang sebelum muncul kembali saat terjadi semburan lumpur Lapindo dua hari kemudian.

“Ibaratnya, sesar gempa bisa tiba-tiba muncul dan hilang begitu saja dari catatan,” ujar Ketua Riset Kebencanaan Ikatan Alumni ITB itu pada Kamis 30 Mei 2024.

Menurut Heri, ada dua hasil kajian yang kesimpulannya berbeda soal penyebab semburan lumpur Lapindo. Kajian pertama menyimpulkan penyebabnya akibat kelalaian pengeboran yang dilakukan oleh perusahaan. Ketika melakukan pengeboran, mereka tidak memasang casing sehingga menyebabkan formasi struktur bawah tanah pecah ketika ada tekanan dari lumpur beserta air bertekanan sangat tinggi.

Advertising
Advertising

Akhirnya, kata Heri, material lumpur dan air ke luar ke permukaan dan membanjiri areal sekitar melalui rekahan. “Ketika pengeboran menjadi penyebab semburan lumpur panas Lapindo, maka ini bukan bencana alam melainkan ulah manusia,” ujarnya.

Seorang ibu bersama anaknya korban lumpur Lapindo menunjuk pusat semburan dari titik 25 tanggul penahan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 29 Mei 2018. Walhi menggelar aksi untuk memperingati 12 tahun tragedi semburan lumpur Sidoarjo. ANTARA/Zabur Karuru

Adapun kajian kedua menyimpulkan semburan lumpur diakibatkan oleh alam, yaitu gempa Yogyakarta yang mereaktivasi Sesar Watukosek. Pemerintah akhirnya memutuskan semburan lumpur Lapindo adalah akibat bencana alam sehingga pemerintah yang bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi. Setelah itu menurut Heri, Sesar Watukosek tidak lagi tercatat sebagai sesar aktif.

"Menolak lupa lumpur Lapindo tidak bertujuan menggali luka lama, melainkan sebagai pelajaran tentang kebencanaan yang harus berdasarkan data dan informasi jelas," kata Heri.

Semburan lumpur Lapindo tidak hanya menenggelamkan desa-desa, namun juga jalan tol Porong, merusak jalur kereta api, pipa air, gas, serta beberapa fasilitas infrastruktur lainnya. Bahkan semburan lumpur Lapindo telah menewaskan 18 orang akibat pipa gas yang meledak karena tertekan lumpur.

“Semburan lumpur Lapindo adalah fakta bencana yang telah memberikan kerugian materi kurang lebih Rp 38 triliun pada masa itu,” ujarnya.

Pilihan Editor: Begini Isi Perpres Percepatan Industri Game Lokal, AGI Tagih Realisasinya

Berita terkait

Alumni Seni Rupa ITB 2004 Gelar Pameran Interaktif Ourchetype

9 jam lalu

Alumni Seni Rupa ITB 2004 Gelar Pameran Interaktif Ourchetype

Menurut Creative Director Ourchetype Andi Abdulqodir, pameran ini memberikan ruang bagi pengunjung agar dapat menyelami dirinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

1 hari lalu

Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

Sesar Intan, mahasiswi Seni Rupa ITB dari Studio Lukis angkatan 2021 bercerita soal kerja paruh waktu sebagai asisten dosen

Baca Selengkapnya

Usai Diprotes, ITB Tawarkan Kerja Paruh Waktu bagi Penerima Beasiswa UKT sebagai Pilihan

1 hari lalu

Usai Diprotes, ITB Tawarkan Kerja Paruh Waktu bagi Penerima Beasiswa UKT sebagai Pilihan

ITB tidak lagi mewajibkan mahasiswa calon dan penerima beasiswa keringanan uang kuliah tunggal atau UKT untuk bekerja paruh waktu di kampus.

Baca Selengkapnya

Tuntut Pencabutan Wajib Kerja Penerima Beasiswa, Puluhan Mahasiswa ITB Geruduk Rektorat

2 hari lalu

Tuntut Pencabutan Wajib Kerja Penerima Beasiswa, Puluhan Mahasiswa ITB Geruduk Rektorat

ITB membuat aturan penerima beasiswa atau keringan biaya UKT untuk bekerja paruh waktu.

Baca Selengkapnya

ITB Minta Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu, Dosen UGM: Terindikasi Eksploitasi

2 hari lalu

ITB Minta Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu, Dosen UGM: Terindikasi Eksploitasi

Dosen hukum ketenagakerjaan melihat indikasi eksploitasi dalam kebijakan kerja paruh waktu yang diwajibkan oleh ITB kepada penerima beasiswa UKT.

Baca Selengkapnya

Ramai Diprotes Mahasiswa, Begini Konsep Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu ITB

2 hari lalu

Ramai Diprotes Mahasiswa, Begini Konsep Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu ITB

Beasiswa UKT ITB menggunakan prinsip kesetaraan yaitu, ITB dan penerima beasiswa dilihat sebagai dua pihak yang saling memberi dan menerima.

Baca Selengkapnya

Jika Sedimen di Laut untuk Uruk Pantai, Ahli: Bisa Amblas Kena Ombak

2 hari lalu

Jika Sedimen di Laut untuk Uruk Pantai, Ahli: Bisa Amblas Kena Ombak

Sedimen di laut yang akan ditambang dan diekspor seperti yang dimaksud Jokowi diyakini bukanlah yang berupa lumpur-lempung dan lanau.

Baca Selengkapnya

Klarifikasi ITB soal Penerima Beasiswa UKT Diwajibkan Bekerja Paruh Waktu di Kampus

2 hari lalu

Klarifikasi ITB soal Penerima Beasiswa UKT Diwajibkan Bekerja Paruh Waktu di Kampus

ITB membuat kebijakan kepada seluruh mahasiswa ITB yang menerima beasiswa dalam bentuk pengurangan UKT diwajibkan melakukan kerja paruh waktu.

Baca Selengkapnya

Panggilan 188 dan Janji KKP di Kebijakan Ekspor Pasir Laut di Top 3 Tekno

4 hari lalu

Panggilan 188 dan Janji KKP di Kebijakan Ekspor Pasir Laut di Top 3 Tekno

Selain penjelasan mengenai panggilan 188 dan janji KKP di kebijakan ekspor pasir laut itu, ada juga posisi ITB dalam daftar saintis top dunia

Baca Selengkapnya

Peneliti ITB Terbanyak di Daftar Top 2% World Ranking Scientist, Bersaing dengan UI

5 hari lalu

Peneliti ITB Terbanyak di Daftar Top 2% World Ranking Scientist, Bersaing dengan UI

Sebanyak 14 peneliti ITB masuk dalam daftar Top 2% World Ranking Scientist 2024. Peneliti UI yang masuk daftar 13 orang.

Baca Selengkapnya