Cerita Hendrikus Woro di Tengah Viral All Eyes on Papua, Tamatan SD yang Melawan Raksasa Sawit

Reporter

Sabtu, 8 Juni 2024 16:53 WIB

Pegiat lingkungan dari masyarakat adat Suku Awyu, Hendrikus 'Franky' Woro (kanan) dan Kasimilus Awe, saat mendaftarkan gugatan lingkungan hidup dan perubahan iklim ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jayapura, Kota Jayapura, Papua, Senin, 13 Maret 2023. ANTARA FOTO/Gusti Tanati

TEMPO.CO, Jakarta - Hendrikus Woro berperan penting dalam perjuangan masyarakat Suku Awyu yang sedang mencari keadilan untuk tanah ulayat mereka. Warga Kampung Yare di Distrik Fofi, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan, memimpin penolakan terhadap ekspansi perkebunan sawit di hutan Papua. Perjuangan itu belakangan viral di media sosial dengan tagar khas All Eyes on Papua.

Suku Awyu, melalui Komunitas Paralegal Cinta Tanah Adat, menggugat Pemerintah Provinsi Papua atas pemberian izin lingkungan hidup kepada PT Indo Asiana Lestari (IAL). Perusahaan itu mengantongi izin lingkungan untuk 36.094 hektare lahan, yang sebagian besar merupakan hutan adat marga Woro, bagian dari Suku Awyu.

Pada 27 Mei 2024, perwakilan suku Awyu dan suku Moi dari Sorong, Papua Barat Daya, menggelar doa dan ritual di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat. Hendrikus ikut dalam rombongan aksi damai itu meski kedua anaknya sedang demam tinggi di rumah.

Saat berbincang dengan Tempo melalui sambungan telepon pada Kamis, 6 Juni 2024, Hendrikus mengaku tergerak untuk melawan penggusuran. Bagi suku Awyu, kata dia, haram untuk melepas tanah yang ditinggali.

“Asal usul leluhur yang diwariskan kepada tete dan nene, yang selanjutnya disampaikan kepada kami, bahwa kami semua berasal dari tanah. Jadi tanah itu tidak boleh dijualbelikan,” ucap dia.

Advertising
Advertising

Henderikus merupakan tamatan SD yang pernah bertugas di Dinas Catatan Sipil Kampung Yare. Namun, dia berhasil membangun kelompok swadaya, lengkap dengan tim paralegal, untuk melawan upaya perampasan tanah.

Selama dua tahun terakhir, perjuangan suku Awyu berlanjut ke Jayapura, hingga akhirnya Jakarta. Hendrikus menggugat keputusan pemerintah menerbitkan izin kelayakan lingkungan kepada PT Indo Asiana Lestari hanya satu dari tujuh perusahaan yang mencaplok wilayah adat suku Awyu. Gugatan Hendrikus dan rombongannya sempat mental di pengadilan tingkat pertama dan kedua. Mahkamah Agung, yang menangani perkara ini di tingkat kasasi, kini menjadi harapan terakhir mereka.

Selama dua jam, Hendrikus menceritakan proses perjuangan membela tanah adat itu sejak awal. Wawancara khusus Tempo dengan Hendrikus bisa dibaca lebih lengkap dalam Laporan Premium berjudul Hendrikus Woro, Toko Adat Suku Awyu: Kami Hanya Ingin Didengar

Pilihan Editor: Waspadai Penyakit Menular dari Hewan Kurban Saat Idul Adha, Mana yang Paling Berbahaya?

Berita terkait

Polisi Malaysia Interogasi Aktivis Pembela Suku Bajo yang Rumahnya Dibakar Pemerintah

4 hari lalu

Polisi Malaysia Interogasi Aktivis Pembela Suku Bajo yang Rumahnya Dibakar Pemerintah

Polisi Sabah di Malaysia menangkap dan menginterogasi seorang aktivis yang membela Suku Bajo, yang diusir dan rumahnya dibakar oleh otoritas setempat.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Sipil dan Adat Tolak Pengesahan RUU KSDAHE pada 11 Juli

5 hari lalu

Masyarakat Sipil dan Adat Tolak Pengesahan RUU KSDAHE pada 11 Juli

Masyarakat sipil sebelumnya telah menyampaikan masukan substansi RUU KSDAHE dalam bentuk policy brief dan daftar inventarisasi masalah (DIM).

Baca Selengkapnya

Reforma Agraria Summit 2024, BPN Klaim Prioritaskan Masyarakat Adat

17 hari lalu

Reforma Agraria Summit 2024, BPN Klaim Prioritaskan Masyarakat Adat

Direktur Pemberdayaan Tanah Kementerian ATR/BPN Dwi Budi Martono mengklaim pemerintah memprioritaskan masyarakat adat dalam reforma agraria.

Baca Selengkapnya

Mengenal 5 Suku di Papua Beserta Tradisi Uniknya

19 hari lalu

Mengenal 5 Suku di Papua Beserta Tradisi Uniknya

Di Provinsi Papua saja, terdapat 255 suku dengan bahasa dan budaya yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Begini MA Bisa Buat Viral All Eyes on Papua Bermakna Menurut Walhi

20 hari lalu

Begini MA Bisa Buat Viral All Eyes on Papua Bermakna Menurut Walhi

Perlawanan Suku Awyu dan Suku Moi yang viralkan All Eyes on Papua hanya satu dari banyak kasus yang dihadapi masyarakat adat dan komunitas lokal.

Baca Selengkapnya

All Eyes on Papua, Ini Cerita Awal Suku Awyu Melawan Konsesi Sawit Ratusan Ribu Hektare

22 hari lalu

All Eyes on Papua, Ini Cerita Awal Suku Awyu Melawan Konsesi Sawit Ratusan Ribu Hektare

Viral tagar All Eyes on Papua terjadi selang satu dekade sejak Suku Awyu memulai perjuangannya di kampung-kampung mereka di Boven Digoel.

Baca Selengkapnya

AMAN: Langkah Jokowi Bagi-bagi Izin Tambang untuk Ormas Berpotensi Meningkatkan Konflik Horizontal

22 hari lalu

AMAN: Langkah Jokowi Bagi-bagi Izin Tambang untuk Ormas Berpotensi Meningkatkan Konflik Horizontal

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menilai langkah Presiden Jokowi bagi-bagi izin tambang untuk Ormas keagamaan meningkatkan konflik horizontal.

Baca Selengkapnya

AMAN Sorong Raya Papua Minta Pemerintah Percepat Pengukuhan Wilayah Masyarakat Adat

23 hari lalu

AMAN Sorong Raya Papua Minta Pemerintah Percepat Pengukuhan Wilayah Masyarakat Adat

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sorong Raya mencatat beberapa kasus pelanggaran hak masyarakat adat yang dilakukan oleh korporasi di Papua.

Baca Selengkapnya

Viral All Eyes on Papua, Siapa yang Menyokong Dana Perjuangan Suku Awyu?

23 hari lalu

Viral All Eyes on Papua, Siapa yang Menyokong Dana Perjuangan Suku Awyu?

Hendrikus Woro, tokoh Suku Awyu, berbincang dengan Tempo ihwal perjuangan hukum masyarakat adat yang dipimpinnya. Bergerak lewat Komunitas Cinta Adat.

Baca Selengkapnya

Suara dari Papua

23 hari lalu

Suara dari Papua

Gerakan solidaritas ini menyokong upaya suku Awyu menyelamatkan tanah ulayat mereka dari ekspansi perkebunan sawit di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya