Potensi La Nina 2024, Peneliti BRIN: Redam Kekeringan di Indonesia Barat Saat Kemarau

Jumat, 28 Juni 2024 09:42 WIB

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2024 angkat tema #Restorasi Generasi. Anak-anak dipandang rentan terhadap krisis iklim, termasuk yang berupa kekeringan dampak kemarau. SAVE THE CHILDREN INDONESIA

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah El Nino pada 2023, La Nina diprediksi akan muncul pada 2024. Menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan, kebanyakan model prediksi cuaca mengindikasikan kemunculan La Nina pada September mendatang. “Oktober- November mencapai puncaknya mendekati minus 1,5, artinya tahun ini La Nina lemah, bukan La Nina kuat,” katanya, Kamis 27 Juni 2024.

Eddy mengutip data yang dikeluarkan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat pada 24 Juni lalu, dan Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia (POAMA). Menurutnya, La Nina terjadi jika nilai anomali di Samudra Pasifik di bawah minus satu (-1). “Peluang La Nina meninggalkan minus satu pada Juni-Juli belum ada, masih di fase netral,” ujarnya.

Adapun kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) atau anomali pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya, dalam fase netral pada Agustus hingga Oktober 2024. La Nina yang kebalikan dari El Nino akan muncul perlahan. “Anomali suhu negatif La Nina itu diperkirakan mendekati kawasan timur Indonesia sekitar Oktober-November,” kata Eddy.

Saat ini ketika belum ada indikasi La Nina, musim kemarau masih cenderung normal pada Juni, Juli, dan Agustus dengan puncak musim kemarau di Pulau Jawa pada Agustus-September 2024. Masa transisi menuju La Nina diperkirakan sekitar Juli hingga September. “Oktober itu transisi sudah mulai diikuti La Nina,” ujarnya.

Kemungkinan atau probabilitas La Nina pada Juli-Agustus sekitar 60 persen, kemudian meningkat potensinya 75 persen pada September. Kemudian setelah mencapai masa puncaknya sekitar Oktober-November, La Nina akan kembali ke posisi normal. Bersamaan dengan itu, monsun Asia masuk membawa hujan.

Advertising
Advertising

Dampaknya, La Nina akan meredam daerah yang kekeringan saat kemarau. “Datangnya musim hujan tahun ini akan lebih cepat dibandingkan normalnya sehingga musim kemaraunya tidak terlalu lama,” kata dia. Daerah yang merasakan dampak La Nina adalah kawasan barat Indonesia.

Sementara analisis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) berdasarkan hasil pemantauan indeks pada dasarian kedua Juni 2024, antara lain mencatat ENSO dalam posisi Netral. Indeks ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina pada Juli, Agustus, September 2024.

Pilihan Editor: PDNS Diserang, Kominfo Sebut Tidak Ada Tempat Aman dari Serangan Siber

Berita terkait

BNPB: Peralihan El Nino ke La Nina Picu Peningkatan Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Utara Ekuator

8 jam lalu

BNPB: Peralihan El Nino ke La Nina Picu Peningkatan Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Utara Ekuator

BNPB menyatakan, peralihan El Nino ke La Nina picu peningkatan hujan dan bencana hidrometeorologi di wilayah di utara ekuator.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ungkap Fakta Gelombang Panas di Asean: Naik Signifikan, Picu Krisis Pangan dan Kesehatan

8 jam lalu

Peneliti BRIN Ungkap Fakta Gelombang Panas di Asean: Naik Signifikan, Picu Krisis Pangan dan Kesehatan

Gelombang panas yang terjadi di Indonesia memiliki korelasi yang linear dan secara umum dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Daerah Kirim Kelebihan Produksi Beras ke IKN

6 hari lalu

Jokowi Minta Daerah Kirim Kelebihan Produksi Beras ke IKN

Presiden Jokowi meminta supaya kelebihan produksi beras yang ada di daerah dapat dikirim ke Ibu Kota Nusantara (IKN)

Baca Selengkapnya

Jokowi Genjot Pompanisasi untuk Atasi Potensi Kekeringan Panjang

6 hari lalu

Jokowi Genjot Pompanisasi untuk Atasi Potensi Kekeringan Panjang

Presiden Jokowi menggenjot proses pompanisasi untuk mengatasi potensi kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung dari Juli hingga Oktober.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

6 hari lalu

Peneliti BRIN Peringatkan Peningkatan Curah Hujan, Sepaku IKN Banjir Setinggi 2 Meter

Hujan dengan intensitas lebat pada 23 Juni 2024 membuat Kampung Sepaku terendam banjir dengan ketinggian air mencapai dua meter.

Baca Selengkapnya

Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

6 hari lalu

Soal Legalisasi Kratom, Anggota DPR Minta Tunggu Penelitian

Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto legalisasi kratom masih menunggu penelitian dari BRIN yang didampingi BPOM.

Baca Selengkapnya

Soroti Klaim BRIN soal Publikasi Jurnal Ilmiah, KIKA Minta Kualitas Karya Diperhatikan

6 hari lalu

Soroti Klaim BRIN soal Publikasi Jurnal Ilmiah, KIKA Minta Kualitas Karya Diperhatikan

KIKA mengkritik banyaknya peneliti dan akademisi Indonesia yang menerbitkan publikasi di jurnal predator dengan jaminan kualitas yang buruk.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

7 hari lalu

BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

BRIN mengembangkan PLTS terapung mobile pertama. Memanfaatkan potensi besar energi surya dan mengatasi keterbatasan lahan.

Baca Selengkapnya

Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

7 hari lalu

Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

Upaya menekan polusi udara, Pemerintah Provinsi Jakarta menyiapkan penggunaan kabut air (water mist) saat memasuki musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Menuju Puncak Kemarau, Waspada Potensi Kebakaran di Perbukitan dan Pegunungan

7 hari lalu

Yogyakarta Menuju Puncak Kemarau, Waspada Potensi Kebakaran di Perbukitan dan Pegunungan

Hampir semua wilayah di kabupaten DI Yogyakarta, memiliki area perbukitan - pegunungan, yang rentan terjadi kebakaran lahan.

Baca Selengkapnya