Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemprov Jakarta Siapkan Water Mist Tangkal Polusi Udara Jabodetabek, Bagaimana Sistem Kerjanya?

image-gnews
Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Perayaan Hari Ulang Tahun ke-497, Provinsi DKI Jakarta menempati peringkat kedua dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pada Sabtu pagi, 22 Juni 2024. Sebagai upaya untuk menekan polusi udara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan penggunaan kabut air (water mist) saat Jakarta memasuki musim kemarau.

Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir pada Sabtu, 22 Juni 2024 kualitas udara di Jakarta berada di angka 182 artinya masuk dalam kategori tidak sehat. Namun, DLH DKI Jakarta menyatakan kondisi udara pada 23 Juni 2024 berstatus moderat dan aman. Khususnya di Bundaran HI, Gelora Bung Karno, dan Tugu Tani. 

Data itu diambil dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di kawasan tersebut. Angka menunjukkan adanya perbaikan kualitas udara dengan konsentrasi PM2,5 di bawah Baku Mutu Harian. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara memburuk. Salah satunya, karena Jakarta memasuki cuaca panas. "Soalnya, bulan ini sampai September itu biasanya memang Jakarta masuk musim kemarau," ucapnya di Tugu Monumen Nasional, Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Selain itu, terdapat faktor eksternal seperti arah angin dari luar DKI Jakarta. "Sekali lagi kalau bicara masalah polusi itu kan tidak lepas dari adanya pabrik-pabrik di sekitar Jakarta. Kalau yang di luar Jakarta kita harus koordinasi dengan pemerintahan daerah sekitar Jakarta," ujarnya.

Sebagai upaya untuk menekan polusi udara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mempersiapkan penggunaan kabut air (water mist).

"Ya (untuk mengatasi) polusi udara, di gedung-gedung tinggi seperti tahun lalu diaktifkan bersama 'water mist', nanti kalau musim panas kami aktifkan lagi," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat sebagaimana dilansir dari Antara pada Jumat, 17 Mei 2024.

Heru mengatakan, untuk menjaga sekaligus menurunkan polusi udara di Jakarta saat musim kemarau, generator kabut air (water mist generator) kembali dioperasikan pukul 09.00 sampai 10.00 WIB dan pukul 15.00 sampai 16.00 WIB.

"Ya nanti kalau musim panas kami aktifkan lagi. Kan ada waktunya ya, jam 09.00 WIB sampai 10.00, nanti kalau sore 15.00 WIB sampai 16.00," kata Heru.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto pantau penggunaan water mist generator di lantai 11 Gedung A Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin 11 September 2023. ANTARA/Risky Syukur

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa itu Water Mist Generator?

Water Mist Generator merupakan sebuah teknologi pemadam api yang akan bekerja secara otomatis ketika terjadi kebakaran di dalam ruangan. Umumnya, alat seharga Rp 50 juta bikinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) digunakan sebagai proteksi api terhadap bangunan yang sensitif terhadap air.

Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada 1940 dengan tujuan melindungi ruangan yang terbuat dari besi dari ancaman kebakaran. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, water mist banyak diaplikasikan sebagai proteksi ruangan yang di dalamnya memiliki arus listrik, cairan mudah terbakar, dan bahan bakar.

Beda dengan fire sprinkler, alat ini memiliki cara kerja yang lebih efektif dan lebih hemat air. Hal inikarena dalam tekanan yang tinggi, jumlah air yang keluar dari alat ini akan dibatasi. Ukuran tekanan pada water mist system mulai dari 100-1000 psi.

Tekanan yang lebih tinggi pada alat ini akan menghasilkan volume dari spray yang lebih besar. Di samping itu, bulir air yang dikeluarkan umumnya berukuran 50 hingga 200 mikron. Dalam mendapatkan suplai air, alat ini memanfaatkan sistem pipa. Dengan penempatan banyak alat penyemprot ini diharapkan bisa berefek ke turunnya sebagian polusi udara Jakarta, tentu bukan dalam jangka waktu pendek.

Metode water mist mempunyai dampak langsung dan tak langsung. "Dampak langsungnya tentu pengurangan polutan pada radius yang dekat, misalnya 50 meter," kata Perekayasa Ahli Utama BMKG, Tri Handoko Seto,dalam bincang melalui kanal JakTV. 

Begitu polutan berkurang pada radius dekat, bisa saja tempat yang rapat atau yang tidak terdampak langsung oleh, akan mengisi dan bergeser, lalu polutan bisa berkurang. "Dan itu dampaknya diharapkan dapat merata," katanya.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I EIBEN HEIZAR I  AISYAH AMIRA WAKANG i  ANNISA FEBIOLA

Pilihan Editor: DKI Tambah 9 Stasiun Pemantau Kualitas Udara, Pengusaha Diminta Beli Water Mist

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

22 jam lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

Hujan ekstrem ditemukan di antara cuaca hujan di Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.


Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

1 hari lalu

Banjir melanda Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2024. ANTARA/HO-BPBD DKI
Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

Cuaca hari-hari hujan disertai angin kencang dan petir diprediksi bisa bertahan sampai dasarian pertama Oktober.


Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

1 hari lalu

Warga melihat Kapal Pinisi yang ditarik ke laut saat prosesi peluncuran perahu (annyorong lopi) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 11 Desember 2023. Pemerintah Kota Makassar meresmikan dua unit Kapal Pinisi yang dibuat dengan anggaran Rp7,99 miliar sebagai media atraksi wisata dan budaya serta edukasi sejarah dan menjadi salah satu program prioritas pemerintah setempat dalam memajukan sektor pariwisata di daerah itu. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.


Konsistensi Pj. Gubernur Heru: Keberlangsungan KJP dan KJMU serta Penambahan Anggaran

1 hari lalu

Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat berkunjung ke SMP Negeri 188 Jakarta Timur, pada 21 Juli 2024. Dok. Pemprov DKI Jakarta
Konsistensi Pj. Gubernur Heru: Keberlangsungan KJP dan KJMU serta Penambahan Anggaran

Pendaftaran KJP dan KJMU Tahap II Tahun 2024 masih berlangsung. Pj. Gubernur Heru tidak pernah berniat menghentikan bantuan untuk siswa. Bahkan ia menambah anggaran sebesar 200 miliar rupiah.


Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

1 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

Peneliti Ahli Madya BRIN mengatakan, usia rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah usia dewasa, yakni 19 hingga 64 tahun.


Bagaimana Sebaran Hujan di Jabodetabek Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG

1 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Jim Bear
Bagaimana Sebaran Hujan di Jabodetabek Hari Ini? Simak Prediksi Cuaca BMKG

Seperti beberapa hari belakangan, hujan bakal turun lagi di Jabodetabek hari ini. Menurut BMKG, ada yang disertai petir, ada yang sampai tengah malam.


BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

2 hari lalu

Barisan pulau di Raja Ampat, Papua Barat.
BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

BRIN mengusulkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Prosesnya sudah dimulai sejak tahun lalu.


Prediksi Cuaca BMKG: Jabodetabek Bakal Hujan Lagi Hari Ini, Cek Sebarannya

2 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Jim Bear
Prediksi Cuaca BMKG: Jabodetabek Bakal Hujan Lagi Hari Ini, Cek Sebarannya

Hujan diperkirakan kembali turun di wilayah Jabodetabek pada hari ini. Beberapa wilayah hujan lebat disertai petir.


Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

3 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pixabay
Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

Menurut BMKG, potensi hujan yang dapat disertai angin kencang dan petir itu mungkin bertahan dan bahkan meluas hingga pukul 19 WIB nanti.


Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

3 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.