Waste Managed Kampanye Ramah Lingkungan Saat Ajang Euro 2024
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Abdul Manan
Senin, 1 Juli 2024 19:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Waste Managed, perusahaan pengelolaan limbah di Inggris yang diluncurkan pada 2011, melakukan kampanye ramah lingkungan di tengah berlangsung kejuaraan sepakbola Euro 2024.
Sebagai bagian dari kampanye ini, Waste Managed akan menempatkan tempat sampah dengan roda berukuran 240 liter di tengah kota yang jadi tempat penyelenggaraan Euro 2024.
Tempat sampah tersebut akan digunakan untuk beberapa pertandingan penting selama pertandingan perempat final, semi final, dan final Euro 2024. Penyediaan tempat sampah ini untuk mendorong masyarakat membuang sampah mereka secara bertanggung jawab sambil mendukung tim mereka.
Pakar lingkungan dari Waste Managed Steve Traviss, mengatakan, kampanye ini untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong para penggemar sepakbola di kotanya, yakni Newcastle, Inggris, untuk lebih peduli terhadap sampah mereka.
"Dengan kampanye ini, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong para penggemar di kampung halaman kami di Newcastle untuk lebih sadar akan sampah mereka. Tidak hanya saat pertandingan ( di sini), tetapi juga orang-orang yang menonton di seluruh dunia," kata Travis dalam www.sustainability-beat.co.uk. "Ini berarti Geordies (warga setempat) dapat mendukung tim dan lingkungan mereka pada saat yang sama."
Pertandingan sepak bola seperti Liga Champions UEFA, kejuaraan Euro, dan Piala Dunia, menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Rata-rata, pertandingan sepak bola Eropa menghasilkan 0,8 kg sampah per penonton, yang berarti sekitar 4,2 ton per pertandingan.
Di seluruh pertandingan yang diselenggarakan oleh asosiasi sepak bola nasional Eropa, jumlah total sampah yang dihasilkan diperkirakan mencapai 750.000 ton per tahun. Selain sampah, acara semacam ini juga menimbulkan masalah lingkungan lainnya melalui konsumsi energi, air, serta emisi dari perjalanan para pemain, kru dan penontonnya.
Pilihan Editor: RUU dan RPP Terkait Energi Dinilai Tidak Mengakomodir Transisi Energi Berkeadilan