Microsoft Luncurkan Alat Khusus Otomatis Atasi Gangguan Windows, Sasar 8,5 Juta Pengguna

Senin, 22 Juli 2024 20:12 WIB

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 8,5 juta perangkat Windows di seluruh dunia dilaporkan mengalami gangguan berupa blue screen of death (BSOD) atau layar tidak dapat diakses, imbas pembaruan antivirus CrowdStrike yang gagal. Gangguan ini pertama kali dirasakan pada Jumat malam, 19 Juli 2024 lalu. Perlahan-lahan gangguan yang menjangkau seluruh dunia itu mulai berangsur pulih hingga hari ini, Senin.

Merespons gangguan BSOD pada Windows, Microsoft telah melakukan sederet langkah pemulihan, misalnya dengan meluncurkan alat pemulihan khusus yang dirancang untuk mempermudah pengendalian gangguan. Alat ini memungkinkan drive USB Windows untuk di-boot dan membantu pemulihan gangguan secara instans.

Microsoft menilai kalau tidak semua perangkat Windows bisa diperbaiki oleh pengguna usai terkena gangguan BSOD. Maka dari itu entitas ini memutuskan untuk meluncurkan alat khusus yang bisa bekerja secara otomatis. Pengguna tidak perlu lagi melakukan booting secara manual ke Safe Mode untuk menghapus berkas pembaruan CrowdStrike yang bermasalah.

Alat pemulihan ini melakukan booting ke lingkungan Windows PE melalui USB dan mengakses disk komputer yang mengalami gangguan. Nantinya, alat tersebut akan otomatis menghapus berkas CrowdStrike bermasalah dan komputer dapat melakukan booting dengan normal kembali. Namun, alat ini tidak akan bekerja pada disk komputer yang diamankan dengan enkripsi BitLocker. Pengguna harus memasukan kunci pemulihan terlebih dahulu sebelum diperbaiki.

Selain itu, Microsoft juga memiliki langkah-langkah pemulihan terpisah yang tersedia untuk mesin virtual Windows pada Azure. Perusahaan ini juga menyebut telah menerbitkan sederet langkah pemulihan untuk semua perangkat Windows 10 dan Windows 11 di situs blog resminya untuk diikuti pengguna.

Advertising
Advertising

Perlu Langkah Perbaikan Berminggu-minggu

CEO CrowdStrike George Kurtz memperingatkan bahwa mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu sebelum kita melihat pemulihan total, dan banyak organisasi yang masih menghadapi dampak buruknya beberapa hari kemudian. Dia berharap masyarakat untuk tetap waspada terhadap pelaku jahat yang mencoba mengeksploitasi situasi.

Meskipun CrowdStrike telah menerbitkan solusi untuk pemadaman ini, bahayanya tetap ada. Bleeping Computer melaporkan bahwa pelaku kejahatan menyamar sebagai CrowdStrike atau Bank BBVA dan memerintahkan orang untuk memasang malware setidaknya dalam dua kampanye jahat.

Pelaku jahat ini secara keliru mengklaim bahwa perangkat lunak tersebut merupakan pembaruan untuk memperbaiki masalah CrowdStrike, padahal perangkat lunak tersebut akan membajak komputer pengguna atau menghapus data mereka.

Dengan perlahan-lahan mereda, banyak yang bertanya-tanya siapa yang akan menanggung kerugian finansial akibat pemadaman global. Menghitung biaya pemadaman CrowdStrike adalah hal yang sulit pada tahap awal ini, terutama karena sistem masih dalam tahap pemulihan. Namun, para ahli menyatakan bahwa jumlahnya bisa mencapai miliaran dolar.

Apakah klien CrowdStrike dapat mengklaim kompensasi dari perusahaan akan bergantung pada faktor-faktor seperti ketentuan pasti dalam kontrak mereka dan apakah kontrak tersebut dilanggar. Jika hal ini tidak dilakukan, mereka yang terkena dampak mungkin akan mencoba membantah klaim seperti kelalaian.

Apapun yang terjadi, firma hukum Selandia Baru, Russell McVeagh, menganggap tuntutan hukum class action sebagai "kemungkinan nyata" mengingat besarnya skala pemadaman itu. Perusahaan asuransi juga bersiap menghadapi banyaknya klaim mengenai pemadaman CrowdStrike, meskipun keberhasilan penggugat akan bergantung pada jenis pertanggungan yang mereka miliki.

Mengingat pemadaman bukan disebabkan oleh serangan jahat dan tidak menyebabkan kerusakan properti, kemungkinan besar banyak pemadaman yang tidak akan ditanggung. Saham CrowdStrike telah anjlok hampir 22 persen sejak pemadaman pada hari Jumat, menghapus sekitar US$ 16 miliar dari nilai perusahaan. Jika mereka akhirnya harus membayar kompensasi, maka mereka bisa mengalami kerugian yang lebih besar lagi.

Pilihan Editor: Mahasiswi Telkom University Sabet Gelar Juara Asia Young Designer Awards 2024

Berita terkait

GoTo Gandeng Microsoft Tingkatkan Produktivitas dengan GitHub Copilot

5 hari lalu

GoTo Gandeng Microsoft Tingkatkan Produktivitas dengan GitHub Copilot

Sejak Juni 2024, hampir seribu engineer GoTo mulai mengadopsi GitHub Copilot.

Baca Selengkapnya

Deretan Permainan Baru Xbox Game Pass September 2024

6 hari lalu

Deretan Permainan Baru Xbox Game Pass September 2024

Microsoft menambah katalog Xbox Game Pass dengan beberapa game baru pada September 2024

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Punya Keprihatinan Besar Atas AI, Ini Daftar Pernyataannya

11 hari lalu

Paus Fransiskus Punya Keprihatinan Besar Atas AI, Ini Daftar Pernyataannya

Paus Fransiskus telah selama ini terus mengingatkan akan dampak cepat dari teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Baca Selengkapnya

Microsoft Bakal Alihkan Fitur Control Panel jadi Settings, Pengguna Lama Waswas

19 hari lalu

Microsoft Bakal Alihkan Fitur Control Panel jadi Settings, Pengguna Lama Waswas

Menu Control Panel yang melengkapi sistem operasi Windows sejak 1985 perlahan akandigeser oleh Settings.

Baca Selengkapnya

5 Cara Mengatasi Laptop Not Responding dan Penyebabnya

19 hari lalu

5 Cara Mengatasi Laptop Not Responding dan Penyebabnya

Berikut ini 5 cara mengatasi laptop not responding dan faktor penyebabnya. Anda bisa update perangkat hingga restart secara paksa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Google Essentials, Aplikasi Baru Akses Layanan

20 hari lalu

Mengenal Google Essentials, Aplikasi Baru Akses Layanan

Google meluncurkan aplikasi Google Essentials untuk perangkat PC Windows yang mempermudah pengguna mengakses berbagai layanannya

Baca Selengkapnya

Google Tuding Peretas Terkait Iran Targetkan Kampanye Pilpres Biden dan Trump

31 hari lalu

Google Tuding Peretas Terkait Iran Targetkan Kampanye Pilpres Biden dan Trump

Google menuding sebuah kelompok peretasan yang terkait dengan Iran menargetkan kampanye pilpres Trump dan Biden

Baca Selengkapnya

AS Tawarkan Hadiah US$10 Juta untuk Tangkap Kelompok Peretas Iran

37 hari lalu

AS Tawarkan Hadiah US$10 Juta untuk Tangkap Kelompok Peretas Iran

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga US$10 juta untuk informasi tentang 'CyberAv3ngers,' sebuah kelompok peretas dari Iran.

Baca Selengkapnya

Peneliti Microsoft Tuding Peretas Iran Targetkan Pejabat AS sebelum Pilpres

37 hari lalu

Peneliti Microsoft Tuding Peretas Iran Targetkan Pejabat AS sebelum Pilpres

Peneliti Microsoft mengatakan peretas yang terkait dengan pemerintah Iran mencoba membobol akun seorang "pejabat tinggi" dalam kampanye pilpres AS

Baca Selengkapnya

Militer Israel Manfaatkan Amazon Hingga Microsoft untuk Simpan Data Perangnya di Gaza

39 hari lalu

Militer Israel Manfaatkan Amazon Hingga Microsoft untuk Simpan Data Perangnya di Gaza

Amazon Web Services dilaporkan menawarkan militer Israel 'penyimpanan tanpa akhir' untuk informasi intelijen pada hampir 'semua orang' di Gaza

Baca Selengkapnya