Harimau Sumatera Masuk Jerat Babi dan Mati, Luput Dijebak Pakai Kandang

Reporter

Antara

Jumat, 26 Juli 2024 17:05 WIB

Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau Sumatra yang mati terjerat, Kamis 15 Juli 2024. ANTARA/Yusrizal

TEMPO.CO, Lubuk Basung - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang satu kakinya buntung ditemukan mati dengan leher terjerat pada Kamis 25 Juli 2024. Lokasi kematian harimau betina itu dekat kebun warga di Sigaruntang, Nagari (Desa) Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

"Harimau terjerat pada leher sehingga tidak bisa tertolong dan mati," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumatera Barat, Antonius Vevri, di Lubuk Basung.

Dituturkannya, harimau tersebut pertama kali ditemukan warga bernama Simar yang menduga ada babi yang masuk jerat. Saat itu sekitar pukul 15 WIB dan Simar mendapati harimau, bukan babi. Temuan langsung dilaporkan ke warga sekitar. Sedangkan petugas BKSDA menerima laporan berikutnya dari Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua sekitar pukul 16 WIB.

Antonius mengaku langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau, dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi. Mereka sampai di Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan harimau sudah dalam kondisi lemas. "Sekitar pukul 19.00 WIB harimau sudah mati," katanya.

Pada malam itu juga, satwa dilidungi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Hewan Padang untuk dinekropsi guna memastikan sebab kematian selain akibat terjerat.

Belakangan, Antonius mengungkap bahwa harimau nahas itu ternyata individu yang sama yang pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan. Di Baringin, harimau itu sempat terekam kamera jebak milik BKSDA pada April lalu.

Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau sumatera yang mati terjerat, Kamis 25 Juli 2024. ANTARA/Yusrizal.

Dari hasil kamera jebak itu diketahui kondisi kaki depan sebelah kiri harimau itu putus. "Harimau yang mati tersebut juga mengalami cacat pada kaki bagian kiri," katanya.

Adapun kamera jebak dipasang sebagai bagian dari upaya menangani konflik setelah kerbau dan kambing milik warga setempat mati diduga dimangsa harimau. "Kami telah memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin, dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," kata Antonius.

Advertising
Advertising

Masih bagian dari penyelesaian konflik, ia mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas ke kebun pada malam hari serta mengandangkan ternak mereka. "Jangan melakukan aktivitas di kebun pada malam hari," katanya.

Pilihan Editor: BMKG Jelaskan Riwayat Sesar Ciremai yang Kembali Guncang Kuningan 2 Hari Terakhir

Berita terkait

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

2 hari lalu

Polda Sumbar Terus Buru Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Identitas pelaku pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan, sudah mengerucut

Baca Selengkapnya

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

3 hari lalu

Kisah Tragis Nia Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Jasadnya Ditemukan Terkubur Tanpa Busana

Nia gadis penjual gorengan itu hilang selama tiga hari, hingga jasadnya ditemukan terkubur dalam kondisi tanpa buasan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

6 hari lalu

Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

I Nyoman Sukena menjadi terdakwa karena memelihara 4 ekor landak jawa yang termasuk satwa dilindungi

Baca Selengkapnya

Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat

6 hari lalu

Warga Pinggir Hutan Gunung Salak Resah, Jumlah Ternak Diserang Hewan Buas Meningkat

Selain khawatir atas hewan ternaknya, warga kampung di perbatasan hutan Gunung Salak juga cemas keselamatan anggota keluarganya.

Baca Selengkapnya

BKSDA Selidiki Kasus Penjualan Satwa Koleksi Lembaga Konservasi di Madiun

10 hari lalu

BKSDA Selidiki Kasus Penjualan Satwa Koleksi Lembaga Konservasi di Madiun

Dalam investigasinya, BKSDA menemukan ada enam satwa di lembaga konservasi di Madiun yang diduga dijual.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

17 hari lalu

Bea Cukai Soekarno-Hatta dan BKSDA Gagalkan Penyelundupan Primata Langka Sumatera ke Dubai

Bea Cukai Soekarno-Hatta , BKSDA Jakarta dan Balai Karantina menggagalkan upaya penyelundupan primata langka ke Dubai.

Baca Selengkapnya

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

18 hari lalu

Jembatan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Sumbar Ambruk, BPBD: Mitigasi Struktural Juga Sangat Penting

jembatan gantung jalur evakuasi jika terjadi tsunami di Pasaman Barat ambruk mengakibatkan sembilan sepeda motor jatuh terperosok ke sungai.

Baca Selengkapnya

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

18 hari lalu

Dua Polisi di Padang Rampok Mobil Pengantar Uang, Bawa Kabur Rp 5,6 Miliar

Dua polisi dan satu warga sipil di Padang Pariaman melakukan perampokan terhadap mobil pengisian ATM

Baca Selengkapnya

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

25 hari lalu

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

Mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Putusan MK di depan gedung DPRD Sumbar. BEM KM Unand berharap DPR mendengarkan aspirasi rakyat.

Baca Selengkapnya

Ketika Dua Ekor Elang Bondol di NTB Ikut Merdeka Usai Upacara HUT ke-79 RI

29 hari lalu

Ketika Dua Ekor Elang Bondol di NTB Ikut Merdeka Usai Upacara HUT ke-79 RI

BKSDA NTB melepasliarkan dua elang bondol ke alam di tengah momentum HUT ke-79 RI. Sebelumnya elang ini dirawat warga Desa Sembalun Bumbung.

Baca Selengkapnya