Dekat Puncak Kemarau, BMKG Prediksi Hujan Tetap Guyur 19 Wilayah di Indonesia
Reporter
Antara
Editor
Yohanes Paskalis
Sabtu, 27 Juli 2024 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat di 19 wilayah di Indonesia. Peringatan dini itu didasari prakiraan untuk hari ini, Sabtu, 27 Juli 2024, hingga awal bulan depan yang kemungkinan merupakan masa puncak kemarau.
"Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, terjadi di (Indonesia) bagian tengah dan timur," kata Prakirawan BMKG, Syndhy Indah Pratiwi, dilansir dari Antara, Jumat
Wilayah-wilayah rawan hujan sedang hingga lebat, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, hingga Nusa Tenggara Timur. Situasi serupa juga berpotensi melanda Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh Gelombang Ekuator Rosby yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," tutur Indah.
Ada juga faktor pemanasan skala lokal yang mempengaruhi proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer. Menurut Indah, sirkulasi siklonik membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Samudera Pasifik sebelah utara Papua.
BMKG juga memantau daerah konvergensi lainnya di perairan barat Sumatera Utara dan Sulawesi bagian tengah. Adapun zona konfluensi terpantau di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua. Dengan kondisi tersebut, muncul potensi angin kencang di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Selatan, Papua Tengah, sampai Papua Barat.
Meski hujan turun saat kemarau, masyarakat tetap disarankan menghemat pemakaian air, serta menghindari pembukaan lahan dengan membakar. “Terutama di daerah hutan yang bertanah gambut karena mudah terbakar.”
Pilihan Editor: IDI Sebut Judi Online bak Penyakit Menular dan Sedang Ciptakan Pandemi