Hujan Sedang Hingga Lebat Berpotensi Melanda Jabodetabek, BMKG Sebut Beberapa Faktor

Senin, 5 Agustus 2024 16:36 WIB

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dua hari ke depan. Hujan ini diperkirakan bakal dimulai pada siang, sore hingga malam.

Sebagaimana diketahui, Juli-Agustus sudah memasuki puncak musim kemarau dan seharusnya sangat minim curah hujan. Namun menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hujan lebat di kala puncak musim kemarau masih berkemungkinan terjadi akibat dinamika atmosfer.

"Kejadian hujan di musim kemarau merupakan fenomena umum, hal ini dikarenakan kondisi dinamika atmosfer yang sangat dinamis," kata Guswanto saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2024.

Menurut Guswanto, setelah gelombang atau dinamika atmosfer berhasil melewati wilayah Indonesia, maka normalnya intensitas curah hujan akan berangsur-angsur berkurang. "Agustus ini puncak musim kemarau, khususnya di wilayah-wilayah dengan pola hujan monsoonal (satu puncak musim hujan)."

Salah satu dinamika atmosfer yang memicu menimbulkan hujan lebat saat kemarau terjadi, kata Guswanto, imbas aktifnya gelombang Rossby Ekuator, khususnya di wilayah Jawa bagian tengah hingga barat. Gelombang yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan memicu pertumbuhan awan hujan khususnya di Jabodetabek dalam dua hari terakhir.

Advertising
Advertising

Guswanto juga meninjau adanya daerah perlambatan kecepatan angin di Jakarta, Tangerang dan Bekasi dari arah timur dengan kondisi suhu muka laut yang menghangat. Ini menunjukkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air di perairan sekitar Jabodetabek dan memicu terjadinya hujan sedang hingga lebat.

"Hujan sedang hingga lebat di Jabodetabek diprediksi masih dapat berpotensi hingga dua hari ke depan, mulai siang, sore hingga malam. Nilai kelembapan udara di Jabodetabek masih cukup basah >80 persen. Kondisi ini juga turut mendukung terbentuknya awan konvektif," kata Guswanto.

Pilihan Editor: Pakar Pidana Unair Tanggapi Aturan Aborsi untuk Korban Pemerkosaaan

Berita terkait

Gempa M5,6 di Morotai Rusak Puluhan Rumah, Warga Dua Kecamatan Sempat Panik

2 jam lalu

Gempa M5,6 di Morotai Rusak Puluhan Rumah, Warga Dua Kecamatan Sempat Panik

Gempa M5,6 di Pulau Morotai pada Kamis, 19 September 2024, membuat 25 unit rumah warga lokal rusak berat.

Baca Selengkapnya

Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

11 jam lalu

Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

BMKG mendeteksi gempa berkekuatan M5,6 pada Kamis siang, 19 September 2024. Sempat ada satu lindu susulan, namun dipastikan nihil tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

15 jam lalu

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca berawan, begitu pula pada siang dan malam hari.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

18 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

Dalam 12-24 jam ke depan bibit Siklon Tropis 98W berpeluang tinggi menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat.

Baca Selengkapnya

Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

19 jam lalu

Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

Hingga Rabu sore pukul 15.35 WIB, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 24 kali.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Sangsi Ledakan Pager di Lebanon dari Baterai dan Gempa Bandung Raya Runtuhkan Bangunan di Top 3 Tekno

20 jam lalu

Dosen ITB Sangsi Ledakan Pager di Lebanon dari Baterai dan Gempa Bandung Raya Runtuhkan Bangunan di Top 3 Tekno

Topik tentang dosen ITB Adi Indrayanto sangsi baterai sebagai penyebab ledakan massal pager di Lebanon menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,9 Sebabkan 81 Orang di Bandung dan 1 Orang di Garut Terluka, Merusak Total 700 Rumah

1 hari lalu

Gempa M4,9 Sebabkan 81 Orang di Bandung dan 1 Orang di Garut Terluka, Merusak Total 700 Rumah

BMKG mencatat tiga gempa masih bisa dirasakan di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut pasca-gempa M4,9 pada pukul 09.41 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa Guncang Bandung Raya, BNPB: Waspadai Bangunan Runtuh

1 hari lalu

Gempa Guncang Bandung Raya, BNPB: Waspadai Bangunan Runtuh

Gempa membuat sebagian besar masyarakat panik lantaran guncangannya dirasakan cukup kuat dalam durasi 3-5 detik.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

Berdasarkan lokasi pusat gempa, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa diakibatkan oleh aktivitas sesar

Baca Selengkapnya

Catatan Peristiwa Gempa Merusak Sebelumnya dari Sesar Garut Selatan

1 hari lalu

Catatan Peristiwa Gempa Merusak Sebelumnya dari Sesar Garut Selatan

Gempa terkini dikoreksi dari info sebelumnya M5,0. Pernyataan semacam 'kerasa banget' atau 'lumayan kenceng' diungkap warganet di akun X BMKG.

Baca Selengkapnya