Iklan Susu Formula Dilarang Demi ASI Eksklusif, Pakar Unair Minta Produsen Diawasi

Sabtu, 10 Agustus 2024 09:30 WIB

Ilustrasi menyusui. Pexels/William Fortunato

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Ernawaty, mengatakan kebijakan soal larangan promosi susu formula masih harus diawasi secara ketat. “Tantangan dalam implementasi masih ada,” ucapnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Agustus 2024.

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, regulator belakangan melarang iklan untuk pemasaran susu formula iklan. Pasal 33 aturan baru ini berbunyi “Produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau produk pengganti air susu ibu (ASI) lainnya dilarang melakukan kegiatan yang dapat menghambat pemberian air susu ibu eksklusif.” Produsen juga dilarang memberikan diskon atau potongan harga kepada konsumen.

Erna, sapaan akrab Ernawaty, optimistis penerbitan PP Nomor 28 Tahun 2024 bisa mengurangi dominasi susu formula di pasar yang dianggap mengganggu keputusan para ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Untuk kebutuhan pemasaran selama ini, kata Erna, produsen susu formula cenderung memberikan persepsi bahwa susu formula adalah alternatif setara ASI.

Masalahnya, menurut dia, produsen susu formula masih mencari cara lain untuk mempromosikan produknya secara tidak langsung, misalnya lewat pemengaruh maupun lewat aplikasi digital. “Pengawasan perlu diperketat. Pemerintah harus siap menghadapi kemungkinan pelanggaran kebijakan ini,” tutur dia,

Menurut Erna, larangan itu cocok untuk mendukung program pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Kebijakan anyar ini juga sudah disesuaikan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebelumnya menerbitkan kode internasional ihwal larangan promosi produk pengganti ASI, termasuk susu formula.

Advertising
Advertising

Dia juga menekankan soal pentingnya edukasi terhadap masyarakat mengenai pemberian ASI eksklusif. “Tanpa edukasi yang memadai, kebijakan ini mungkin tidak akan mencapai tujuannya secara maksimal,” kata dia.

Erna merekomendasikan pengembangan program yang mendukung ibu menyusui. Bentuknya bisa fisik dan non fisik, contohnya berupa penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja dan ruang publik, atau bisa juga berupa perluasan informasi terkait manfaat ASI.

Pilihan Editor: BMKG Kembangkan Kemampuan Peringatan Dini Tsunami yang Bukan Dipicu Gempa

Berita terkait

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

9 jam lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza

Baca Selengkapnya

Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

16 jam lalu

Khusus Mahasiswa Ilmu Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi di FIB Unair

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) putuskan mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa buat skripsi. Apa dasarnya?

Baca Selengkapnya

WHO Setujui Vaksin MPOX Pertama untuk Orang Dewasa

4 hari lalu

WHO Setujui Vaksin MPOX Pertama untuk Orang Dewasa

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan persetujuannya untuk vaksin MVA-BN sebagai vaksin mpox pertama dalam daftar prakualifikasi

Baca Selengkapnya

PBB Umumkan Tahap Pertama Vaksinasi Polio di Gaza Sudah Tuntas

5 hari lalu

PBB Umumkan Tahap Pertama Vaksinasi Polio di Gaza Sudah Tuntas

PBB dan mitra-mitranya telah memberikan vaksinasi polio kepada lebih dari 560.000 anak berusia di bawah 10 tahun di Gaza untuk tahap pertama

Baca Selengkapnya

AHY Lulus Ujian Tertutup untuk Dapatkan Gelar Doktor dari Universitas Airlangga

5 hari lalu

AHY Lulus Ujian Tertutup untuk Dapatkan Gelar Doktor dari Universitas Airlangga

Dalam ujian yang berlangsung selama tiga jam tersebut, AHY mendapatkan nilai A.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

6 hari lalu

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

Kementerian Kesehatan menyebut WHO telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Mpox. Sejumlah studi terbaru juga telah menguji efikasinya.

Baca Selengkapnya

Cegah Penularan Mpox di Indonesia, Apa yang Dilakukan Kemenkes?

7 hari lalu

Cegah Penularan Mpox di Indonesia, Apa yang Dilakukan Kemenkes?

Kemenkes melakukan beberapa kebijakan sebagai langkah pencegahan cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) di Indonesia,

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa FIB Unair Studi di Kanada Setelah Lolos IISMA

9 hari lalu

Cerita Mahasiswa FIB Unair Studi di Kanada Setelah Lolos IISMA

Fina berencana menerapkan ilmu yang ia peroleh dalam penulisan skripsi di Unair.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

9 hari lalu

Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

Ketiga mahasiswa FKG Unair itu mengusung inovasi Implant Placement yang terintegrasi dengan teknologi berupa AI dan AR.

Baca Selengkapnya

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

9 hari lalu

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

Dengan Bio Farma melakukan inisiatif ini, Menkes bilang rumah sakit tinggal beli PET Scan-nya saja.

Baca Selengkapnya