Mengenal Manusia Purba dari Replika Tengkoraknya, Ada yang Sebesar Jeruk Bali

Senin, 12 Agustus 2024 13:46 WIB

Replika tengkorak manusia purba di Indonesia Research and Innovation atau INARI Expo 2024, Cibinong, Bogor, 8-11 Agustus. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 29 artefak dari tengkorak manusia purba sampai manuskrip turut hadir dalam pameran riset tahunan terbesar di Tanah Air, Indonesia Research and Innovation atau INARI Expo 2024. Pameran digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Bogor, pada Kamis hingga Ahad lalu, 8-11 Agustus 2024.

Di antara artefak itu adalah replika tengkorak Homo Erectus Sangiran 17 dan Homo Floresiensis. Pengunjung bisa memegangnya untuk kepentingan edukasi atau pengetahuan.

Fosil Homo Erectus Sangiran 17 ditemukan di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, dan biasa disebut peneliti dengan S17. Ini satu-satunya tengkorak Homo Erectus di Asia yang lengkap, menunjukkan tulang wajah dan tengkorak belakangnya. Tengkorak S17 ini pula yang sering dijumpai di buku-buku sejarah di sekolah.

Manusia purba S17 adalah contoh Homo Erectus yang hidup di Pulau Jawa sekitar 700-800 ribu tahun yang lalu. Saat itu lingkungan Sangiran telah berubah menjadi dataran sabana dengan jalinan sungai-sungai yang saling menganyam. Mereka mampu mencapai daratan kepulauan Indonesia saat terjadi pendangkalan laut global pada masa Pleistosen.

Adapun manusia purba Homo Floresiensis termasuk penemuan yang masih diperdebatkan oleh para ahli hingga saat ini. Perdebatan mengenai status taksonominya dalam rumpun besar manusia purba di dunia.

Advertising
Advertising

Diperkirakan, Homo Floresiensis hidup antara 100 hingga 60 ribu tahun yang lalu. Ukuran tengkorak, lewat replikanya, terlihat sangat kecil untuk golongan manusia purba. Tertera keterangan kapasitas rongga otak sebesar 417 cc. Ukuran tengkorak manusia kerdil dari Liang Bua Flores ini hanya sebesar buah jeruk bali.

Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Arkeometri BRIN, Mohammad Ruly Fauzi, mengatakan seluruh artefak yang dihadirkan berasal dari berbagai museum dan tempat penyimpanan BRIN. "Setiap artefak ada yang direplika, tujuannya supaya bisa tetap menjaga yang asli dengan menjaganya tidak disentuh atau rusak," kata Ruly di lokasi pameran.

Khusus untuk tengkorak manusia purba, kata Ruly, hingga kini masih dimanfaatkan untuk penelitian ihwal keberadaan dan ciri khas masa lalu. Walaupun sudah ditemukan hipotesa awal akan jenis tengkorak itu namun, menurut dia, BRIN sebagai lembaga penelitian masih tetap dan perlu untuk terus menemukan inovasi dari penemuannya.

"Tengkorak yang asli masih tersimpan, misalnya di BRIN Pejaten, Museum Geologi Bandung," katanya sambil menambahkan, "Hingga kini masih diteliti, perawatan yang aslinya juga masih terus dilakukan, misalnya dengan konservasi dan konsolidan untuk menguatkan strukturnya."

Pilihan Editor: Apa Itu Air Quality Index yang Disebut Jokowi Angkanya 6 untuk IKN?

Berita terkait

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

3 jam lalu

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi bela Kaesang soal dugaan gratifikasi jet pribadi. Kenapa ia bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Baca Selengkapnya

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

9 jam lalu

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

10 jam lalu

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

Di sisi lain, Siklon Tropis Soulik sebabkan pola konfluensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau yang dapat tingkatkan cuaca hujan.

Baca Selengkapnya

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

21 jam lalu

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.

Baca Selengkapnya

Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

1 hari lalu

Artefak dari Perunggu yang Dicuri Lebih dari 40 Tahun Dikembalikan ke Turki

Artefak itu adalah sebuah kline perunggu yakni sebuah sofa persegi panjang yang digunakan di Yunani dan Romawi kuno pada tahun 530 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

1 hari lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

3 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

3 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya