Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Rabu, 21 Agustus 2024 13:49 WIB

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)

TEMPO.CO, Bandung - Acara Kunjungan Malam di Observatorium Bosscha yang dikelola Institut Teknologi Bandung (ITB) akan berakhir Agustus 2024 setelah dibuka pada Juni lalu. Namun begitu publik masih berkesempatan datang lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.

Koordinator Kegiatan Publik di Divisi Pendidikan dan Penjangkauan Publik yang juga peneliti di Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty, mengatakan program Kunjungan Malam pertama kali digelar kembali setelah berhenti tiga tahun. “Dapat dikatakan tahun ini sebagai program introduksi kembali kunjungan malam kepada masyarakat,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa 20 Agustus 2024.

Terbatasnya waktu Kunjungan Malam, menurut Yatny, juga terkait dengan waktu musim kemarau yang biasanya berlangsung sekitar Juni hingga Agustus. Pada musim kemarau, langit khususnya malam hari berpotensi tinggi dalam keadaan cerah. Kondisi itu sangat dibutuhkan untuk mengamati langit. Untuk pengamatan Agustus 2024, pendaftaran dilakukan pada awal bulan dan kini sudah ditutup.

Kesempatan lain bagi publik ke Observatorium Bosscha, yaitu lewat Kunjungan Sekolah. Program itu terbuka bagi peserta didik prasekolah hingga mahasiswa yang ingin memperluas pengetahuan tentang alam semesta dan menginspirasi minat dalam ilmu pengetahuan.

Pengunjung akan diajak ke Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, mengamati matahari dengan aman jika cuaca memungkinkan, dan mengikuti sesi interaktif dengan edukator mengenai materi astronomi atau kegiatan prakarya dengan topik spesifik. Waktu kunjungan terbatas pada Selasa dan Kamis. Adapun durasi kunjungan ditetapkan maksimal selama dua jam atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan pihak sekolah.

Advertising
Advertising

Selain itu ada program Kunjungan Siang Berpemandu yang ditujukan bagi individu dan keluarga. Waktunya hanya tersedia pada Sabtu dengan tanggal yang telah ditentukan. Pengelola menyiapkan dua sesi pada setiap kunjungan dengan jumlah pengunjung per sesi maksimal 60 orang.

Wakil Kepala Observatorium Bosscha Bidang Kegiatan Eksternal, Dhani Herdiwijaya mengatakan, saat kunjungan siang hari peserta bisa melakukan pengamatan matahari dan melihat fasilitas di Observatorium Bosscha. Berdurasi selama 60-90 menit, peserta akan diajak mengunjungi Gedung Teleskop Zeiss dan melihat pameran astronomi tematik. Program ini akan menghadirkan astronom profesional yang siap menjawab dan berdiskusi dengan peserta.

Pilihan Editor: Info Terkini Gempa Dangkal M4,9 Guncang Kalimantan Utara, Terasa di Tanjung Selor dan Berau

Berita terkait

Musim Pancaroba Bisa Berdampak ke Kondisi Mental dan Emosional

18 jam lalu

Musim Pancaroba Bisa Berdampak ke Kondisi Mental dan Emosional

Bagi sebagian orang, musim pancaroba dapat mengganggu dan memicu perasaan cemas. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan rutinitas.

Baca Selengkapnya

Peneliti ITB Pakai Olahan Getah Pinus dan Sawit untuk Marka Jalan Tol, Begini Tampilannya

4 hari lalu

Peneliti ITB Pakai Olahan Getah Pinus dan Sawit untuk Marka Jalan Tol, Begini Tampilannya

ITB dan sejumlah entitas menjajal pemakaian bahan dari getah pinus gondorukem dan gliserol untuk marka garis jalan tol.

Baca Selengkapnya

Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

4 hari lalu

Diskusi INDEF Soroti Subsidi Tiket KRL Berbasis NIK: Kelas Menengah Semakin Terpuruk, Bisa Turun Kelas

Wacana Subsidi tiket KRL berbasis NIK mengemuka usai Menhub Budi Karya. Diskusi INDEF bahas dalam diskusi Kelas Menengah Turun Kelas.

Baca Selengkapnya

Kapan Musim Hujan 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

5 hari lalu

Kapan Musim Hujan 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

Beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai mengalami musim hujan. Berikut ini prediksi musim hujan pada 2024 di Indonesia menurut BMKG.

Baca Selengkapnya

5 Barang-barang Penting yang Harus Disiapkan Saat Perjalanan Jauh di Musim Kemarau

7 hari lalu

5 Barang-barang Penting yang Harus Disiapkan Saat Perjalanan Jauh di Musim Kemarau

Musim kemarau menjadi hal yang dikhawatirkan. Mulai dari dampak sosial hingga kesehatannya. Seperti suhu udara yang tinggi dan udara yang kering

Baca Selengkapnya

ITB Berlakukan Kurikulum Baru, Mahasiswa Merdeka Memilih Mata Kuliah

8 hari lalu

ITB Berlakukan Kurikulum Baru, Mahasiswa Merdeka Memilih Mata Kuliah

Mulai tahun ini, mahasiswa ITB dapat mengambil satuan pelajaran di luar dari bidang studi yang sedang ditempuh.

Baca Selengkapnya

Waspada Bagi yang Alergi Debu Karena September Puncak Kemarau, Ini Cara yang Bisa Dilakukan

8 hari lalu

Waspada Bagi yang Alergi Debu Karena September Puncak Kemarau, Ini Cara yang Bisa Dilakukan

Bagi Anda yang memiliki alergi debu, musim kemarau ini mungkin terasa lebih berat. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguranginya.

Baca Selengkapnya

Karhutla Meluas di Kepulauan Bangka Belitung, Apa Pemicunya?

8 hari lalu

Karhutla Meluas di Kepulauan Bangka Belitung, Apa Pemicunya?

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meluas di Kepulauan Bangka Belitung. Musim kemarau bukan satu-satunya penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Panitia Pemilihan Rektor UI Umumkan Tujuh Calon, Ada yang dari ITB

11 hari lalu

Panitia Pemilihan Rektor UI Umumkan Tujuh Calon, Ada yang dari ITB

Pansus pemilihan rektor UI mengumumkan tujuh calon yang lolos tahap penyaringan. Salah satu calonnya berasal dari ITB.

Baca Selengkapnya

Wacana Tiket KRL Berbasis NIK, Pakar TransportasI ITB Usulkan Gerbong Berkelas atau Voucher Subsidi

11 hari lalu

Wacana Tiket KRL Berbasis NIK, Pakar TransportasI ITB Usulkan Gerbong Berkelas atau Voucher Subsidi

Penggunaan NIK untuk penumpang berpotensi menurunkan jumlah pengguna KRL.

Baca Selengkapnya