Soal Pembangunan PLTN, Greenpeace Ingatkan Risiko, Kesiapan SDM dan Teknologinya

Jumat, 23 Agustus 2024 13:36 WIB

Video mapping bertuliskan 'Peace Now' disorotkan ke salah satu gedung di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat, 3 November 2023. Aksi yang digelar oleh Greenpeace Indonesia menampilkan video mapping sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam menghadapi konflik dengan Israel. Pesan itu berisi ajakan perdamaian serta mendesak genosida yang terjadi di Jalur Gaza. Konflik Israel dan Hamas yang meletus sejak 7 Oktober 2023 telah memasuki hari ke-28 pada Jumat (3/11). Menurut Aljazeera, lebih dari 9.000 orang meninggal dunia di Jalur Gaza akibat serangan Israel. Sementara, 3.760 orang korban di antaranya adalah anak-anak dan 2.326 orang perempuan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) perdana pada 2032 mendatang. Greenpeace Indonesia mengingatkan risiko PLTN terhadap masyarakat, termasuk kasus ledakannya di masa lalu, yang itu masih menjadi momok untuk pengembangannya di Indonesia.

"Pemerintah melindungi data saja mengalami kegagalan terus-menerus. Apalagi membangun sebuah PLTN yang membutuhkan teknologi, mentalitas dan disiplin yang tinggi dalam menjaga keamanannya," kata juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Didit Wicaksono, saat dihubungi Tempo Rabu, 21 Agustus 2024.

Didit bukan tidak ingin Indonesia menjadi negara maju serta bersaing dalam pengembangan teknologinya. Namun untuk saat ini dia masih skeptis soal kemampuan pemerintah Indonesia dalam menjaga PLTN tetap aman digunakan.

Jika dalih pembangunan PLTN untuk ketahanan energi nasional, menurut Didit, masih banyak alternatif lain yang bisa dikembangkan oleh pemerintah. Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maupun energi terbarukan lainnya.

"Waktu untuk pembangunan nuklir pun lama. Rata-rata menghabiskan waktu 190 bulan atau 15 tahun. Sedangkan kalau untuk mengejar ketertinggalan dan kecukupan energi, mending dibangun PLTS yang paling lama pembangunannya sekitar dua tahun saja," ujar Didit.

Advertising
Advertising

Didit juga melihat potensi pemanfaatan energi angin di wilayah Indonesia bagian timur yang cukup kuat dan berpotensi menjadi sumber energi terbarukan. Pemanfaatan energi angin di sana juga cocok dielaborasi, supaya energi terbarukan yang dihasilkan menjadi lebih banyak.

"Jadi sebenarnya banyak banget potensi yang bisa kita manfaatkan. Makanya saya berpikir, sebanyak itu alternatif energi yang potensial digunakan, kenapa harus berpikir membangun PLTN juga, yang jelas-jelas risiko dan bahayanya lebih tinggi ketimbang energi terbarukan lainnya," kata Didit.

Hadirnya PLTN, kata Didit, juga dapat menambah catatan konflik ruang dan lahan baru di tengah masyarakat. Sebab PLTN diduga bakal menggerus lahan di wilayah baru untuk penambangan bahan bakar nuklir seperti uranium dan thorium.

BRIN Mengklaim SDM dan Teknologi Indonesia Memadai

Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syaiful, mengatakan, pembangunan PLTN bisa dilakukan dengan sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki Indonesia. Periset nuklir di Indonesia sudah berkompeten dalam studi nuklir.

Menurut Syaiful, BRIN saat ini mengelola tiga reaktor nuklir untuk skala riset, yaitu Bandung, Serpong dan Yogyakarta. Walau untuk skala riset, reaktor nuklir itu sudah dimanfaatkan kegunaannya sebagai penunjang industri medis berbasis radioisotop.

Radioisotop, kata Syaiful, dipakai untuk mendiagnosis kanker pada tahap awal sebelum gejala muncul. Termasuk mengidentifikasi jenis kankernya. Radioisotop juga digunakan untuk pencitraan organ dalam yang tidak dapat dilihat dengan mesin x-ray. "Reaktor nuklir saat ini di BRIN juga sudah digunakan untuk bidang kesehatan juga."

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, juga menyatakan kesiapannya menjadikan BRIN sebagai badan pelaksana jika Rancangan Undang Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET) disahkan DPR. BRIN mempunyai teknologi dan para pakar yang ahli dalam memanfaatkan nuklir.

Pilihan Editor: Maraknya Tagar #KawalPutusanMK dan Apa Itu Aktivisme di Media Sosial

Berita terkait

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

12 jam lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

6 hari lalu

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

Greenpeace menilai peraturan ini belum menjangkau pembungkaman terhadap pejuang lingkungan hidup dengan cara kekerasan.

Baca Selengkapnya

Warga Korban Kebakaran Hutan dan Kabut Asap Gugat 3 Perusahaan Terafiliasi Sinar Mas

19 hari lalu

Warga Korban Kebakaran Hutan dan Kabut Asap Gugat 3 Perusahaan Terafiliasi Sinar Mas

Sebanyak 12 orang yang menamakan diri Korban Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Kota Palembang.

Baca Selengkapnya

PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas

21 hari lalu

PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas

Pengembangan PLTS dianggap lebih menjangkau semua lokasi dan kalangan masyarakat, berbeda dengan PLTN yang lebih khusus dan terbatas.

Baca Selengkapnya

Usai Dilantik Jokowi, Bahlil: NU sudah Rampung, Konsesi Tambang Muhammadiyah masih Dicari

29 hari lalu

Usai Dilantik Jokowi, Bahlil: NU sudah Rampung, Konsesi Tambang Muhammadiyah masih Dicari

Presiden Jokowi melantik Bahlil sebagai Menteri ESDM. Bahlil mengatakan konsesi tambang untuk NU sudah rampung, konsesi Muhammadiyah masih dicari.

Baca Selengkapnya

Bahlil Menangis saat Memperkenalkan Rosan Roeslani Sebagai Menteri Investasi

29 hari lalu

Bahlil Menangis saat Memperkenalkan Rosan Roeslani Sebagai Menteri Investasi

Bahlil Lahadalia menangis saat memperkenalkan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi yang baru. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Bahlil Menteri ESDM, Greenpeace: Rawan Konflik Kepentingan dan Permainan Izin Tambang

29 hari lalu

Bahlil Menteri ESDM, Greenpeace: Rawan Konflik Kepentingan dan Permainan Izin Tambang

Presiden Jokowi melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM. Greenpeace menyebut Bahlil rawan konflik kepentingan dan permainan izin tambang.

Baca Selengkapnya

Greenpeace: Memberikan Hak 190 Tahun Perusahaan Berinvestasi di IKN adalah Pengkhianatan

30 hari lalu

Greenpeace: Memberikan Hak 190 Tahun Perusahaan Berinvestasi di IKN adalah Pengkhianatan

Seruan yang disampaikan bertepatan dengan upacara HUT RI di IKN melibatkan sejumlah organisasi.

Baca Selengkapnya

Aktivis dan Warga Kibarkan Panji Perlawanan saat Upacara 17 Agustus di IKN

31 hari lalu

Aktivis dan Warga Kibarkan Panji Perlawanan saat Upacara 17 Agustus di IKN

Aktivis mengibatkan bendera "Indonesia is not for sale, merdeka!" pada upacara 17 agustus di IKN. Bentuk kritik atas HGU 190 tahun.

Baca Selengkapnya

Belasan Aktivis Greenpeace Ditangkap, Kompolnas Minta Klarifikasi dari Polda Kaltim

31 hari lalu

Belasan Aktivis Greenpeace Ditangkap, Kompolnas Minta Klarifikasi dari Polda Kaltim

Kompolnas menilai penangkapan belasan aktivis Greenpeace sebagai pelanggaran terhadap hak berpendapat

Baca Selengkapnya