Tim ITB Sukses Kucurkan Air Bor Langsung Minum di Raja Ampat
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Senin, 14 Oktober 2024 08:11 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen bersama mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menuai sukses perdana di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Mereka mengebor tiga titik air hingga bisa langsung diminum oleh warga tiga kampung di Distrik Misool Barat. “Ini program flagship untuk pertama kali airnya bisa diminum,” kata Asisten Direktur Bidang Pengabdian Masyarakat ITB Deny Willy Junaidy kepada Tempo, Ahad 13 Oktober 2024.
Keberhasilan itu, menurut Deny, karena dana pengabdian masyarakat dari ITB ikut didukung oleh otoritas setempat. Pihak distrik atau setingkat kecamatan memberikan dana Rp 150 juta untuk tiap titik pengeboran air bersih. “Dana desa diinisiatifkan untuk membantu dana ITB,” ujar Deny. Biasanya pengeboran oleh tim ITB di beberapa lokasi pengabdian masyarakat hanya mengandalkan dana dari ITB. Hasilnya pun berupa air baku yang belum bisa langsung diminum.
Tim ITB yang dipimpin Rofiq Iqbal, ikut melibatkan para ahli, seperti Widodo, Arno Adi Kuntoro, dan Mohammad Farid. Mereka berasal dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan dan Teknik Geofisika. Mereka tinggal di lokasi selama tiga bulan.
Ketiga kampung di Distrik Misool Barat, yang masing-masing dihuni sekitar 40 keluarga itu, terpencar di tiga pulau kecil yang berdekatan. Tim ITB membawa peralatan bor seberat 11 ton yang beberapa kali harus dibongkar muat selama perjalanan dari Bandung hingga ke lokasi lewat jalur darat dan laut. Peralatan yang disiapkan bisa untuk mengebor hingga kedalaman 100 meter.
Sebelumnya pengeboran di kampung itu oleh kontraktor, gagal mendapatkan air bersih. Pengeboran airnya hanya sekitar 20 meter dan yang keluar air payau sehingga tidak layak dikonsumsi. Sedangkan tim ITB mengebor sampai kedalaman 30-40 meter hingga menghasilkan air bersih dan bisa langsung diminum. “Kita sudah uji airnya pakai alat ukur PH meter, keasamaan, salinitas,” ujar Deny.
Selain itu, tim ITB juga memasang alat IGW ultrafiltrasi air siap minum karya I Gede Wenten seharga Rp 15 juta. Teknologi ultrafiltrasi air siap minum ini merupakan metode pemurnian air berbasis membran ultrafiltrasi yang dilengkapi agen antibakteri. Teknologi ini efektif dalam menyaring zat besi, koloid, dan partikel-partikel penyebab kekeruhan, sambil tetap menjaga kandungan mineral penting di dalam air.
Pada Kamis, 10 Oktober 2024, warga Kampung Gamta, Kampung Magey, dan Kampung Kapatcol di Distrik Misool Barat merayakan keberhasilan mendapatkan sumber air bersih dan siap minum. Ratusan warga ikut acara perayaan di lapangan SD Negeri 18 Gamta dengan penyambutan tarian khas dari kepulauan Misool dan juga minum air bersama.
Selanjutnya, tim ITB bergerak ke lokasi baru di Raja Ampat dan Merauke dengan misi yang sama. Dari Tanah Papua, mereka akan melanjutkan pengeboran air bersih dengan target siap diminum di Nusa Tenggara Timur sebanyak tujuh lokasi. Dengan taksiran kedalaman hingga 50 meter, kata Deny, pengeboran air bersih baru akan selesai pada akhir Desember 2024.
Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Jakarta, Fitur Baru WhatsApp, dan Gempa Banda Aceh di Top 3 Tekno