Tanggalkan Gigi Palsu Anda

Reporter

Editor

Jumat, 6 November 2009 00:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -

Solusi untuk terapi pengganti organ tubuh yang rusak.

TOKYO -- Gigi tak hanya berguna untuk memotong, merobek, dan menggiling makanan sebelum masuk ke lambung. Barisan tulang itu juga berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia. Gigi yang tumbuh tak teratur dan tak terawat dapat memicu sakit kepala bahkan penyakit jantung.

Penyakit, kecelakaan, penuaan, dan caries dapat membuat seseorang kehilangan organ penting yang kerap disepelekan itu. Para dokter sebenarnya telah mengembangkan terapi, seperti bridge (gigi palsu yang dipasang dengan bantuan semacam "jembatan" dengan gigi di sebelahnya) dan implant. Terapi ini dilakukan untuk mencegah pergerakan gigi-gigi lain di sebelahnya yang menyebabkan susunan gigi menjadi renggang serta mendukung fungsi gigi. Sayangnya, betapapun canggihnya, gigi-gigi pengganti itu tetap cuma gigi palsu.

Namun, sekelompok ilmuwan Jepang berhasil menumbuhkan gigi baru setara dengan aslinya.
Entah gigi seri, taring, atau graham yang tanggal sebelum waktunya, semua itu bisa diganti dengan gigi baru yang fungsional, bukan sekadar estetika. Tim tersebut mengembangkan teknologi untuk merekayasa sel punca tumbuh menjadi gigi baru.

Dalam studinya, mereka mengembangkan "benih gigi" hasil rekayasa hayati, mirip sebuah paket benih berisi semua sel dan instruksi yang diperlukan untuk membentuk sebuah gigi. "Benih" itu kemudian ditanamkan ke tulang rahang seekor tikus. Sebelum eksperimen dilakukan, mereka lebih dulu mencabut gigi graham pertama bagian atas dari tikus berumur lima pekan itu.

Untuk membuat pertumbuhan gigi baru tersebut lebih mudah terlihat, mereka menyisipkan protein fluorescent hijau yang berkilau bila terkena sinar ultraviolet.

Hanya dalam tiga pekan, tunas "benih gigi" itu tumbuh membentuk gigi baru, mengisi celah kosong yang ditinggalkan gigi lama. "Benih" itu membentuk gigi utuh, lengkap dengan semua strukturnya termasuk email dan pembuluh darah.

Tim yang diketuai Takashi Tsuji dari Tokyo University tersebut menemukan bahwa "benih" itu mampu tumbuh menjadi gigi pengganti, bahkan memiliki sensitivitas dan kekuatan yang sama dengan gigi tikus normal.

Tes menunjukkan bahwa gigi rekayasa tersebut berfungsi sepenuhnya. Hormon dalam tubuh binatang pengerat itu pun bereaksi terhadap organ transplantasi tersebut dan membantu gigi itu untuk tumbuh. Selain sama keras dengan gigi alami tetangganya, gigi hasil rekayasa ini memiliki saraf yang bisa merespons rasa nyeri. "Tingkat kekerasannya sebanding dengan gigi normal, memungkinkan gigi digunakan untuk mengunyah secara normal," kata Tsuji. "Serat saraf juga dapat tumbuh di dalamnya dan merespons stimulasi nyeri, sebuah mekanisme perlindungan penting bagi gigi."
`
Terobosan baru dalam kedokteran gigi ini adalah langkah penting menuju rekayasa hayati organ tubuh yang berfungsi sepenuhnya. Tim ilmuwan Tokyo University itu percaya teknik baru ini dapat membantu memuluskan jalan untuk menumbuhkan organ baru di dalam tubuh.

"Studi ini mendemonstrasikan sebuah teknik yang dapat merintis pengembangan organ pengganti lainnya lewat rekayasa hayati," kata Tsuji. "Teknik ini amat potensial sebagai titik awal kemampuan untuk menumbuhkan sel punca atau sel benih menjadi organ baru hasil rekayasa hayati yang benar-benar berfungsi di dalam tubuh."

Teknologi ini sebenarnya telah digunakan untuk mengembangkan jaringan terbatas yang dapat ditransplantasikan ke binatang. Tetapi eksperimen baru ini berhasil menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa organ tiga dimensi baru tumbuh dalam tubuh organisme hidup hanya dari beberapa sel. "Tujuan utama terapi regeneratif ini adalah mengembangkan organ-organ hasil rekayasa hayati fungsional yang dapat bekerja sama dengan jaringan di sekitarnya untuk menggantikan organ yang hilang atau rusak karena penyakit, cedera, atau penuaan," kata Tsuji.

TJANDRA DEWI | PNAS | TIMESONLINE | TSUJI-LAB |GUARDIAN

Berita terkait

Musisi Jazz Meriahkan Pembukaan Ecodome

13 November 2017

Musisi Jazz Meriahkan Pembukaan Ecodome

Ecodome menjadi model Kebun Raya Bogor sebagai pendidikan lingkungan melalui sentuhan teknologi.

Baca Selengkapnya

Kenapa Nyamuk Malaria Suka Menggigit Pasien Malaria?

11 Februari 2017

Kenapa Nyamuk Malaria Suka Menggigit Pasien Malaria?

Nyamuk malaria cenderung lebih tertarik menghisap darah penderita malaria.

Baca Selengkapnya

Unsur Kimia Baru Ditemukan di Mars, Beri Harapan Besar

21 Desember 2016

Unsur Kimia Baru Ditemukan di Mars, Beri Harapan Besar

NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, menemukan boronunsur kimia dengan lambang B dan nomor atom 5 dalam tabel periodikdi permukaan Mars.

Baca Selengkapnya

Berlomba Eksplorasi Luar Angkasa, Berburu Harta Karun?

20 Desember 2016

Berlomba Eksplorasi Luar Angkasa, Berburu Harta Karun?

Kompetisi berburu sumber daya alam di luar angkasa kini semakin ramai.

Baca Selengkapnya

Ini Saklar Ajaib Anti-Kekeringan untuk Tanaman

3 Februari 2016

Ini Saklar Ajaib Anti-Kekeringan untuk Tanaman

Sangat berguna untuk membantu tanaman tetap tumbuh saat musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Inovasi Kantong Plastik Unpad Dipamerkan ke Inggris  

22 Desember 2015

Inovasi Kantong Plastik Unpad Dipamerkan ke Inggris  

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran mengenalkan inovasi kantong plastik untuk pertanian (polybag) berbahan eceng gondok.

Baca Selengkapnya

LIPI Gaet Anak Muda Meneliti Bioteknologi

18 November 2015

LIPI Gaet Anak Muda Meneliti Bioteknologi

Melalui acara open house, LIPI ingin mendorong animo masyarakat
pada teknologi rekayasa genetika.

Baca Selengkapnya

Printer 3D Bisa Cetak Hidung Buatan Hanya dalam 16 Menit

6 November 2015

Printer 3D Bisa Cetak Hidung Buatan Hanya dalam 16 Menit

Teknik cetak hidung ini bergantung pada bioprinting-tulang rawan hasil cetak 3D dari kultur sel pasien.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Genetik Bikin Tomat Setara 50 Botol Anggur  

4 November 2015

Rekayasa Genetik Bikin Tomat Setara 50 Botol Anggur  

Berkat rekayasa genetik, kandungan senyawa resveratrol dalam tomat dapat setara dengan 50 botol anggur merah.

Baca Selengkapnya

Alat Ini Bikin Manusia Seperti Spiderman

21 Oktober 2015

Alat Ini Bikin Manusia Seperti Spiderman

Membantu untuk berjalan di dinding.

Baca Selengkapnya