Perburuan Badak Meningkat

Reporter

Editor

Jumat, 4 Desember 2009 18:18 WIB

TEMPO Interaktif, London - Populasi badak di seluruh dunia kian menyusut. Perburuan mamalia bercula itu semakin meningkat, menurut laporan terbaru organisasi lingkungan TRAFFIC dan International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

Perburuan dan perdagangan illegal binatang langka itu didorong oleh tingginya permintaan terhadap cula dari sejumlah negara Asia. Laporan itu menyebutkan, perdagangan itu diperburuk oleh semakin canggihnya para pemburu illegal, yang kini menggunakan obat, racun, busur crossbow, dan senapan berkaliber tinggi untuk membunuh badak.

Data baru itu menunjukkan bahwa mayoritas perburuan illegal di Afrika, yang mencapai 95 persen, terjadi di Zimbabwe dan Afrika Selatan. “Kedua negara ini secara bersama-sama membentuk episentrum krisis perburuan illegal yang tak dapat dihentikan di Afrika Selatan,” kata Tom Milliken dari TRAFFIC.

Laporan, yang diajukan kepada Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) sebelum pertemuan Conference of the Parties ke-15 (CoP15) Maret mendatang itu, mendokumentasikan penurunan efektivitas penegakan hukum dan melonjaknya intensitas perburuan illegal di Afrika. Situasi di Zimbabwa amat serius karena jumlah badaknya kini menurun dan hanya tiga persen dari kasus perburuan badak yang dijatuhi hukuman di Zimbabwe.

Meski berbagai tindakan telah diterapka, perburuan dan perdagangan cula badak terus meningkat. “Aksi bersama pada tingkat tinggi amat diperlukan untuk menghentikan krisis global perburuan badak yang merajalela ini,” kata Amanda Nickson, Direktur Program Spesies di WWF International. “Kami meminta negara-negara yang prihatin terhadap masalah ini untuk datang ke COP 15 dengan tindakan spesifik untuk memperlihatkan komitmen mereka menghentikan perburuan illegal dan melindungi badak di alam.”

Selain menyoroti jumlah badak yang rendah dan terus menurun, laporan itu juga mencermati status populasi badak Jawa dan Sumatra di Malaysia, Indonesia dan Vietnam yang tidak pasti. “Negara-negara yang dihuni badak Sumatra dan Jawa harus meningkatkan upaya untuk menaksir status terkini populasi badak mereka, untuk memperkuat upaya penegakan hukum di lapangan serta mencegah alih fungsi lahan di habitat badak, dan memperbaiki manajemen biologis bagi populasi yang ada untuk menjamin peningkatan jumlah badak Jawa dan Sumatra,” kata Dr. Bibhab Kumar Talukdar, kepala IUCN/SSC Asian Rhino Specialist Group.

TJANDRA | SCIENCEDAILY | WWF

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

10 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

27 Februari 2024

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.

Baca Selengkapnya

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.

Baca Selengkapnya

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."

Baca Selengkapnya

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.

Baca Selengkapnya