Burung Pertama Terbang dari Pohon, Bukan Tanah  

Reporter

Editor

Rabu, 27 Januari 2010 21:35 WIB

Microraptor gui, nenek moyang burung modern

TEMPO Interaktif, Gainesville -Sejak dulu para ilmuwan memperdebatkan, apakah burung yang pertama terbang berasal dari unggas yang tinggal di tanah atau berdiam di atas pohon. Namun sebuah studi terbaru terhadap dinosaurus berkaki empat, Microraptor gui, menyeimbangkan batas antara dinosaurus dan burung dengan menunjukkan bahwa gagasan arboreal atau hidup di atas pohon mungkin yang paling tepat.

Microraptor, yang hidup sekitar 120 juta tahun lampau, diperkirakan merupakan leluhur burung modern. Binatang itu memiliki bulu mirip burung yang tampaknya dipergunakan untuk terbang, namun berkepala mirip dinosaurus dengan sisik dan gigi tajam.

Salah satu fitur paling membingungkan adalah kaki belakangnya, yang ditumbuhi bulu-bulu sepanjang 18 sentimeter. Beberapa ilmuwan menduga binatang itu menggunakan kakinya untuk berjalan, namun David Alexander, Ketua Tim Studi dari University of Kansas, Amerika Serikat, mengatakan bulu-bulu tersebut tak memungkinkan Microraptor berjalan. "Dengan bulu terbang sebesar itu di kakinya, saya tak dapat membayangkan bagaimana dia dapat bermanuver di tanah, karena bulu itu akan menghalangi gerakannya," kata Alexander.

Bersama rekannya, satu timnya dari University of Kansas dan Northeastern University di Cina, Alexander bermaksud memecahkan misteri apakah Microraptor menggunakan kaki belakangnya untuk terbang atau berjalan. Mereka membuat replika tiga dimensi binatang itu dari plastik. Replika itu dibuat berdasarkan cetakan tulang kerangka Microraptor dan salinan bulu yang telah diawetkan dari spesimen di museum Cina.

Mereka menguji pergerakan model itu dan menemukan bahwa pinggulnya berotasi dalam cara yang memungkinkannya meregangkan kaki belakangnya ke samping untuk terbang. "Kontroversinya terletak pada apakah binatang itu tak dapat meregangkan kaki belakangnya untuk meluncur," kata David Burnham, anggota tim dari University of Kansas. "Tapi kami dapat menyambungkan tulang-tulang pada rongga pinggul untuk memperlihatkan bahwa mereka bisa terbang."

Advertising
Advertising

Alexander menyatakan, tes itu meyakinkan dirinya bahwa binatang itu tak mungkin berlari di tanah, tapi dia bisa terbang. "Dia mungkin hanya turun ke tanah dalam keadaan darurat," kata Alexander. "Saya tak tahu apakah semua orang juga punya keyakinan sama. Tapi, bagi saya, bukti itu amat kuat."

TJANDRA l LIVESCIENCE

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

13 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

32 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

34 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

37 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

38 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

38 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

55 hari lalu

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya