Material Antibasah Ala Laba-Laba  

Reporter

Editor

Kamis, 4 Maret 2010 17:03 WIB

SKYNEWS
TEMPO Interaktif, Gainesville - Para ilmuwan menciptakan permukaan datar yang meniru rambut tubuh laba-laba yang tidak bisa basah. Material itu juga mempunyai fungsi membersihkan sendiri permukaannya karena air akan membilas semua kotoran ketika mengalir.

Kelebihan tersebut membuat material ini cocok untuk mengemas makanan, jendela, atau sel surya yang harus selalu bersih agar dapat mengumpulkan sinar matahari, kata para ilmuwan. Kelak para perancang kapal dapat melapisi kerangka kapalnya dengan material baru itu, membuat kapalnya melesat lebih cepat dan makin efisien.

Namun yang membuat permukaan baru ini amat unik, dia tak tergantung pada bahan kimia yang memiliki kemampuan menangkal air agar tetap kering seperti semir sepatu atau produk pelapis kaca depan mobil. Bahan ini memiliki permukaan yang menghalangi air dengan meniru bentuk dan pola rambut tubuh laba-laba.

“Laba-laba mempunyai rambut pendek dan panjang, sangat bervariasi. Itulah yang kami tiru,” kata Wolfgang Sigmund, seorang dosen ilmu teknik dan material di University of Florida di Gainesville, Amerika Serikat

Sigmund sengaja meniru laba-laba karena binatang itu terkenal dengan rambut antiair yang membuat mereka tetap kering atau menjaga mereka tak tenggelam. Laba-laba air menggunakan rambut mereka untuk menangkap gelembung udara dan menahannya di bawah air untuk bernafas.

Inspirasi untuk meniru laba-laba itu muncul ketika Sigmund mulai bereksperimen dengan serat mikroskopis. Awalnya, Sigmund cenderung membuat seluruh seratnya berukuran sama dan letaknya berjauhan. Namun dia akhirnya mempelajari bahwa pola rambut pada tubuh laba-laba terdiri dari rambut panjang dan pendek yang lurus dan melengkung.

Sigmund memutuskan untuk meniru serangga itu dan membuat menjiplak pola acak itu menggunakan rambut plastik yang ukurannya bervariasi sekitar 600 mikron, atau sepersejuta meter. “Sudah banyak peneliti yang mencari struktur sempurna ini, dan kami adalah ilmuwan pertama yang bisa memperlihatkan bahwa struktur yang buruk itu justru yang terbaik,” kata Sigmund.

Teknik yang dipublikasikan secara detail dalam jurnal ilmiah Langmuir itu juga bisa diterapkan untuk membuat material penyerap seperti spons tetap kering. Material baru ini juga lebih aman daripada bentuk lapisan antiair sejak metode itu tidak menggunakan zat kimia.

TJANDRA DEWI l LIVESCIENCE

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

11 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

44 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

48 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

51 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

5 Maret 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

27 Februari 2024

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.

Baca Selengkapnya

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

26 Februari 2024

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

Telkomsel dan Huawei menandatangani dua Strategic Partnership Agreement (SPA) di MWC 2024 Barcelona, fokusnya adalah pada Home Broadband and 5G Innovation serta Talent Development.

Baca Selengkapnya

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

14 Februari 2024

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Undip ini.

Baca Selengkapnya