Ditemukan Tempurung Penyu Purba Setebal Buku

Reporter

Editor

Senin, 12 April 2010 18:46 WIB

Ilustrasi. sxc

TEMPO Interaktif, Albania - Sebuah fosil penyu spesies baru yang ditemukan di Amerika Selatan memiliki tempurung yang luar biasa tebal, kira-kira setebal buku teks perguruan tinggi. Cangkang berukuran 1 meter yang tebalnya mencapai 3,5 sentimeter itu diperkirakan berfungsi melindungi sang penyu dari serangan binatang sejenis buaya besar, atau Titanoboa, ular purba raksasa yang tercatat sebagai ular terbesar di dunia (panjangnya sekitar 13,7 meter). Kedua binatang buas itu, kata para peneliti, diperkirakan hidup bertetangga dengan penyu itu sekitar 60 juta tahun lampau.

Spesies penyu yang baru diidentifikasi itu diberi nama Cerrejonemys wayuunaiki. Peneliti utama studi itu, Edwin Cadena, seorang kandidat doktor di North Carolina State University, mengatakan bahwa penyu yang ditemukan di dalam tambang batu bara Cerrejón di La Guajira, Kolombia, itu adalah nenek moyang salah satu kelompok penyu air tawar dengan keanekaragaman tertinggi di Amerika Selatan.

Cadena menyatakan tebal tempurungnya dua kali lipat dari cangkang penyu air tawar modern. Fosil itu, kata Cadena, mengungkap bagaimana rupa binatang itu di masa lalu, yang selain ukurannya, ternyata memiliki bentuk analog dengan penyu modern. Kemiripan ini menunjukkan bahwa penyu tersebut memiliki variasi yang amat luas sejak dahulu kala.

"Diversitas modern yang kami temukan di kawasan tropis Amerika Selatan ini sebetulnya telah terbentuk pada masa Paleocene," kata Cadena. Paleocene adalah periode waktu setelah punahnya dinosaurus, dari 65 juta hingga 56 juta tahun lalu.

Fosil itu adalah kerabat dekat kelompok penyu yang ditemukan di Brasil, menunjukkan bahwa penyu ini kemungkinan bermigrasi ke pesisir Amerika Selatan. Penemuan ini mendukung ide sebelumnya tentang asap muasal kelompok penyu tersebut.

Advertising
Advertising

"Kami masih mencoba memahami mengapa enam kerabat penyu modern ini hidup di Amazon, Orinoco, dan tepi Sungai Magdalena di Amerika Selatan, serta satu lagi di Madagaskar," kata Cadena. "Temuan ini menutup celah penting dalam catatan fosil dan mendukung ide bahwa kelompok itu berasal dari ujung Amerika Selatan sebelum kontinen itu terpisah dari India dan Madagaskar lebih dari 90 juta tahun lalu."

Cadena dan timnya kini berusaha mengkarakterisasi sedikitnya tiga fosil spesies penyu lain, yang masih berkerabat dekat dengan C. wayuunaiki, seluruhnya dari situs tambang Cerrejón. Beberapa spesies itu, Cadena menambahkan, bahkan lebih besar daripada penyu bercangkang tebal ini, panjangnya lebih dari 170 sentimeter.

TJANDRA | LIVESCIENCE

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

22 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

41 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

42 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

46 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

46 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

47 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya