Awas, iPad dan Laptop Picu Insomnia

Reporter

Editor

Sabtu, 15 Mei 2010 16:47 WIB

TEMPO Interaktif, Amerika Serikat - Kalau anda gemar "bermain" dengan komputer jinjing dan telepon pintar sebelum istirahat malam, anda harus waspada, insomnia atau susah tidur mengintai.

Penelitian dari Northwestern University memaparkan, benda elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata, seperti laptop, telepon pintar dan Apple iPad dapat mengganggu kerja otak dan merusak sistem jam biologis tubuh.

Phyllis Zee, seorang ahli saraf dari Northwestern University mengatakan apabila anda kerap menyalakan notebook atau iPad sebelum tidur, cahanyanya dapat memicu atau menstimulasi otak untuk membuat kita terbangun dan menunda keinginan untuk tidur. "Akibatnya, mengganggu jam biologis anda," katanya.

Zee yang juga menjabat sebagai Direktor of the school's Center for Sleep & Circadian Biology khawatir pancaran cahaya dari alat elektronik itu akan mengganggu ritme carcadian, semacam jam di dalam otak yang menentukan kapan waktunya tidur dan kapan waktunya bangun.

Hasil penelitian menunjukkan sejumlah pengguna notebook dan Apple iPad memilih menggunakan perangkat itu pada malam hari sebelum tidur, padahal pada saat itu otak anda sedang "berpikir" ini waktunya tidur dan seluruh benda yang menyala di sekitar kamar tidur harus dipadamkan atau dalam keadaan gelap.

Tidak seperti buku konvensional atau pembaca buku elektronik yang tidak memancarkan cahaya sendiri, layar iPad bersinar terang dan langsung tertuju kepada mata pembaca dalam jarak yang relatif dekat. Inilah yang membuat iPad dan laptop mengganggu pola tidur anda.

Benda elektronik lainnya, misalnya televisi tidak dianggap mengganggu karena memiliki jarak yang cukup jauh dengan mata ketika anda menontonnya. Buku konvensional juga tidak mengeluarkan sinar dan dapat dibaca karena ada pantulan cahaya dari lampu.

"Saya berharap masyarakat lebih memilih buku konvensional kemudian dibaca dengan lampu dan pastikan tidak telalu terang," kata Alon Avidan, Director of the Sleep Disorders Center UCLA. Kalau itu dilakukan, menurut dia, anda akan dapat beristirahat jauh lebih tenang.

Avidan menjelaskan, banyak syaraf penerima sinyal atau reseptor di dalam mata yang bertugas menangkap cahaya. Syaraf itu kemudian mengirim pesan ke otak dan mengatakan ini waktunya bangun. Otak kemudian "memerintahkan" tubuh seupaya berhenti mengeluarkan hormon melatonin, hormon yang membuat orang mengantuk dan membantu mengatur jam tidur. Biasanya, otak kita mulai memerintahkan untuk memproduksi hormon tersebut pada pukul 9 atau 10 malam. Namun, ketika ada cahaya yang menyinari mata, produksi hormon itu akan berkurang.

Hingga kini, tidak ada formula atau rumus khusus untuk menghitung seberapa besar cahaya yang mampu ditangkap mata supaya tidak mengganggu jam biologis kita. Karena, semua itu tergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa terang atau tajam cahaya yang masuk ke mata, berapa lama cahaya itu menyinari mata dan seberapa jauh mata kita dari sumber cahaya tadi.

Rini K | CNN

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya