TEMPO Interaktif, Nepal - Setiap tahunnya, salju di Gunung Everest mencair sehingga membuat gunung itu semakin berbahaya untuk didaki.
Adalah Apa, seorang pria dari suku bangsa Nepal yang hidup di lereng pegunungan Himalaya atau lebih dikenal dengan nama Sherpa mengatakan es di gunung itu mencair karena suhu yang semakin panas. "Ini sangat berbahaya untuk semua pendaki," katanya Apa yang mendapat julukan "Super Sherpa".
Sang Super Sherpa ini berhasil menuntaskan pendakiannya yang ke-20 di Gunung Everest dalam rangka mengkampanyekan anti pemanasan global. "Ini adalah pendakian paling berat," kata pria berusia 50 tahun itu. Pada kesempatan itu, dia berhasil mencapai hingga ketinggian 29.035 kaki atau 8.850 meter melalui rute Southeast Ridge.
Rute pendakian tersebut adalah jalur yang ditemukan Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay pada 1953 ketika menjadi orang pertama yang sampai ke puncak Everest. Selain untuk mengkampanyekan anti pemanasan global, Apa yang pertama kali mencapai puncak Everst pada 1989 itu juga membersihkan sampah gunung tertinggi di dunia itu seperti tenda, kaleng dan peralatan pendakian.
Rini K | Dailymail
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya