Menguak Jati Diri Iceman  

Reporter

Editor

Senin, 9 Agustus 2010 22:16 WIB

Iceman, mumi berusia 52.000 tahun

TEMPO Interaktif, Bolzano - Iceman, mumi Neolithic yang ditemukan secara tidak sengaja oleh para pendaki Jerman di Alpen Timur pada 1991, memberikan banyak petunjuk bagi para ilmuwan tentang kehidupan pada 52 ribu tahun yang lalu. Dari mantel kulit kambingnya, daging dan roti tak beragi di perutnya, hingga luka akibat panah di bahunya. Tak puas atas informasi tersebut, para ilmuwan bermaksud menggali lebih banyak petunjuk tentang Iceman, atau juga dinamai Oetzi, Frozen Fritz, dan Similaun Man.

Mereka baru saja selesai mengurai untaian genom Iceman, yang memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Genom Iceman tersebut diperoleh dari sampel yang diambil dari tulang pinggulnya.

Bermodalkan peta gen tersebut, para ilmuwan berusaha menjawab berbagai pertanyaan seputar Iceman, demikian diungkapkan oleh Albedrt Zink, kepala Institut Eropa untuk mumi dan Iceman di European Academy of Bozen/Bolzano (EURAC) di Italia. "Beberapa di antaranya sangat sederhana, semisal, 'Apa warna mata Iceman yang sebenarnya? Apa warna rambutnya?'" kata Zink.

Selain pertanyaan sederhana, para ilmuwan berusaha menemukan jawaban untuk pertanyaan lain yang lebih rumit. Zink dan timnya penasaran tentang kemungkinan ditemukannya petunjuk genetik penyakit yang diderita Iceman dan komposisi sistem imunnya. Salah satu pertanyaan besar lainnya, kata Zink, adalah, "Apakah masih ada kerabat hidup Iceman di sekitar sini?"

Pertanyaan itu muncul ketika para ilmuwan mulai menganalisis DNA dari mitokondria Iceman (pusat sel yang menghasilkan energi) dan membandingkan hasilnya dengan kelompok individu hidup. Sejauh ini mereka belum menemukan DNA yang cocok, menunjukkan bahwa garis keturunan dari pihak ibu (maternal) Iceman sangat langka atau telah mati.

Advertising
Advertising

DNA mitokondria diturunkan dari ibu kepada anak-anaknya sehingga hanya menyediakan informasi kerabat dari pihak keluarga ibu. "Kami harus memperhitungkan bahwa ini hanya garis keturunan maternal," ujarnya. "Tidak semua orang dites."

Hingga saat ini para ilmuwan belum memetakan DNA yang berada dalam inti sel Iceman. Pada manusia, DNA inti mengandung 6 miliar pasangan basa, sedangkan DNA mitokondria hanya mencakup 15 ribu sampai 17 ribu pasangan basa.

Pelibatan Institut Pengobatan Genetik EURAC dalam studi ini diharapkan dapat memperluas medan analisis tentang Iceman karena lembaga itu telah mengumpulkan informasi genetik dari banyak penduduk di wilayah tersebut guna meningkatkan peluang untuk menemukan keturunan Iceman. Nantinya para ilmuwan juga bisa membandingkan seluruh genom inti Iceman, yang diharapkan dapat mengungkap sejumlah misteri Iceman.

TJANDRA | LIVESCIENCE

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

13 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

33 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

34 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

37 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

38 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

39 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

55 hari lalu

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya