TEMPO Interaktif, Jakarta - Para peneliti dari Oxford University menyatakan anjing peliharaan lebih cerdas ketimbang kucing. Kesimpulan itu diperoleh dari analisis bahwa anjing merupakan binatang yang membutuhkan 'pergaulan', sementara kucing lebih suka menyendiri.
Dalam studi tentang evolusi otak mamalia selama 60 juta tahun terakhir, termasuk otak dinosaurus dan berbagai jenis hewan setelahnya, menunjukkan otak turut berkembang seiring dengan perilaku sosial mamalia tersebut. Para peneliti kemudian mengklasifikasi lagi jenis mamalia yang hidup di alam liar dan peliharaan.
"Ada hubungan yang kuat antara ukuran otak dengan perilaku mamalia," kata ketua tim peneliti Prof Robin Dunbar, seperti dikutip Dailymail, hari ini. Jenis mamalia lainnya, seperti paus, anjing, dan lumba-lumba yang suka 'bergaul' dengan manusia juga memiliki volume otak yang jauh lebih besar ketimbang jenis mamalia lainnya, misalnya harimau, kucing rumahan dan badak yang cenderung suka menyendiri.
"Kucing memiliki volume otak yang jauh lebih kecil dibandingkan anjing dan kuda karena kurang 'bersosialisasi'," kata Dunbar. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini juga mengungkapkan otak monyet merupakan jenis mamalia yang memiliki volume paling besar.
Dailymail|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya