Tak Ada Taksonom, Tak Ada Spesies Baru  

Reporter

Editor

Rabu, 29 Desember 2010 22:08 WIB

LIPI
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam ekspedisi ke perairan Kalimantan maupun ke Laut Natuna, yang digelar pada 4-16 November 2010, tim gabungan Dikti-LIPI berhasil menjaring ribuan ikan dan satwa laut lainnya. Meski banyak satwa yang tertangkap pukat itu sebenarnya baru mereka lihat untuk pertama kali, para ilmuwan yang tergabung dalam ekspedisi tersebut belum berani memastikan apakah di antara satwa itu ada spesies baru.

Ahli ikan demersal LIPI, Fahmi, mengatakan ekspedisi itu tidak menemukan spesies baru untuk sementara ini. Padahal, dalam ekspedisi ke Laut Natuna, tim ilmuwan menemukan 1.224 ikan dari 105 spesies dan 44 famili. "Sebetulnya kami banyak menemukan organisme yang baru kami lihat pertama kali," ujarnya. "Terus terang kami memiliki keterbatasan, tidak tahu apakah itu spesies baru atau tidak, jadi hanya bisa sampai ke level genus, karena tidak ada ahli taksonomi."

Minimnya ahli taksonomi Indonesia, terutama taksonom bidang kelautan, telah lama menjadi batu sandungan dalam ekspedisi keanekaragaman hayati selama ini. "Sekarang ini ahli taksonomi kelautan kurang dari lima orang," kata Suharsono, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. "Target kami adalah meningkatkan jumlah taksonom muda."

Joint research ini pun diharapkan dapat melahirkan para ahli taksonomi baru. "Laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, namun jumlah taksonom masih sangat sedikit," kata Suharsono. "Bersama Ditjen Dikti, kami membangun crash program untuk taksonom lewat perguruan tinggi.

Selain berusaha menjaring taksonom muda, ekspedisi ini menargetkan penerbitan sedikitnya 25 tulisan ilmiah dalam jurnal nasional, dan tiga atau empat karya ilmiah untuk jurnal internasional. Lebih dari 15 bidang penelitian akan dilakukan dalam ekspedisi ini, mulai biodiversitas laut; dinamika laut, seperti pola arus, kimia, dan batimetri laut; sampai aspek sosial ekonomi di wilayah perbatasan. "Tapi publikasi tulisan ilmiah itu butuh waktu, mohon sabar," kata Dirhamsyah, koordinator ekspedisi perairan Kalimantan Selatan dan ekspedisi Laut Natuna. "Berdasarkan pengalaman, penerbitan di jurnal internasional memerlukan satu hingga dua tahun karena harus dikirim ke beberapa reviewer internasional."

Sebanyak 58 peneliti terlibat dalam ekspedisi yang bertujuan melengkapi data keanekaragaman hayati di kedua wilayah itu. Peserta ekspedisi terdiri atas 24 dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta dan 24 peneliti serta 12 teknisi senior dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

TJANDRA DEWI

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya