Ada 'Mata' di Kulit  

Reporter

Editor

Senin, 7 November 2011 19:53 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Providence - Bagi orang awam, menghitamnya kulit akibat sinar matahari adalah proses yang mudah dipahami. Bila orang berkulit terang berjemur di bawah sinar terik matahari selama beberapa jam, kulitnya akan berubah warna menjadi lebih gelap. Namun, bagi ilmuwan, reaksi kulit terhadap sinar ultraviolet (UV) jauh lebih misterius.

Sebuah studi mendemonstrasikan bahwa kulit dapat mendeteksi radiasi sinar UV tipe A (panjang gelombang 320-400 nanometer) menggunakan reseptor sensitif cahaya yang semula dianggap hanya ada dalam mata. Begitu terdeteksi, kulit mulai memproduksi melanin dalam beberapa jam.

Kemampuan kulit yang sanggup mendeteksi cahaya seperti mata ini ternyata memicu produksi melanin jauh lebih cepat daripada perkiraan semula. Sebelumnya, peneliti hanya tahu produksi melanin terjadi beberapa hari setelah radiasi UVB (panjang gelombang 315-280 nm) mulai merusak DNA.

"Begitu Anda mulai terkena sinar matahari, kulit langsung tahu mereka terpapar radiasi UV," kata Elena Oancea, dosen biologi di Brown University di Providence, Amerika Serikat. "Proses ini sangat cepat, jauh lebih cepat ketimbang apa yang diketahui sebelumnya."

Peneliti yakin melanin melindungi DNA dalam sel kulit terhadap kerusakan dari sinar UVB dengan menyerap radiasi yang datang. Proses ini tidaklah sempurna, itulah sebabnya mengapa orang harus menggunakan sun block. Tapi studi terbaru dalam jurnal Current Biology ini menunjukkan bahwa tubuh menyiagakan pertahanannya jauh lebih cepat, bahkan sebelum kulit menghitam.

Dalam eksperimen menggunakan sel kulit penghasil melanin di laboratorium, Oancea dan timnya menemukan bahwa sel itu mengandung rhodopsin, reseptor fotosensitif yang digunakan mata untuk mendeteksi cahaya. Mereka juga mengungkap bagaimana rhodopsin melepas sinyal ion kalsium yang merangsang produksi melanin.

Ketika sinar UVA menumbuk reseptor rhodopsin, sinyal kalsium terpicu dalam beberapa detik. Setelah satu jam, melanin akan berakumulasi. Meski temuan ini mengungkap mekanisme perlindungan kulit terhadap radiasi, Oancea menyatakan hal itu bukan alasan bagi seseorang untuk meninggalkan kebiasaan melindungi kulit dari matahari.

"Penelitian ini tidak mengatakan, 'Jangan gunakan tabir surya,'" kata Oancea.

SCIENCEDAILY | BROWN UNIVERSITY | TJANDRA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya