TEMPO.CO , Jakarta - Mobil penjelajah Curiosity yang mendarat di planet Mars, Ahad lalu, telah mengirimkan gambar Gunung Sharp. "Gunung ini lebih tinggi 3,4 kilometer dibandingkan Gunung Whitney di California," kata Mike Watkins, Manajer Misi Pendaratan Curiosity.
Menurut Watkins, gunung tersebut menjulang di kejauhan dari tempat pendaratan Curiosity di Kawah Gale. Wahana ini berencana mendekati Gunung Sharp serta menyelidiki lapisan tanah. Hal itu sesuai dengan fokus utama Curiosity di bidang geologi dan kimia.
Untuk menjelajah, tim NASA memberikan Curiosity kamera pemantau pada bagian depan roda. Ada enam roda yang masing-masing memiliki motor penggerak sendiri.
Dari sejumlah gambar yang dikirimkan ke Bumi, hanya Gunung Sharp yang terlihat jelas. Sisanya berupa kerikil dan bayangan saja. “Meski samar, semua ini merupakan gambar terindah yang pernah saya lihat," kata Watkins. Dia mengaku selama ini belum mengetahui seperti apa permukaan Mars.
Sarah Milkovich, ilmuwan HiRISE di Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, menuturkan Curiosity menjepret Gunung Sharp kala terjun ke permukaaan Mars dalam kecepatan tinggi. Kalau saja Curiosity menjepret satu detik lebih cepat atau lebih lama, bakal ruang kosong yang terlihat. “Tanpa ada gambar gunung," kata Milkovich.
Proyek selama dua tahun yang menelan biaya US$ 2,5 miliar ini berupaya mencari sinyal adanya kehidupan tingkat rendah seperti mikroba di Mars. Wahana sebesar mobil Mini Cooper ini akan menjelajahi Kawah Gale selebar 150 kilometer. Pada misi sebelumnya ditemukan es dan indikasi bahwa air pernah mengalir di planet merah tersebut.
Guna menganalisis tanah di Mars, Curiosity memiliki perangkat yang diberi nama ChemCam. Alat ini mampu menembakkan sinar laser pada sebidang batu kecil. Material yang menguap dianalisis untuk mengidentifikasi komposisi batuan. Perangkat lainnya adalah Turret, berisi kamera pembesar, spektrometer. Kamera ini mengurai unsur kimia.
Curiostity diluncurkan dari Bumi pada 26 November 2011. Ketika itu, NASA mengirim Curiosity bersama Mars Science Laboratory. Menurut situs NASA, Mars Science Laboratory meluncur dari Pangkalan Angkatan Udara Cape Canaveral.
CORNILA DESYANA | FOXNEWS
Berita teknologi lainnya:
Manusia Spesies Baru Ditemukan di Afrika
Ini Kumbang Iblis dari Republik Dominika
Ilmuwan ''Mohawk'' di Belakang Sukses Misi Mars
Dokumen Internal Samsung 2012: Ikuti iPhone
Kartu Indah dari Kotoran Gajah
Marissa Mayer Bikin Gerakan Makan Siang Gratis
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya