TEMPO.CO, Ontario - Berbeda dengan spesies tikus lain, tikus yang baru ditemukan dari pedalaman Sulawesi ini sama sekali tak punya geraham. Hilangnya gigi yang amat penting untuk menghaluskan makanan itu membuat tikus ini menjadi satu-satunya binatang pengerat di dunia yang tak punya gigi belakang.
Binatang berambut lebat dengan moncong kecil memanjang ini diberi nama Paucidentomys vermidax. Bila diterjemahkan, "Paucidentomys" bermakna tikus bergigi sedikit, sedangkan "vermidax" berarti pelahap cacing, yang menunjukkan diet spesies baru ini.
“Ketika menangkap binatang itu, meski masih di dalam hutan, kami langsung yakin bahwa binatang ini berbeda,” kata Jacob Esselstyn, peneliti biologi di McMaster University di Ontario, Kanada. “Tapi kami tak dapat melihat bagian dalam mulutnya sehingga tak terpikir bahwa tikus itu tidak punya geraham.”
Esselstyn, bersama Anang Setiawan Achmadi dari Museum Zoologicum Bogoriense, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, dan Kevin Rowe dari Museum Victoria, Australia, melaporkan temuan itu dalam jurnal Biology Letters pada 21 Agustus 2012. Mereka menangkap dua spesimen tikus itu dalam lubang jebakan di Sulawesi. Perangkap itu sebenarnya adalah ember yang dikubur dalam tanah sehingga mamalia kecil yang berlari di atasnya akan jatuh ke dalamnya.
Tikus itu hidup dalam hutan lumut yang basah di dataran tinggi. Belum diketahui apakah tikus itu banyak hidup di tempat itu, meski tampaknya sulit ditangkap. Perut seekor tikus yang tertangkap penuh dengan potongan cacing tanpa sisa makanan lain, sehingga menguatkan dugaan bahwa tikus itu hanya makan cacing tanah.
Namun yang membuat Paucidentomys vermidax unik di antara pengerat lain adalah giginya. Spesies rodentia lain selalu mempunyai geraham untuk menggiling makanan. P. vermidax sama sekali tidak punya.
Gigi seri depannya juga ganjil. Bila tikus lain memiliki gigi seri berbentuk pasak untuk mengigit, gigi tikus Sulawesi ini berbentuk bicuspid berujung ganda, mirip gigi geraham depan manusia.
“Gigi aneh ini mungkin digunakan untuk memotong atau merobek cacing tanah menjadi beberapa bagian, tapi kami tak tahu bagaimana cara kerjanya,” kata Esselstyn.
Esselstyn menduga tikus ini kehilangan gigi belakangnya dalam sejarah evolusinya. Kemampuan untuk menggiling dan mengigit telah membantu binatang pengerat menjadi salah satu kelompok mamalia paling sukses di muka Bumi. Namun tikus ini justru “menyingkirkan” sifat tersebut.
LIVESCIENCE | TJANDRA
Berita terkait
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara
29 Maret 2022
Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung
Baca SelengkapnyaCecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan
12 September 2021
Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan
Baca SelengkapnyaLIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas
15 Oktober 2019
Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .
Baca SelengkapnyaBanyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti
9 Maret 2017
Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi
18 Januari 2017
Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.
Baca SelengkapnyaPeneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah
5 Oktober 2016
Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.
Baca SelengkapnyaSpesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil
18 Februari 2016
Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.
Baca SelengkapnyaHobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?
18 Februari 2016
Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.
Baca SelengkapnyaSpesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air
4 Januari 2016
Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.
Baca SelengkapnyaLIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano
16 November 2015
LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.
Baca Selengkapnya