Bagaimana Anjing Laut Tidur dengan Separuh Otak?
Editor
Mahardika Satria hadi
Jumat, 22 Februari 2013 21:01 WIB
TEMPO.CO, Toronto - Anjing laut mempunyai perilaku tidur yang unik, yakni mematikan separuh fungsi otaknya. Perilaku ini mirip lumba-lumba dan paus saat tertidur di air. Kini para ilmuwan berhasil menguak rahasia di balik fenomena biologis yang unik tersebut.
"Anjing laut tidur dengan separuh otak saat berada di air. Tetapi mereka tidur seperti manusia saat di darat," kata John Peever, peneliti University of Toronto, Jumat, 22 Februari 2013.
Peever dan rekannya, Jennifer Lapierre, mengukur kadar beberapa macam zat kimia otak pada rambut anjing laut. Pengukuran dilakukan saat mamalia yang biasa hidup di kutub itu terjaga dan tertidur, untuk selanjutnya dibandingkan.
Mereka menemukan bahwa asetilkolin berada pada tingkat rendah di sisi tidur otak anjing laut. Sebaliknya, kadar zat kimia yang berfungsi sebagai naurotransmiter itu tinggi di sisi bangun otak. Ini menunjukkan peran asetikolin terhadap perilaku waspada anjing laut.
"Ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat penggunaan obat antikolinergik untuk memblokir kadar asetikolin dalam pengobatan insomnia," ujar Peever.
Lain halnya dengan serotonin, zat kimia otak lainnya, yang ditemukan pada kadar yang sama pada kedua sisi otak anjing laut saat mereka tidur. Zat yang diduga menyebabkan gairah dalam pikiran itu akan melonjak saat anjing laut makan atau disemprot air.
"Artinya serotonin bertanggung jawab terhadap kegiatan yang melibatkan kedua sisi otak anjing laut," ujar Peever. Serotonin, sama halnya asetikolin, merupakan zat kimia neurotransmiter yang membantuk komunikasi sel-sel saraf.
Temuan Peever dan Lapierre, yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Neuroscience, bermanfaat membantu para ilmuwan untuk memahami zat kimia otak yang membuat manusia terjaga atau tertidur.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI