Energi Matahari Picu Badai Petir

Reporter

Jumat, 16 Mei 2014 05:45 WIB

Petir menyambar Surfers Paradise, Queensland, Australia. Fotografer amatir Luke Wormald mengabadikan momnet tersebut dari jarak 100 meter, pada saat berlindung dari badai. Luke Wormald/GUZELIAN/telegraph.co.uk

TEMPO.CO , Reading:Energi yang terpancar dari matahari begitu besar sehingga bisa mempengaruhi kondisi cuaca di bumi. Kekuatan energi itu berlipat ganda ketika terjadi badai atau ledakan di permukaan matahari. Para peneliti asal Inggris menemukan bahwa aliran energi angin yang dilepaskan matahari bisa memicu fenomena badai petir di bumi.

Ketua tim peneliti Universitas Reading, Dr. Chris Scott, mengatakan sinar kosmik dan partikel kecil dari seluruh penjuru jagat raya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya ketika terjadi ledakan bintang. Energi luar biasa dari fenomena antariksa itu diperkirakan punya peran terhadap keberadaan petir di bumi.

Laporan riset yang dimuat dalam Environmental Research Letters, 15 Mei 2014, menyebutkan energi dengan kekuatan yang lebih rendah dari ledakan bintang dan partikel yang dihasilkan matahari juga bisa mempengaruhi petir. "Kami menemukan bukti gelombang energi angin matahari dengan kecepatan tinggi mampu meningkatkan jumlah petir," kata Scott.

Scott dan koleganya mengamati fenomena petir di wilayah Inggris bagian tengah. Mereka mempelajari data badai petir yang terjadi pada 2000-2005 yang terekam sistem deteksi petir milik Badan Meteorologi Inggris. Mereka juga mengambil data dari pesawat luar angkasa Advanced Composition Explorer (ACE) milik Badan Antariksa Amerika Serikat. Setiap gelombang angin matahari yang menghantam ACE biasanya berlanjut ke bumi.

Aliran energi angin matahari tersebut memiliki kecepatan yang beragam. Ketika matahari berotasi, aliran cepat bertemu dengan gelombang yang lebih lambat. Area yang menjadi tempat pertemuan tersebut mampu meningkatkan energi partikel angin matahari. Bumi pasti melewati area interaksi tersebut dan terjadi perubahan pada cuaca di ruang angkasa. Matahari berotasi setiap 27 hari dan pada masa itulah gelombang energi matahari dengan kekuatan yang lebih besar menerpa bumi.

Ketika bumi melewati aliran angin tersebut, partikel matahari yang terionisasi memiliki energi yang cukup untuk menembus lapisan magnetosfer bumi dan berinteraksi dengan atmosfer. Rata-rata terjadi sekitar 422 lecutan petir 40 hari setelah bumi melewati satu dari area yang dilalui gelombang angin besar itu. Sementara 40 hari sebelumnya hanya ada sekitar 321 ledakan petir. Puncak aktivitas petir muncul 12-18 hari setelah gelombang angin matahari muncul.

Menurut Scott, energi partikel itu tidak cukup kuat untuk mencapai permukaan bumi dan terdeteksi di sana. Namun kekuatannya cukup untuk menyetrum atmosfer ketika tumbukan energi itu terjadi. "Hal itu mengubah muatan listrik di udara dan mempengaruhi jumlah atau intensitas kemunculan petir," kata Scott.

DISCOVERY | BBC | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya