Amerika Rilis Peta Topografi Dunia  

Reporter

Senin, 29 September 2014 10:22 WIB

Layang-layang berbentuk burung dalam kampanye gerakan perubahan iklim di New York, Amerika Serikat, Ahad 21 September 2014. AP/Jason DeCrow

TEMPO.CO, New York - Gedung Putih sedang mengolah data dari pesawat ulang-alik milik NASA agar dapat membantu memerangi perubahan iklim. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama berinisiatif membantu mempersiapkan dampak perubahan iklim drastis, seperti banjir, badai gelombang pesisit, dan dampak lainnya. (Baca: Konferensi Perubahan Iklim, Janji dari Negara Kaya)

Salah satu upaya Amerika Serikat adalah NASA akan merilis beberapa peta topografi dunia yang ditransmisi dari pesawat ulang-alik selama satu dekade terakhir. Gambar resolusi tinggi yang dikumpulkan Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) itu akan dibuka pada tahun depan. Kata seorang pejabat NASA, peta topografi pertama yang akan dirilis adalah Afrika, negara-negara Amerika Latin, serta Kepulauan Karibia. (Baca: Akhirnya, Cina Janji Kurangi Emisi Karbon)

Setiap piksel dalam satu data set mencakup luas 30 meter persegi. Besar tersebut tiga kali lebih detail dibandingkan dengan peta global yang dirilis ke publik pada 2003. Peta tersebut hanya mencakup luas 90 meter persegi. (Baca: Soal Lingkungan, Obama Minta Negara Lebih Ambisius)

Dalam penerbangan selama sebelas hari, kapal Endeavour memantulkan sinyal radar ke SRTM di bumi berkali-kali dari perspektif yang berbeda, yakni sepanjang 56 derajat lintang selatan dan 60 derajat utara khatulistiwa.

Kepala ilmuwan NASA, Ellen Stofan, mengatakan langkah ini akan membantu upaya-upaya publik internasional untuk lebih memahami proses alam di bumi. “Untuk persiapan perubahan iklim dan penanganan bencana alam secara global,” ujarnya, seperti dikutip dari Space.com, Senin, 29 September 2014.

Topografi, kata Stofan, dapat digunakan pula pada distribusi tanaman dan hewan, pola cuaca, pola curah hujan, dan gerakan air permukaan. Peta ini dapat membantu para pemimpin lokal memahami potensi banjir, badai, dan kenaikan permukaan laut di wilayah masing-masing. Set data tersebut akan dipublikasikan secara online pada laman web Geological Survei AS Earth Explorer. Selain merilis peta, NASA juga akan bekerja sama dengan U.S. Agency for International Development dan lembaga lain untuk membuat pelatihan untuk pejabat negara di Afrika tentang bagaimana mengolah data peta tersebut.

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler
2 Alasan Lucu Soal SBY Gugat UU Pilkada
'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh'
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan
Cari Dalang UU Pilkada, SBY Diminta Introspeksi
5 Alasan iPhone 6 Bakal Dianggap Produk Gagal
Mourinho: Chelsea Belum Sempurna
Gugat UU Pilkada, SBY Dianggap Sumpah Palsu









Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

9 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

16 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

17 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

17 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

25 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

28 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

28 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya