TEMPO.CO, Bern - Kita mungkin tahu atau setidaknya pernah tahu keberadaan komet dalam tata surya. Tapi, bagaimanakah aroma komet tersebut? (Baca: Pesawat Rosetta Mengejar Komet P67)
Sejak Agustus 2014, Rosetta Orbiter Sensor for Ion and Neutral Analysis (Rosina) mengendus asap komet Churymov-Gerasimenko melalui dua spektrometer massa. Hasilnya, bahan kimia yang terdeteksi dari buntut komet ternyata mengejutkan dunia ilmu pengetahuan. Sebab, kandungan tersebut lebih dari 400 juta kilometer dari matahari.
Katrhin Altwegg, peneliti dari Center of Space and Habitability University of Bern, mengatakan aroma komet tersebut cukup kuat. “Baunya seperti telur busuk,” kata dia seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat, 24 Oktober 2014. Musababnya, komet tersebut mengandung hidrogen sulfida dan amonia.
“Juga tajam seperti formalin,” ujar Altwegg. Tak hanya itu, dia menambahkan, juga ada bau almond dari kandungan hidrogen sianida. Bau etanol dan cuka juga tak kalah kuatnya.
Altwegg berpendapat aroma kuat dari semua kandungan tersebut menarik. Alasannya, selain kepadatan molekul yang ada sangat rendah, komet ini dibentuk dari molekul air dan karbon dioksida sebagai pembentuk utamanya. “Kandungan aroma yang kompleks ini dapat dipelajari untuk mengetahui bagaimana tata surya kita terbentuk.”
Rosina telah mendeteksi banyak molekul lain di komet-komet yang berada jauh dari matahari. Sebuah analisa kuantitatif, menurut Altwegg, akan menunjukkan perbandingan aroma dan kandungan kimia yang ada.
Perbandingan ini, kata dia, ke depannya diharapkan dapat mengungkap apakah komet Churyumov-Gerasimenko merupakan komet Sabuk Kuiper yang berbeda dari Oort Cloud yang ada. “Lantas, kemudian akan menjelaskan sistem nebula surya yang merupakan asal sistem surya kita.” Simak berita tekno lainnya di sini.
AMRI MAHBUB
Berita lain
Ruckus Wireless Luncurkan Access Point Terkecil
BenQ Luncurkan Proyektor Tiga Dimensi Rumahan
Teknologi 4G untuk Transportasi Berbasis Rel
Survei: Perempuan Dominasi Tonton Video Streaming
Main Monopoli LINE Kini Ada Peta Indonesia
Berita terkait
Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran
27 hari lalu
Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?
Baca SelengkapnyaKomet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi
10 Desember 2023
Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.
Baca SelengkapnyaKisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang
6 September 2023
Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).
Baca SelengkapnyaPenampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September
2 September 2023
Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.
Baca SelengkapnyaKomet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari
1 Februari 2023
Komet bisa diamati hingga akhir Februari.
Baca SelengkapnyaITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)
18 Januari 2023
Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023.
Baca SelengkapnyaSetelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari
17 Januari 2023
Komet berwarna biru dan hijau terang, serta emas pada bagian ekornya itu diperkirakan mendekati bumi terakhir kali saat Neanderthal menjelajahi Bumi.
Baca SelengkapnyaSetelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis
10 Januari 2023
Komet, yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF), akan mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.
Baca SelengkapnyaDitabrak DART, Asteroid Dimorphos Ciptakan Ekor Puing 10 Ribu Kilometer
6 Oktober 2022
Dua hari setelah misi DART, gambar dari Teleskop SOAR menunjukkan asteroid Dimorphos membentang dari tengah ke tepi kanan gambar.
Baca SelengkapnyaKomet K2 dari Awan Oort Melintasi Bumi Menuju Matahari
25 Juli 2022
Komet K2 melintas terdekat dengan Bumi pada 13 Juli 2022 pada jarak sekitar dua kali jarak Bumi ke Matahari.
Baca Selengkapnya