Balita Tertular Ebola dari Kelelawar

Reporter

Rabu, 31 Desember 2014 19:14 WIB

Sejumlah kelelawar beterbangan di Langit kota Watang Soppeng, Sulsel, (20/5). Kawanan kelelawar yang dipercaya warga telah ada sejak ratusan tahun ini setiap siang hari bergelantungan di pepohonan dan akan keluar mencari makan dimalam hari. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Guinea - Di desa kecil Meliandou, Guinea, berdiri tegak pohon berlubang tempat anak-anak sering bermain. Namun ternyata banyak kelelawar hidup di pohon tersebut. Seorang anak balita bernama Emile Ouamouno, 2 tahun, diduga terjangkit ebola setelah bermain di sana.

Emile, yang meninggal pada Desember 2013, merupakan pasien pertama yang terjangkit ebola. Di Guinea, wabah tersebut menewaskan setidaknya 7.600 orang.

Dalam studi terbaru, para ilmuwan berusaha mengungkap sumber ebola di negara yang berada di Benua Afrika itu. Hasilnya, para peneliti mengungkap, bahwa kelelawar tanpa ekor (Mops condylurus) menjadi penyalur virus ebola.

Pohon tersebut berjarak 50 meter dari rumah orang tua mendiang Emile. Terdapat 31 rumah di Desa Meliandou yang juga dikelilingi tanah pertanian.

"Pohon tersebut berada di dekat sungai tempat para ibu mencuci baju," ujar Fabian Leendertz, seorang dokter hewan dari Robert Koch Institute di Jerman, seperti dikutip dari Livescience, Rabu, 31 Desemeber 2014.

Saat mencuci baju, kata Leendertz, para perempuan menyuruh anak-anak mereka untuk bermain di dekat pohon tersebut. Beberapa hari kemudian, banyak kelelawar yang berasal dari pohon tersebut mati. Warga desa setempat pun memasak kelelawar yang mati tiba-tiba tersebut. (Baca: Delapan Fakta Virus Mematikan Ebola)


"Kami tak apa yang menyebabkan banyak kelelawar mati, tapi tak ditemukan virus ebola saat itu," ujarnya. Saat Leendertz dan timnya tiba di desa tersebut, mereka hanya menemukan DNA dari M. condylurus.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Medicie EMBO ini membuka kemungkinan bahwa kelelawar tanpa ekor yang memakan serangga itu sebagai pembawa virus ebola. Penelitian lain sebelumnya pernah mengungkap tentang virus dapat hidup di buah dan serangga yang dimakan kelelawar.

Leendertz dan rekan penelitiannya menghabiskan empat pekan pengamatan di dalam hutan di sekitar Meliandou. Mereka juga mewawancarai penduduk daerah setempat. (Baca: Pura-pura Ebola, Pemuda Taiwan Didenda Rp 60 Juta)


Berdasarkan hasil pengamatan lapangan tersebut, para ilmuwan mendapatkan kesimpulan lain. "Emile bisa saja terpapar virus dari mamalia besar, seperti simpanse," kata Leendertz. Tetapi, dia menambahkan, buktinya tak cukup kuat.

Leendertz mengatakan, simpanse termasuk hewan yang langka di Guinea. Sebagian besar simpanse mati karena kebakaran yang terjadi di negara tersebut.

Menurut Leendertz, virus ebola juga bisa menyerang manusia karena daging kelelawar yang diolah dengan kurang baik.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
Puing Diduga Air Asia Ditemukan Nelayan Bangka
3 Mayat Diduga Korban Air Asia Ditemukan Basarnas
3 Jasad Korban Air Asia Bergandengan Tangan

Berita terkait

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

45 detik lalu

Cara Daftar Gratis Ongkir Tokopedia, Syarat, dan Keuntungannya

Ketahui cara daftar gratis ongkir Tokopedia hingga keuntungannya untuk meningkatkan penjualan toko Anda. Berikut ini persyaratannya.

Baca Selengkapnya

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

8 menit lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa untuk Pilgub Jakarta dan Sumut dari PDIP, Bagaimana Peluangnya?

13 menit lalu

Ahok Masuk Bursa untuk Pilgub Jakarta dan Sumut dari PDIP, Bagaimana Peluangnya?

PDIP menyatakan bisa saja terjadi kejutan dalam bursa bakal calon Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

13 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

16 menit lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

17 menit lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

28 menit lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

28 menit lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

30 menit lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Daftar Gratis Ongkir Shopee untuk Penjual dan Syaratnya

32 menit lalu

Cara Daftar Gratis Ongkir Shopee untuk Penjual dan Syaratnya

Bagi Anda yang memiliki usaha online, ketahui cara daftar gratis ongkir Shopee dan berbagai keuntungan yang bisa diperoleh. Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya