Awas,Intensitas Petir di Kawasan Timur Kian Tinggi

Reporter

Selasa, 3 Februari 2015 04:10 WIB

Mandalay Bay Resorts and Casino (kiri) dan Luxor tersambar petir di Las Vegas, Nevada, Amerika, 7 Juli 2014. REUTERS/Gene Blevins

TEMPO.CO, JAKARTA - Kepala Bidang Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kukuh Ribudiyanto, mengatakan intensitas petir tinggi akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. "Khususnya wilayah timur Indonesia," kata Kukuh saat dihubungi, Senin, 2 Febuari 2015.

Dia menyebutkan daerah-daerah tersebut. Di antaranya, Manado, Sulawesi Utara; Ternate, Maluku; bagian timur Nusa Tenggara Timur; dan daerah kepala burung Papua. (Baca: Awas, Hujan Badai Ancam Jakarta)

Selain beberapa daerah tersebut, tingkat intensitas petir tinggi juga terjadi di beberapa daerah di Indonesia bagian barat. Di antararanya, Medan bagian selatan, Sumatera Utara; Tasikmalaya, Jawa Barat; serta Bojonegoro dan Sampang, Jawa Timur. "Awan lokal di beberapa daerah tersebut sedang tinggi," Kukuh menjelaskan.

Awan lokal yang dimaksud Kukuh ialah awan cumulonimbus. Awan ini, kata dia, menghasilkan banyak petir. Proses tersebut dapat terjadi karena perpaduan antara tingkat kelembaban yang tinggi dan angin monson yang lemah.

Sebaliknya, menurut dia, tingkat curah hujan yang tinggi tidak mempengaruhi tingkat intensitas petir. "Petir biasanya terjadi di masa transisi musim hujan dan musim panas," Kukuh menjelaskan. Selain petir, dia mengatakan, awan tersebut menghasilkan angin kencang dan berpotensi puting beliung.

Karena intensitas petir yang tinggi itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, memperingatkan warga Indonesia agar lebih berhati-hati. "Khususnya warga yang tinggal di daerah dengan tingkat intensitas petir tinggi," kata dia, dalam pesan pendek kepada Tempo. (Baca: Dalam Sehari, 3 Tewas dan 5 Luka Tersambar Petir)

Petir sudah memakan korban jiwa sebanyak tiga orang. Dua korban jiwa bernama Dani Ahmad dan Yudit Herdiansyah. Kedua pria berumur 40-an tahun itu merupakan petani asal Kabupaten Tasikmalaya tewas seketika setelah tersambar petir saat berteduh di gubug sawah, Sabtu, 31 Januari 2015.

Sedangkan satu orang lainnya, Mustakin, 50 tahun, merupakan petani asal Bojonegoro tewas tersambar petir saat hendak pulang menuju rumahnya. "Dia pulang sambil membawa cangkul di pundaknya, yang diduga menjadi penyebab tersambar petir," kata Sutopo. (Baca: Nelayan Sumenep Tewas Disambar Petir)

Sutopo mengimbau warga untuk tidak berada di tempat terbuka, seperti lapangan, sawah, dan pantai, saat hujan lebat. Terlebih, kata dia, membawa barang berbahan logam. Benda logam, dia menjelaskan, akan menarik petir karena sifat elektrostatik dalam petir dan benda logam.

AMRI MAHBUB

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

6 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

7 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

11 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

12 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

13 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

14 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

22 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

26 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

26 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya