Terungkap, Kemiripan Peradaban Maluku Utara dan Filipina  

Reporter

Jumat, 20 Maret 2015 16:43 WIB

Petugas teknis Balai Pelestarian dan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan untuk membuktikan apakah ada struktur purbakala yang terpendam di lokasi yang akan dibangun pabrik baja di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, (23/8). TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi penggalian arkeologis yang membuktikan proses migrasi dan sisa-sisa peradaban manusia pada era Paleometalik (2.500-3.000 tahun lalu) dan Neolitik (3.500-5.000 tahun lalu), di Maluku Utara. Temuan tersebut diungkap kelompok arkeolog gabungan dari School of Marine Science and Technology Tokai University, Jepang, dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Indonesia.

Menurut Rintaro Ono, profesor di Department of Maritime Civilizations Tokai University, posisi Maluku Utara termasuk penting dalam kegiatan migrasi manusia dari daratan utara, Cina dan Filipina, ke Kepulauan Oseania di selatan. “Letak geografis Maluku memungkinkan sebagai tempat migrasi atau transit,” kata dia, kepada Tempo di kantor Puslit Arkenas, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Maret 2015.

Bertolak dari faktor tersebut, Ono beserta timnya melakukan tiga kali penggalian, yaitu pada 2012, 2013, dan Maret 2015. Mereka menggali di tiga lokasi di Maluku Utara untuk mencari bukti-bukti migrasi manusia yang diduga melakukan perjalanan ke Maluku melalui dua jalur.

Rute utara, dari Mindanao, Filipina; ke Maluku Utara melalui Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara; dan Daratan Sunda, Sulawesi Tengah. Rute selatan, dari Mindanao, Filipina; ke Jawa, Nusa Tenggara, hingga akhirnya ke Maluku, Papua, dan Australia.

Tiga titik penggalian yaitu Situs Gorua di Halmahera Utara, Aru Manara di Halmahera, dan Uattamdi di Pulau Kayoa. Para peneliti melakukan ekskavasi pertama di Uattamdi pada 2012.

Situs tersebut pertama kali digali oleh Bellwood pada 1991-1996. Seperti Bellwood, tim yang dipimpin Ono mendapatkan tempayan tembikar merah dan hitam berumur 3.400 tahun lalu, yang mirip dengan yang ada di Mindanao, Filipina. Di situs ini juga ditemukan tulang babi dan ratusan kerang serta ikan dari lapisan tanah Neolitik.

Hal tersebut membuktikan ada dua peradaban berbeda di Uattamdi, yakni peradaban Paleolitik dan Neolitik akhir. Sisa-sisa dua peradaban ini sebelumnya banyak ditemukan di Filipina dan dataran Cina Selatan.

Ada satu temuan yang semakin menguatkan hipotesa migrasi yaitu benda kaca dan tiga manik-manik bekas gelang dari dua jenis kaca berbeda. Setelah dianalisis ternyata kedua benda berwarna biru ini mengandung potassium (Ka), mangan (Mn), dan besi (Fe), yang kandungannya mirip dengan yang ditemukan di Cina.

Di dua situs lainnya, tim mendapatkan temuan yang sama. Ono menganggap temuan tersebut dapat menggambarkan kemunculan peradaban yang sama di beberapa lokasi berbeda. “Maluku dan Filipina,” kata dia. Hanya, dia belum bias menentukan jalur mana yang dipakai oleh para “imigran” tersebut untuk mencapai Maluku.

AMRI MAHBUB

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

14 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

33 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

34 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

38 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

38 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

39 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

56 hari lalu

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya