TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok peneliti, teknisi, dan seniman Kota Bandung bekerja sama menciptakan angklung robot atau Klungbot, yang memainkan lagu-lagu dengan program komputer.
"Angklung ini terhubung dengan program komputer sehingga dapat membunyikan musik otomatis. Dari lagu-lagu Sunda, lagu-lagu pahlawan, hingga lagu Barat, sudah tersedia di dalam program," kata salah satu teknisi sekaligus tim marketing Klungbot, Seno Nugroho, Rabu, 2 September 2015.
Pengguna, ia menjelaskan, bisa memasukkan lagu dengan aransemen khusus ke program Klungbot supaya bisa dibaca sistem. Setelah membaca masukan itu, sistem akan menggerakkan seperangkat angklung yang bentuknya tak jauh berbeda dari angklung biasa.
"Untuk memasukkan nada, bisa melalui keyboard, komputer, Android, dan yang terbaru melalui gerakan tangan," ujarnya. Selain itu, ia menambahkan, pengguna bisa menggerakkan tangan sesuai dengan sandi-sandi nada ke webcam.
Ide awal Klungbot terinspirasi dari keseharian anak dosen fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga penemu Klungbot, Eko Mursito, yang setiap hari melewati Saung Angklung Udjo menuju rumahnya. "Karena anak Pak Eko setiap hari lewat Saung Udjo, lama-lama terpikirkan ide untuk membuat angklung otomatis. Awal mengembangkan angklung ini sejak tahun 2010," tutur Seno.
Tim pembuat Klungbot, menurut Seno, meliputi teknisi laboratorium fisika serta mahasiswa dan dosen ITB, serta seniman Saung Angklung Udjo. "Kami meneliti sejak tahun 2010, dan masih akan terus mengembangkan Klungbot," ucapnya.
Saat ini, menurut dia, Klungbot diproduksi untuk keperluan komersial dengan mayoritas konsumen pemilik/pengelola restoran, di antaranya berasal dari Medan dan Bali. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga pernah membeli perangkat yang per unitnya dijual dengan harga Rp 15-25 juta tersebut.
ANTARA
Berita terkait
Rumah Dinas Wali Kota Bandung Dijadikan Objek Wisata Akhir Pekan
1 hari lalu
Masyarakat atau wisatawan bisa mengunjungi Pendopo untuk wisata sejarah Kota Bandung, dibatasi 100 orang per hari.
Baca SelengkapnyaUniversitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina
4 hari lalu
Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa
Baca SelengkapnyaSejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia
6 hari lalu
Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.
Baca SelengkapnyaMahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?
7 hari lalu
Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?
Baca SelengkapnyaCara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda
8 hari lalu
Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.
Baca SelengkapnyaBraga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir
10 hari lalu
Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.
Baca SelengkapnyaRencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah
10 hari lalu
Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.
Baca SelengkapnyaKeunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda
18 hari lalu
Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan
20 hari lalu
Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".
Baca SelengkapnyaIngin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra
24 hari lalu
Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni
Baca Selengkapnya