Hanya 30 Persen Sampah Elektronik Eropa Didaur Ulang

Reporter

Sabtu, 12 September 2015 08:36 WIB

Tumpukan sampah ponsel bekas yang akan di daur ulang di kota Guiyu, Cina, 10 Juni 2015. Sekitar 15.000 ton limbah setiap hari termasuk seperti hard drive, ponsel, layar komputer dan komputer dikirim dari seluruh dunia. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Oslo - Hanya sepertiga dari limbah elektronik di Eropa benar-benar didaur ulang. Studi terbaru yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kepolisian internasional Interpol menyatakan sejumlah besar ponsel, komputer, dan televisi secara ilegal diperdagangkan atau dibuang.

Swedia dan Norwegia mendekati target Eropa dalam pengumpulan dan daur ulang yang mencapai 85 persen dari seluruh limbah listrik dan elektronik. Urutan teratas ditempati Rumania, sedangkan Spanyol dan Siprus berada paling bawah karena kurang dari 20 persen. “Kesalahan manajemen terjadi di mana-mana,” kata peneliti United Nations University Jaco Huisman kepada Reuters, 29 Agustus 2015. Dia yang mengkoordinasi proyek penelitian ini bersama Interpol dan partner lainnya.

Aturan Eropa menuntut daur ulang e-waste, produk yang memiliki stopkontak atau baterai, untuk memulihkan logam seperti emas atau perak dan menghindari pelepasan racun seperti timah atau merkuri. Sampah listrik dan elektronik merupakan campuran material dan komponen kompleks yang isinya berbahaya. Bila tidak dikelola dengan benar, ini dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan.

Sampah listrik dan elektronik seperti komputer, televisi, kulkas, dan telepon seluler adalah salah satu sampah yang pertambahannya paling cepat di Eropa. Pada 2005 hanya menghasilkan sampah sekitar 9 juta ton dan diperkirakan tumbuh lebih dari 12 juta ton pada 2020.

Secara keseluruhan, 35 persen dari e-waste benua itu benar didaur ulang pada 2012. Laporan ini menolak gagasan masa lalu bahwa kebanyakan limbah elektronik Eropa dikirim secara ilegal ke negara-negara Afrika, seperti Nigeria dan Ghana, dan diperbaiki untuk mendapatkan kesempatan hidup baru. “Sebagian besar dari perdagangan e-waste ilegal terjadi di depan pintu alih-alih jauh di Afrika,” kata Jaco Huisman. Dau pun menambahkan, ada banyak pencurian dan pemulung yang ujung-ujungnya sampah elektronik berakhir di tempat sampah.

Kulkas rusak, misalnya, adalah barang sisa berharga, terutama karena tembaga di kompresornya. Sering kali kompresor dibongkar dan sisanya dibuang. Serupa dengan pencurian komponen berharga, kehilangan prosesor pada eletronik bekas di Eropa diperkirakan mencapai hingga 1,7 miliar euro (US$ 1,90 miliar) per tahun.

Secara keseluruhan, menurut Huisman, 3,3 juta ton dari 9,5 juta ton e-waste yang dihasilkan di Eropa pada 2012 didaur ulang. Hanya sekitar 1,3 juta ton diekspor, dengan sisa didaur ulang di Eropa di luar program reguler atau dibuang.

Ioana Botezatu, ahli lingkungan di Interpol, mengatakan penuntutan jarang dilakukan, meski beberapa negara memiliki hukuman yang tegas bagi kejahatan lingkungan. Rekomendasi laporan itu mencakup kerja sama polisi yang lebih baik, pendidikan lebih banyak kepada konsumen tentang daur ulang, dan larangan transaksi tunai dalam perdagangan besi tua.

Satu masalah penting adalah membuat orang sadar terhadap pusat-pusat daur ulang. “Konsumen tidak tahu di mana menemukan pusat daur ulang,” kata Pascal Leroy, Sekretaris Jenderal Waste of Electrical and Electronic Equipment Forum, yang ikut berkontribusi dalam laporan ini.

REUTERS | EC UEROPA | AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya