Hanya 30 Persen Sampah Elektronik Eropa Didaur Ulang
Editor
Ahmad Nurhasim
Sabtu, 12 September 2015 08:36 WIB
TEMPO.CO, Oslo - Hanya sepertiga dari limbah elektronik di Eropa benar-benar didaur ulang. Studi terbaru yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kepolisian internasional Interpol menyatakan sejumlah besar ponsel, komputer, dan televisi secara ilegal diperdagangkan atau dibuang.
Swedia dan Norwegia mendekati target Eropa dalam pengumpulan dan daur ulang yang mencapai 85 persen dari seluruh limbah listrik dan elektronik. Urutan teratas ditempati Rumania, sedangkan Spanyol dan Siprus berada paling bawah karena kurang dari 20 persen. “Kesalahan manajemen terjadi di mana-mana,” kata peneliti United Nations University Jaco Huisman kepada Reuters, 29 Agustus 2015. Dia yang mengkoordinasi proyek penelitian ini bersama Interpol dan partner lainnya.
Aturan Eropa menuntut daur ulang e-waste, produk yang memiliki stopkontak atau baterai, untuk memulihkan logam seperti emas atau perak dan menghindari pelepasan racun seperti timah atau merkuri. Sampah listrik dan elektronik merupakan campuran material dan komponen kompleks yang isinya berbahaya. Bila tidak dikelola dengan benar, ini dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan.
Sampah listrik dan elektronik seperti komputer, televisi, kulkas, dan telepon seluler adalah salah satu sampah yang pertambahannya paling cepat di Eropa. Pada 2005 hanya menghasilkan sampah sekitar 9 juta ton dan diperkirakan tumbuh lebih dari 12 juta ton pada 2020.
Secara keseluruhan, 35 persen dari e-waste benua itu benar didaur ulang pada 2012. Laporan ini menolak gagasan masa lalu bahwa kebanyakan limbah elektronik Eropa dikirim secara ilegal ke negara-negara Afrika, seperti Nigeria dan Ghana, dan diperbaiki untuk mendapatkan kesempatan hidup baru. “Sebagian besar dari perdagangan e-waste ilegal terjadi di depan pintu alih-alih jauh di Afrika,” kata Jaco Huisman. Dau pun menambahkan, ada banyak pencurian dan pemulung yang ujung-ujungnya sampah elektronik berakhir di tempat sampah.
Kulkas rusak, misalnya, adalah barang sisa berharga, terutama karena tembaga di kompresornya. Sering kali kompresor dibongkar dan sisanya dibuang. Serupa dengan pencurian komponen berharga, kehilangan prosesor pada eletronik bekas di Eropa diperkirakan mencapai hingga 1,7 miliar euro (US$ 1,90 miliar) per tahun.
Secara keseluruhan, menurut Huisman, 3,3 juta ton dari 9,5 juta ton e-waste yang dihasilkan di Eropa pada 2012 didaur ulang. Hanya sekitar 1,3 juta ton diekspor, dengan sisa didaur ulang di Eropa di luar program reguler atau dibuang.
Ioana Botezatu, ahli lingkungan di Interpol, mengatakan penuntutan jarang dilakukan, meski beberapa negara memiliki hukuman yang tegas bagi kejahatan lingkungan. Rekomendasi laporan itu mencakup kerja sama polisi yang lebih baik, pendidikan lebih banyak kepada konsumen tentang daur ulang, dan larangan transaksi tunai dalam perdagangan besi tua.
Satu masalah penting adalah membuat orang sadar terhadap pusat-pusat daur ulang. “Konsumen tidak tahu di mana menemukan pusat daur ulang,” kata Pascal Leroy, Sekretaris Jenderal Waste of Electrical and Electronic Equipment Forum, yang ikut berkontribusi dalam laporan ini.
REUTERS | EC UEROPA | AHMAD NURHASIM