Kamera Hubble Tangkap Citra Tak Biasa dari Jupiter  

Reporter

Rabu, 14 Oktober 2015 15:40 WIB

Foto yang disiarkan oleh NASA/JPL ini, memperlihatkan sebuah benda besar menabrak kawasan selatan planet Jupiter, (21/07) WIB. Benda ini diduga sebuah komet. Foto: AP Photo/NASA/JPL

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan melihat perubahan pada Titik Merah Besar, Jupiter, saat mereka membuat peta baru planet itu dengan gambar-gambar dari teleskop antariksa Hubble milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Gambar-gambar Jupiter mengungkapkan adanya gelombang langka di bagian utara ekuator planet dan bentuk serabut unik di inti Titik Merah Besar yang tidak terlihat sebelumnya.

"Setiap kali melihat Jupiter, kami melihat petunjuk menggiurkan bahwa sesuatu yang sangat menarik sedang terjadi," kata Amy Simon, ilmuwan planet di Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland.

"Kali ini tak terkecuali," katanya seperti dilansir laman resmi NASA, Rabu, 14 Oktober 2015.

Simon dan koleganya membuat dua peta global Jupiter dari hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan kamera Hubble. Temuan mereka dipublikasikan di Astrophysical Journal.

Kedua peta hampir merepresentasikan rotasi bolak-balik planet agar bisa menentukan kecepatan angin Jupiter.

Gambar-gambar baru mengonfirmasi bahwa Titik Merah Besar terus menyusut dan menjadi lebih bundar seperti yang terjadi dari tahun ke tahun.

Poros panjang dari badai ini sekarang sekitar 240 kilometer lebih pendek ketimbang 2014.

Belakangan badai itu menyusut lebih cepat dari biasanya, tapi perubahan terkini konsisten dengan kecenderungan jangka panjangnya.

Titik Merah Besar lebih terlihat berwarna oranye ketimbang merah belakangan, dan intinya, yang biasanya punya warna lebih terang, tidak sejelas biasanya.

Filamen tipis yang tidak biasa tampak melingkupi hampir seluruh lebar vorteks. Pita filamen ini berotasi dan memilin sepanjang rentang sepuluh jam sekuen gambar-gambar Titik Merah Besar, terdistorsi tiupan angin 150 meter per detik atau bahkan lebih cepat lagi.

Di Sabuk Ekuatorial Utara Jupiter, para peneliti menemukan gelombang yang sukar dipahami yang tampak hanya sekali sebelumnya, berpuluh-puluh tahun lalu, oleh Voyager 2.

Dalam gambar-gambar tersebut, gelombang itu nyaris tak tampak, dan tidak ada gelombang seperti itu terlihat lagi sampai gelombang terkini ditemukan di sekitar 16 derajat Lintang Utara di kawasan dengan titik-titik siklon dan anti-siklon.

Gelombang-gelombang serupa, yang disebut gelombang baroclinic, kadang tampak di atmosfer Bumi tempat siklon-siklon terbentuk.

"Sampai sekarang, kami pikir gelombang yang dilihat Voyager 2 mungkin suatu kebetulan," kata penulis hasil studi itu, Glenn Orton, dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California. "Memang langka."

Gelombang itu mungkin berasal dari lapisan cerah di bawah awan, hanya terlihat ketika menyebar ke teras awan menurut para peneliti.

ANTARA

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

55 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya