Jokowi Resah Soal Sampah, Ini Solusi BPPT

Reporter

Editor

ursul florene

Rabu, 10 Februari 2016 12:21 WIB

Seorang warga memilah sampah plastik yang dikumpulkannya di sekitar perairan Laut Jakarta, Muara Angke, Jakarta, 13 Januari 2015. Di Tahun 2016 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama dengan instasi dan kementerian terkait akan membuat program bebas polusi (zero pollution) di lautan Indonesia. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mulai menyoroti masalah sampah perkotaan yang kian menumpuk tiap hari. Ia menginginkan adanya teknologi yang digunakan untuk menuntaskan permasalahan sampah kota secara terintegrasi dan menyeluruh.

Baca Kritik Jokowi: Tak Ada Kota yang Berhasil Tangani Sampah

Ketua Tim Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Rudi Nugroho mengatakan proses termal menjadi solusi yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. "Proses ini menggunakan insinerator untuk membakar sampah yang menumpuk di penampungan," kata dia di kantornya pada Rabu, 10 Februari 2016.

Meski prosesnya cepat, metode ini memiliki banyak risiko. Salah satunya emisi gas dan biaya yang tinggi. Rudi mengatakan tungku pembakar harus mencapai suhu ideal 1.000 derajat Celsius agar tak melepaskan gas beracun, seperti dioksin dan sulfur, ke udara. Persyaratan ini tak menjadi masalah bila sampah yang dibakar bersifat kering dan mudah dilalap api sehingga tak perlu menambah bahan bakar agar suhu meningkat.

Namun, dari sampah yang dihasilkan masyarakat, 60-70 persen merupakan sampah basah dan organik. Belum lagi, karena tempat penampungan pun tak tertutup, bila terguyur hujan, kadar airnya meningkat. Sampah sejenis ini sulit dibakar. “Jadi kita harus menambah solar atau batu bara yang digunakan untuk membakar. Biayanya bertambah lagi,” ucapnya.

Biaya pembangunan dan perawatan tungku pun tak murah. Pemerintah harus menyediakan Rp 1,3 triliun untuk membuat tungku berkapasitas 1.000 ton per hari. Perawatannya juga membutuhkan biaya miliaran rupiah.

Peneliti Madya Persampahan BPPT, Wahyono, mengakui tungku pembakaran bukanlah solusi tepat untuk pengelolaan sampah. Bahkan negara maju, seperti Jepang, Singapura, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa, sudah meninggalkan metode ini. “Mereka mulai menyadarkan masyarakat untuk mengolah sampah dari hulu, yaitu rumah tangga. Mereka memanfaatkan ulang sampah,” katanya.

Sebenarnya, dari sampah-sampah yang dibuang, masih ada material dan energi yang dapat dimanfaatkan. Sampah dapur bisa diolah kembali menjadi kompos, sedangkan sampah kering, seperti plastik dan kertas, bisa didaur ulang menjadi kerajinan tangan. Sisanya, yang sudah tak dapat dimanfaatkan lagi, berakhir di tungku pembakaran. “Bagaimanapun juga, pemerintah harus mendorong pengelolaan sampah dari unit terkecilnya. Sebab, teknologi hanya berperan 15 persen dalam hal ini. Sekitar 85 persen itu, ya, dari unsur nonteknis, seperti SDM, juga regulasi,” ujarnya.

URSULA FLORENE

Berita terkait

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

51 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

1 Januari 2024

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

Jumlah sampah malam tahun baru 2024 ini adalah yang terbanyak sejak DKI Jakarta melewati masa pandemi.

Baca Selengkapnya

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

20 November 2023

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

Proyek RDF Rorotan akan dibangun di atas lahan seluas 7,8 hektar.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?

Baca Selengkapnya

Sekda DKI Bakal Sisir APBD untuk Bangun RDF Plant di Rorotan

22 Agustus 2023

Sekda DKI Bakal Sisir APBD untuk Bangun RDF Plant di Rorotan

Pemprov DKI berencana nangun tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refuse Derived Fuel (RDF) untuk atasi masalah sampah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sempat Turun Tangan agar Proyek ITF Sunter Berjalan, Kini Disetop Heru Budi

27 Juni 2023

Jokowi Sempat Turun Tangan agar Proyek ITF Sunter Berjalan, Kini Disetop Heru Budi

Pj Gubernur DKI Heru Budi memutuskan menyetop pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Gandeng PLN, Heru Budi Mau Sampah Jakarta Diolah jadi Pembangkit Listrik

8 Juni 2023

Gandeng PLN, Heru Budi Mau Sampah Jakarta Diolah jadi Pembangkit Listrik

Heru Budi Hartono mengatakan kerja sama pengolahan sampah dengan PLN merupakan langkah Pemprov DKI mengurangi pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

8 Januari 2023

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

Rencana pengoperasian kereta cepat Merah Putih di Sulawesi itu pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tak Cukup Drone, Menanti Sanksi Tegas bagi Pembuang Sampah Sembarangan di Jakarta

12 November 2022

Tak Cukup Drone, Menanti Sanksi Tegas bagi Pembuang Sampah Sembarangan di Jakarta

Pj Gubernur DKI Jakarta meminta penggunaan drone untuk mengawasi warga yang masih buang sampah sembarangan

Baca Selengkapnya

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

13 Oktober 2022

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dirancang mewujudkan pemerintahan yang efektif. Ini revolusi sistem birokasi menjadi serba digital?

Baca Selengkapnya