Orang Kaya Suka Sekali Berbohong, Ini Bukti Ilmiahnya  

Reporter

Kamis, 28 April 2016 04:19 WIB

Magforwomen.com

TEMPO.CO, Berkeley - Persepsi awam, yang menilai masyarakat kelas "atas" sebagai kelompok terhormat, tampaknya bakal segera berubah. Sekelompok ilmuwan menunjukkan orang kaya justru cenderung berbohong, menipu, bahkan melanggar hukum.

Sebaliknya, anggota masyarakat dari kelas "lebih rendah", yang kurang beruntung, lebih sering menampilkan sikap-sikap terhormat.

Temuan ini dapat memberi gambaran ilmiah tentang bagaimana orang-orang kaya berperilaku kurang ajar dan suka ribut. Paul Piff, psikolog dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat, menyatakan temuan ini dapat membantu menjelaskan asal-usul krisis perbankan yang disebabkan oleh bankir kaya yang percaya diri dan bertindak sembrono dalam pekerjaannya.

Dalam penelitian, Piff dan rekan-rekannya meminta beberapa kelompok dari latar belakang sosial berbeda melakukan serangkaian tugas yang dirancang spesifik. "Tugas-tugas ini bertujuan mengidentifikasi sifat-sifat tertentu dari para responden, seperti kejujuran dan kepedulian kepada orang lain," kata Piff, seperti dikutip Telegraph.

Setiap orang, dalam suatu kelompok, diminta menjawab serangkaian pertanyaan tentang kekayaan mereka, pendidikan, latar belakang sosial, keyakinan atau agama, serta bagaimana mereka mengelola uang. Informasi itu digunakan untuk menempatkan mereka ke kelas sosial berbeda.

Tugas yang diberikan termasuk meminta para responden berpura-pura menjadi pengusaha dan mengikuti wawancara kerja. Tugas ini menguji apakah mereka akan berbohong atau menghindari fakta tertentu saat melakukan negosiasi gaji.

Peneliti juga mengamati para pengendara di persimpangan lalu lintas di San Francisco. Status sosial para pengendara dinilai dari kendaraan serta tampilan fisik, seperti usia. Dari perilaku pengendara, para peneliti dapat mengetahui kecenderungan mengebut dan memotong jalur pengendara lain, serta kemungkinan mereka berhenti guna memberi kesempatan kepada pejalan kaki untuk melintas.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan orang dari latar belakang yang lebih kaya atau berkuasa cenderung rakus, berbohong dalam negosiasi, bahkan menipu. "Berada di kelas sosial yang lebih tinggi, baik karena warisan maupun pencapaian sendiri, menyebabkan seseorang menjadi tidak etis dalam perilaku dan mengambil keputusan," ucap peneliti.

Piff menyimpulkan, seseorang yang memiliki status sosial tinggi cenderung menampilkan perilaku mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain, dan tidak memiliki empati. Perilaku ini berbeda dengan mereka yang berasal dari latar belakang yang lebih sederhana.

Temuan ini memperlihatkan ajaran Aristoteles, Plato, dan Yesus, yang menyebutkan ketamakan adalah akar semua perilaku tidak etis.

TELEGRAPH | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

38 menit lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

16 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

19 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

2 hari lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya