Pertama Kali Ditemukan, Komet Tak Berekor

Reporter

Senin, 2 Mei 2016 13:18 WIB

Ilustrasi komet tak berekor. Reuters.com

TEMPO.CO, Garching - Para astronom telah menemukan komet tak berekor pertama. Komposisi komet itu dapat menawarkan petunjuk tentang pembentukan dan evolusi tata surya. Temuan itu dilaporkan lewat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances Science, Jumat, 29 April 2016.

Komet aneh itu dijuluki "Manx". Nama itu diambil dari ras kucing tak berekor.

Komet Manx terbuat dari material batu yang biasanya ditemukan dekat bumi. Sebagian besar komet umumnya terbuat dari es dan senyawa beku lain yang terbentuk di wilayah luar tata surya yang dingin.

Para peneliti yakin komet yang baru ditemukan itu terbentuk di kawasan yang sama dengan bumi. Komet itu terlempar ke arah belakang tata surya seperti dilontarkan oleh katapel gravitasi ketika planet-planet begerak mencari posisi.

Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu sekarang berusaha untuk mempelajari ada berapa banyak komet Manx di luar sana. Penemuan itu diharapkan bisa membantu menyelesaikan perdebatan bagaimana persis dan kapan sistem surya memiliki konfigurasi seperti yang kita kenal sekarang.

"Tergantung berapa banyak yang ditemukan, kita akan tahu apakah planet raksasa menari-nari di sekitar tata surya ketika mereka masih muda, atau mereka tumbuh dengan tenang tanpa banyak bergerak," kata Olivier Hainaut, astronom dari European Southern Observatory di Jerman.

Komet baru yang diklasifikasikan sebagai C/2014 S3 itu, ditemukan pada 2014 oleh Panoramic Survey Telescope dan Rapid Response System, atau Pan-STARRS. Jaringan teleskop ini menjelajahi langit malam untuk mencari komet yang bergerak cepat, asteroid dan benda langit lainnya.

Biasanya komet yang datang dari kawasan yang sama dengan Manx akan memiliki ekor terang ketika mereka mendekati matahari. Ekor itu adalah hasil penguapan es dari tubuh komet dan kemilau di bawah sinar matahari yang dipantulkan.

Tapi C/2014 S3 gelap dan hampir tak berekor ketika ditemukan pada jarak dua kali lebih jauh dari jarak matahari ke bumi.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa alih-alih es yang biasanya ditemukan di komet, material komet yang terkandung pada Manx mirip dengan bahan asteroid batu yang berada di sabuk antara Mars dan Jupiter.

"Kemunculan C/2014 S3 yang masih murni mengindikasikan bahwa komet itu telah membeku di dalam sistem surya untuk waktu yang lama," kata astronom di Universitas Hawaii Karen Meech, yang terlibat dalam penemuan komet.

"Penemuan komet sejenis Manx dapat membantu para ilmuwan memperbaiki pemodelan komputer yang digunakan untuk mensimulasikan pembentukan tata surya," kata Meech.

REUTERS | AKMAL IHSAN HARIS (MAGANG)

Berita terkait

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

29 hari lalu

Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?

Baca Selengkapnya

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.

Baca Selengkapnya

Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

6 September 2023

Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).

Baca Selengkapnya

Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

2 September 2023

Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.

Baca Selengkapnya

Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

1 Februari 2023

Komet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari

Komet bisa diamati hingga akhir Februari.

Baca Selengkapnya

ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

18 Januari 2023

ITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)

Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

17 Januari 2023

Setelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari

Komet berwarna biru dan hijau terang, serta emas pada bagian ekornya itu diperkirakan mendekati bumi terakhir kali saat Neanderthal menjelajahi Bumi.

Baca Selengkapnya

Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

10 Januari 2023

Setelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis

Komet, yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF), akan mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.

Baca Selengkapnya

Ditabrak DART, Asteroid Dimorphos Ciptakan Ekor Puing 10 Ribu Kilometer

6 Oktober 2022

Ditabrak DART, Asteroid Dimorphos Ciptakan Ekor Puing 10 Ribu Kilometer

Dua hari setelah misi DART, gambar dari Teleskop SOAR menunjukkan asteroid Dimorphos membentang dari tengah ke tepi kanan gambar.

Baca Selengkapnya

Komet K2 dari Awan Oort Melintasi Bumi Menuju Matahari

25 Juli 2022

Komet K2 dari Awan Oort Melintasi Bumi Menuju Matahari

Komet K2 melintas terdekat dengan Bumi pada 13 Juli 2022 pada jarak sekitar dua kali jarak Bumi ke Matahari.

Baca Selengkapnya