Dokter UI Temukan Pengobatan Patah Tulang dengan Stem Cell

Reporter

Editor

Mustafa moses

Sabtu, 20 Agustus 2016 03:35 WIB

Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Hadisoebroto, seorang dokter spesialis ortopedi dan peneliti dari Universitas Indonesia, menyabet juara I kategori Best Research dalam Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016. Pada ajang tersebut, Ismail meneliti tentang stem cell dan manfaatnya bagi penderita patah tulang.

Stem cell atau sel punca merupakan sel induk. “Sel ini mampu memperbanyak diri dan memperbarui sendiri dan bisa menuju ke sel dewasa atau sel matang,” ujar Ismail saat ditemui dalam acara Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.

Ia mencontohkan jika dokter ingin mengobati kelainan tulang bisa menggunakan penelitiannya itu. Sel itu bisa berubah menjadi sel ostoblas atau sel tulang. Sel ini bisa mereparasi, merekonstruksi, meregenerasi, dan menggantikan tulang yang hilang.

Yang membuat sel punca istimewa adalah sel ini tidak akan ditolak tubuh pasien karena sel berasal dari sumsum tulang pasien itu sendiri. “Kami merekonstruksi agar tulang itu tumbuh,” ucapnya. Dengan begitu, pasien yang sebelumnya tak bisa berjalan bisa berjalan kembali.

Penelitian ini, kata Ismail, sudah dalam fase klinis. Sudah ada pasien yang menggunakan hasil penelitian ini. Penelitian teraebut telah digunakan pada kasus-kasus patah tulang yang gagal sambung, yang selama ini pasiennya diobati oleh dukun patah tulang.

“Banyak pasien yang sudah kami tangani melalui hibah penelitan yang kami dapatkan,” tutur dia. Pasien-pasien tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik yang mampu mau pun ekonomi lemah. Ia berharap penelitiannya ini bisa menjadi standar operasional di setiap rumah sakit.

Judul penelitian Ismail di ajang itu adalah “Bone Reconstruction For Neglected Dificult Fractures Of The Atropic Nonunion Of The Long Bones And Critical-Sized Bone Defect Using Mesenchymal Stem Cells Implantation, Hydroxyapatite, BMP2, And Mechanical Stabilization.”

Dalam ajang ini terdapat empat pemenang. Tiga menjuarai ketegori Best Research dan satu kategori Young Scientist Award. Best Research Award merupakan orang dengan hasil penelitian terbaik. Sementara Young Scientist Award untuk peneliti muda Indonesia yang berprestasi.

Pemenang Best Research Award mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta untuk juara I, Rp 75 juta untuk juara II, dan Rp 50 juta untuk juara III. Sedangkan pemenang Young Scientist Award mendapatkan Rp 75 juta.

BAGUS PRASETIYO

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

37 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya