Minum Kopi tapi Tetap Ngantuk? Itu Pasti karena Gen Anda  

Reporter

Selasa, 30 Agustus 2016 17:36 WIB

Ilustrasi kopi. TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Edinburgh - Apakah Anda termasuk orang yang memanfaatkan kopi untuk melawan kantuk? Jika secangkir kopi bisa membuat Anda melek sepanjang hari, berterima kasihlah pada gen Anda.

Penelitian di University of Edinburgh mengungkapkan bahwa gen mempengaruhi tubuh dalam memproses kopi. Variasi gen mungkin mempengaruhi berapa banyak kopi yang diminum seseorang. Artinya, tak semua orang bisa melawan kantuk dengan kopi.

Gen mempengaruhi dampak kopi terhadap setiap orang. Seseorang dengan gen tertentu tak perlu banyak-banyak mengkonsumsi kopi untuk terjaga lebih lama.

Salah satunya adalah jenis gen PDSS2, yang memiliki penguraian kafein lebih lama. Jadi, tanpa mengkonsumsi banyak, efek kopi akan bertahan lama di tubuhnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan gen lain memiliki kode enzim untuk mengurai kafein. Sangat mungkin PDSS2 menghalangi kode enzim tersebut.

“Dengan begitu, tubuh tak efisien dalam mengurai kafein,” kata peneliti dari University of Edinburgh, Dr Nicola Pirastu.

Ia berujar, penelitian tentang kopi ini juga bertujuan mempelajari lebih lanjut pengaruh kopi terhadap kesehatan. “Mengkonsumsi kopi mencegah penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan parkinson,” ucap Pirastu.

Memahami apa yang mempengaruhi konsumsi kopi akan membantu peneliti mengetahui efeknya terhadap penyakit-penyakit tersebut. Gen yang memiliki peran dalam penguraian kafein juga akan memiliki peran terhadap pengobatan tertentu.

“Penelitian tentang gen dan kopi ini akan membantu peneliti memahami perbedaan respons pasien terhadap obat-obatan dan membantu dokter menspesialisasi perawatan mereka,” tutur Pirastu.

Efek kopi memang berbeda pada setiap orang. Perbedaan ini kadang disalahartikan dengan melihatnya sebagai kerugian. Beberapa kritikus menyebutkan minuman hitam itu memberi dampak negatif, seperti asidosis (suatu keadaan saat darah terlalu banyak mengandung asam), tekanan darah tinggi, dan insomnia.

Di sisi lain, banyak yang menyebutkan manfaat dari kopi. Pemindaian otak mengungkapkan bahwa kafein memiliki pengaruh hebat, yakni meningkatkan memori dan konsentrasi. David Elmenhorst, neurolog dari Institute of Neuroscience and Medicine, menuturkan meminum kopi tiga-lima cangkir per hari akan menunda demensia pada usia lanjut.

“Setiap makanan atau minuman pasti punya pengaruh buruk dan baik. Khusus untuk kopi, pengaruh buruknya sangat bervariasi pada setiap orang,” kata Elmenhorst.

Anda pasti ingin mencegah demensia saat lanjut usia. Tapi perlukah memasukkan kopi sebagai minuman rutin untuk mencegahnya? Itu semua terserah Anda.

THE GUARDIAN | TELEGRAPH | COFFEE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI




Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya