Siapa Lebih Pribumi di Indonesia, Cina, India, atau Arab?  

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 30 Januari 2017 15:17 WIB

Ilustrasi nenek moyang Indonesia. TEMPO/Indra Fauzi

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia adalah representasi keberagaman. Dengan populasi lebih dari 240 juta, penduduk negara kepulauan terbesar di dunia ini terdiri atas lebih dari 300 kelompok etnis berbeda. Lalu siapa sebenarnya orang asli alias pribumi Indonesia? Apakah Cina, India, atau Arab?

Jawaban atas teka-teki siapa pribumi Indonesia bisa dilacak melalui riset genetika. “DNA menjadi penghubung antara kita dan nenek moyang serta menunjukkan dari mana asalnya,” kata Herawati Sudoyo, Deputi Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dalam tulisan berjudul Melacak Leluhur Lewat DNA di majalah Tempo edisi 30 Januari 2017.

Baca:

Bos Apple dan Google Kecewa Kebijakan Imigrasi Donald Trump


Hasil studi genetika oleh tim yang dipimpin peneliti dari Lembaga Eijkman, Merryane K. Tumonggor, menunjukkan keragaman penduduk Indonesia dibentuk dua gelombang migrasi yang dipengaruhi perubahan rupa daratan. Merryane dan koleganya dari Universitas Arizona, Institut Santa Fe, dan Institut Riset Fundamental di Universitas Massey, Selandia Baru, mengumpulkan lebih dari 6.000 sampel DNA.

Peta persebaran manusia Indonesia terbagi dalam empat tahap gelombang migrasi. Gelombang migrasi pertama terjadi 50-45 ribu tahun silam. Manusia modern masuk Indonesia lewat jalur darat selatan Asia. Kepulauan bagian barat Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, menyatu dengan daratan Asia (Paparan Sunda) karena muka air laut rendah. Kawasan Bali dan Lombok sudah dipisah selat dalam.

Baca:
7 Langkah Penting untuk Lindungi Privasi di Era Online


Gelombang migrasi kedua terjadi 35-16 ribu tahun silam. Manusia dari daratan Asia, terutama kawasan Indocina, masuk Indonesia lewat darat. Paparan Sunda masih ada, tapi muka air laut perlahan naik. Muka daratan Asia Tenggara saat ini sudah terbentuk sejak 8.000 tahun lalu.

Gelombang migrasi ketiga terjadi 5-4 ribu tahun silam. Kelompok dalam rumpun bahasa Austronesia dari Cina selatan dan Taiwan menyebar, baik ke Indonesia barat maupun timur. Sedangkan gelombang migrasi keempat terjadi 2.000 tahun lalu. Mulai abad ketiga hingga ke-13, kelompok proasiatik, India, Cina, dan Arab masuk Indonesia. Ada persebaran budaya Hindu, Budha, kemudian Islam.

Tim Merryane mempelajari 2.740 individu dari 70 populasi yang tersebar di 12 pulau di Indonesia. Dari studi genetika itu, pergerakan populasi manusia ke Nusantara dalam 50 ribu tahun direkonstruksi. Persinggungan dengan komunitas Cina, Arab, dan Eropa tergambar dalam variasi kromosom Y.

Baca:
Hamster Prancis Jadi Kanibal karena Budi Daya Jagung


Secara umum, orang Indonesia memiliki kombinasi haplogroup Austronesia, Melanesia, dan Austroasiatik. Namun proporsinya berbeda, bergantung pada wilayah tempat tinggalnya. Semakin ke timur Indonesia, marka gen Melanesia akan lebih mendominasi.

Nicolas Brucato, peneliti dari Laboratorium Antropologi Molekuler dan Sintesis Citra (AMIS), Universitas Toulouse, Prancis, menyatakan warisan genetik orang Indonesia dipengaruhi aktivitas jaringan perdagangan. Dalam presentasinya di Lembaga Eijkman pada November lalu, Brucato menuturkan jalur laut Samudra Hindia dan kawasan kepulauan Indonesia menjadi perlintasan para pedagang dari Afrika Barat, India, dan Cina lebih dari 2.000 tahun.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA | EZ







Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya