Rudiantara: Ransomware WannaCry Serang Windows Lama

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 14 Mei 2017 14:13 WIB

virus.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan fenomena tersebarnya virus malware jenis Ransomware WannaCry atau Wanna Decryptor tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.


Fenomena ini juga menyita perhatian seluruh otoritas informatika dan teknologi dunia untuk mengatasi dan membuat langkah antisipasi virus yang penyebarannya disebut sudah semakin cepat bahkan dalam hitungan menit.

"Ini melanda seluruh dunia dan di global maupun Indonesia itu proses bisnis yang terkena adalah sektor yang berkenaan di pelayanan kesehatan," ujarnya dalam konferensi pers di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, Minggu, 15 Mei 2017.

Baca: Hadapi Ransomware WannaCry, Jangan Hanya Andalkan Antivirus

Adapun di Indonesia, Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais dilaporkan menjadi target serangan peretasan massal yang kini tengah terjadi di 99 negara. Rudiantara menuturkan Ransomwate tidak terkena kepada semua komputer atau server, melainkan kepada yang menggunakan sistem operasi dari Windows.

"Yang kena itu Windows versi agak lama, yaitu 2008 ke bawah, kalau sekarang yang canggih-canggih atau seperti Mac juga itu tidak akan terkena," katanya.

Menurut Rudiantara, Ransomware pertama kali menginfeksi dan menggemparkan dunia sejak hari Kamis kemarin. Ransomware menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tak bisa diakses lagi.

Baca: Mengenal Ransomware WannaCry yang Menyerang 99 Negara

"Di Indonesia baru kemarin menginfeksinya, agak telat memang, yang melaporkan Dharmais mereka memiliki masalah untuk mengakses data yang terenkripsi," ucapnya. Namun, menurut dia Indonesia bukanlah negara dengan dampak terbesar saat ini.

WannaCry mengincar komputer bersistem operasi windows yang memiliki kelemahan terkait layanan SMB (Server Message Block) yang dijalankan di komputer tersebut dan bisa melakukan eksekusi perintah lalu menyebar ke komputer lain pada jaringan yang sama.

Rudiantara pun menjelaskan langkah untuk menghindari penyebaran dari Ransomeware itu, yaitu dengan langkah sederhana atau tidak menghidupkan jaringan internet ketika mengaktifkan komputer, PC, dan server. "Cabut dulu kabel data dan kalau pakai Wifi diaktifkan sebentar, betul-betul stand alone."

Selanjutnya, Rudiantara mengimbau seluruh pihak, terutama instansi, lembaga, dan perkantoran agar melakukan backup data atau menyimpannya secara terpisah dari server yang telah terinfeksi di dalam jaringan tersebut. Backup dapat dilakukan ke server lain yang tidak menggunakan Windows atau media lainnya seperti hardisk eksternal. "Lalu setelah itu bisa download anti virus dan terhubung dengan jaringan lagi, tapi setidaknya data sudah dibackup."

Baca: Peneliti MalwareTech Hentikan Peretasan Massal


Rudiantara pun meminta setiap organisasi khususnya Kementerian dan Lembaga Pemerintah agar memiliki Tim Penanganan Insiden Keamanan Komputer/Informasi atau Insident Security Response Team (ISRT) untuk penanganan security teknologi informasi dan Internet. "Dan kami mengimbau semua pihak tidak perlu panik."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

4 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

9 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

31 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

54 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

55 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya