6 Fakta Bitcoin, Uang Tebusan Peretas Virus Ransomware Wannacry  

Reporter

Rabu, 17 Mei 2017 14:42 WIB

Ilustrasi bitcoin. KAREN BLEIER/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Hacker di balik serangan ransomware Wannacry global meminta pembayaran dengan Bitcoin. Apa sebenarnya mata uang Bitcoin? Berikut rangkuman penjelasan mengenai mata uang digital tersebut, dilansir dari laman New York Times.



• Apa itu Bitcoin?



Bitcoin adalah token digital yang dapat dikirim secara elektronik dari satu pengguna ke pengguna lain, di manapun di dunia.

Bitcoin juga merupakan nama dari jaringan pembayaran di mana token digital Bitcoin bergerak.



Beberapa orang membedakan antara Bitcoin dengan huruf kapital di depan sebagai token, sementara bitcoin dengan huruf kecil sebagai jaringan.

Tidak seperti jaringan pembayaran tradisional, seperti Visa atau American Express, tidak ada satu perusahaan atau orang uang menjalankan jaringan Bitcoin tersebut.

Sebaliknya, bitcoin adalah sebuah desentralisasi jaringan komputer di seluruh dunia yang menjaga jalur semua transaksi Bitcoin, mirip dengan desentralisasi jaringan server yang membuat internet bekerja.

Karena tidak ada jaringan pusat yang menjalankan Bitcoin, tak seorangpun memiliki kewenangan untuk memaksa pengguna baru mengungkap identitas mereka.

Jaringan tersebut didesain dengan cara demikian untuk membuat sebuah mata uang dan sebuah jaringan finansial di luar kontrol dari pemerintah mana saja atau sebuah perusahaan.

Komputer yang bergabung dalam jaringan dan jalur transaksi Bitcoin akan melakukan mendapat koin baru yang dilepas ke jaringan setiap 10 menit. Koin akan diberikan kepada komputer yang melacak transaksi dan menjaga jaringan tersebut.

• Mengapa hacker menggunakan Bitcoin?

Mata uang digital Bitcoin muncul sebagai sebuah alat favorit bagi hacker untuk membayar tebusan. Alasannya sederhana: Anda dapat menerima Bitcoin di manapun di dunia tanpa mengungkap identitas Anda.

Bagi para penjahat, hal ini membuat Bitcoin lebih menarik dibanding sejumlah sistem lainnya seperti Western Union, yang umumnya membutuhkan identitas pelanggan sebelum membuka rekening dan menerima transferan uang.

• Bagaimana membeli dan menerima Bitcoin?

Ada beberapa perusahaan di sejumlah negara yang menjual Bitcoin untuk ditukarkan dengan mata uang lokal.

Di Amerika Serikat, sebuah perusahaan bernama Coinbase akan terhubung ke akun bank atau kartu kredit Anda dan kemudian menjual koin tersebut dalam dolar Amerika.

Membuka rekening Coinbase mirip dengan membuka sebuah rekening di bank tradisional atau saham perdagangan, membutuhkan banyak verifikasi dari identitas Anda.

Bagi orang-orang yang tidak ingin mengungkap identitas mereka, ada jasa seperti LocalBitcoins yang akan melayani siapa saja yang ingin membeli dan menjual Bitcoin, umumnya tanpa membutuhkan verifikasi identitas.

Untuk dapat mulai menerima Bitcoin bahkan lebih mudah, yang dibutuhkan hanya membuat alamat Bitcoin, yang bisa dilakukan dengan tidak menggunakan nama asli oleh siapa saja yang memiliki akses internet.

Harga dari Bitcoin sendiri berfluktuasi terus menerus dan ditentukan oleh pasar terbuka pertukaran Bitcoin, mirip dengan cara menentukan harga emas dan saham.

• Apakah otoritas dapat melacak penjahat yang menggunakan Bitcoin?

Semua transaksi Bitcoin tercatat pada jaringan buku besar yang dikenal dengan nama Blockchain. Penegak hukum atau otoritas finansial terkadang bisa menggunakan Blockchain untuk melacak transaksi penjahat.

Namun, selama para penjahat itu tidak mengungkap identitas asli mereka dalam alamat Bitcoin, mereka umumnya aman.

Hal rumit berlanjut, paling mutakhir, ada jasa pencucian Bitcoin, dikenal dengan istilah tumblers, yang mencampur transaksi bersama dalam jumlah besar sehingga mempersulit otoritas untuk melacak sebuah transaksi.

Yang menjadi persoalan bagi hacker setelah menerima Bitcoin adalah di mana mereka dapat mengkonversi Bitcoin ke mata uang tradisional.

Sebagian besar perusahaan yang melayani jasa konversi Bitcoin ke dalam dolar di Amerika Serikat membutuhkan identifikasi pelanggan.

Jika seorang penjahat terdaftar dalam sebuah perusahaan seperti itu, akan menjadi relatif mudah bagi polisi untuk melacak mereka.

Namun, ada banyak tempat penukaran Bitcoin di luar itu yang tidak membutuhkan identitas dunia-nyata si pengguna jasa.

LocalBitcoin juga memudahkan seseorang bertemu secara pribadi dengan orang lain untuk membayar tunai Bitcoin tanpa membutuhkan identifikasi - semacam situs iklan baris untuk pertukaran Bitcoin.

Ini mempermudah untuk membali barang secara online dengan menggunakan Bitcoin, tanpa harus mengkonversi mata uang digital tersebut ke dalam dolar atau euro.

• Apa yang terjadi dengan harga Bitcoin?


Harga Bitcoin baru-baru ini menyentuh angka tertinggi yaitu di atas 1.800 dolar AS (Rp 23.958.000).

Seperti emas, harga dari Bitcoin dipicu oleh kelangkaan dari token digital tersebut. Ketika Bitcoin diciptakan pada 2009, telah disepakati hanya ada 21 juta koin yang dibuat.

Para investor membeli koin-koin tersebut dan mendorong harga Bitcoin dari sebuah keyakinan bahwa Bitcoin adalah sebuah token dan sistem menjadi semacam mata uang digital dan jaringan finansial unruk masa depan.

Sementara transaksi dunia nyata lambat untuk lepas landas, Bitcoin semakin populer digunakan di pasar gelap, seperti ransomware dan jual beli obat-obatan terlarang, bagai penerus Jalan Sutra.

Perusahaan dunia juga tertarik dalam teknologi Bitcoin, utamanya memungkinkan desentralisasi jaringan finansial dan Blockchain, di mana semua transaksi Bitcoin tercatat.

Banyak bank bertaruh bahwa transaksi finansial di dunia nyata suatu hari nanti akan berjalan mirip dengan Bitcoin, yang dapat beroperasi lebih cepat, efisien dan aman dibandingkan jaringan finansial tradisional.

Saat ini ada banyak pesaing Bitcoin, seperti Ethereum, dan nilai mereka juga didorong oleh pertumbuhan ketertarikan terhadap teknologi Bitcoin. Namun, Bitcoin tetap menjadi yang terbesar.

• Dari mana Bitcoin berasal?



Bitcoin diperkenalkan pada 2008 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto, yang berkomunikasi dengan email dan pesan instan.

Beberapa orang telah diidentifikasi sebagai calon Satoshi, namun tidak satupun yang telah dikonfirmasi.

Satoshi menciptakan aturan asli jaringan Bitcoin dan kemudian merilis software-nya pada 2009. Tidak diketahui merupakan seseorang atau kumpulan orang, Satoshi lenyap dua tahun kemudian.

Siapa saja bisa mengunduh dan menggunakan software tersebut, dan Satoshi sekarang tidak lagi memiliki kontrol terhadap software tersebut.

ANTARA

Berita terkait

Fakta-fakta Data PT KAI Diduga Dibobol Peretas

19 Januari 2024

Fakta-fakta Data PT KAI Diduga Dibobol Peretas

Peretasan data PT KAI itu disebut dilakukan oleh geng ransomware bernama Stormous.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Sebut Data Internal PT KAI Dibobol Geng Ransomware Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Sebut Data Internal PT KAI Dibobol Geng Ransomware Stormous

Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus menanggapi isu yang beredar terkait perusahaannya telah terkena serangan ransomware.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kebocoran Data KAI, CISSReC Minta Karyawan Diberi Edukasi Keamanan Siber

17 Januari 2024

Dugaan Kebocoran Data KAI, CISSReC Minta Karyawan Diberi Edukasi Keamanan Siber

CISSReC menilai perlu diadakan pelatihan khusus bagi karyawan PT KAI, supaya lebih paham perihal keamanan data dan cara mencegah peretasan.

Baca Selengkapnya

FBI Ciptakan Alat Dekripsi untuk Bantu Mengembalikan Data 500 Korban Ransomware

22 Desember 2023

FBI Ciptakan Alat Dekripsi untuk Bantu Mengembalikan Data 500 Korban Ransomware

Biro penyelidik kenamaan tersebut telah menyita "beberapa situs web" yang dioperasikan oleh geng ransomware ALPHV/Blackcat

Baca Selengkapnya

OJK: Dunia Rugi US$ 8 Triliun Akibat Kejahatan Siber

30 November 2023

OJK: Dunia Rugi US$ 8 Triliun Akibat Kejahatan Siber

Data IIA menunjukkan bahwa kerugian kejahatan siber di seluruh dunia pada 2023 mencapai US$ 8 triliun.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Ransomware? Ini Pengertian dan Jenisnya

15 November 2023

Apa Itu Ransomware? Ini Pengertian dan Jenisnya

Ransomware serupa dengan malware yakni sebagai virus dan program jahat yang dapat mengambil alih perangkat. Kenali pengertian dan jenisnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kelompok Peretas LockBit yang Bobol Bank Terbesar di China

11 November 2023

Mengenal Kelompok Peretas LockBit yang Bobol Bank Terbesar di China

Aktif sejak September 2019, kelompok peretas LockBit telah menyerang ribuan organisasi dan perusahaan. Terbaru, menyerang bank terbesar di China.

Baca Selengkapnya

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

31 Oktober 2023

Google Selidiki Bug Pembaruan Beberapa Profil Android 14

Google secara resmi mengonfirmasi adanya bug pada pembaruan Android 14. Simak rinciannya.

Baca Selengkapnya

Pakar Keamanan Siber: Ada Anomali Pengelolaan Keamanan Siber Otoritas Keuangan

9 Oktober 2023

Pakar Keamanan Siber: Ada Anomali Pengelolaan Keamanan Siber Otoritas Keuangan

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan ada anomali di pengelolaan sistem keamanan siber otoritas keuangan.

Baca Selengkapnya