Misteri Mars: Ada Hujan Deras, Juga Pernah Punya Ombak Raksasa

Reporter

Senin, 22 Mei 2017 13:09 WIB

Kawah McLaughlin di Planet Mars. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Columbia - Selain hujan deras di Planet Mars, ilmuwan juga pernah mengungkap adanya ombak raksasa yang bergerak lambat di Planet Merah itu. Ombak raksasa itu, menurut para ilmuwan, menjelaskan iklim Mars kuno.

Studi ini yang diterbitkan dalam jurnal Science edisi April 2015 ini sekaligus menjawab pertanyaan apakah Mars memiliki laut dengan cukup lama sehingga kehidupan berpotensi berkembang.

Baca: Hujan Deras di Mars, Bikin Planet Merah Itu Mirip Bumi?

"Jika kita dapat mengidentifikasi garis pantai terpotong ombak di Mars, kita bisa mengetahui kekuatan angin minimum yang terjadi ketika laut terbuka ada di Mars," kata Don Banfield, penulis utama studi ini yang juga seorang ilmuwan planet di Cornell University di Ithaca, seperti dikutip dari laman Space.com.


Sebelumnya, ilmuwan juga mengungkapkan temuan soal hujan deras di Mars pada masa lalu, yang membuat planet merah itu dianggap mirip dengan bumi. Hujan tersebut berdampak pada kawah dan pola aliran sungai di permukaannya sejak miliaran tahun lalu. Tim ilmuwan dari Smithsonian Institution dan John Hopkins University di Maryland, Amerika Serikat, menunjukkan perubahan atmosfer Mars tersebut dalam jurnal Icarus edisi terbaru.

Mars, tulis ilmuwan dalam jurnal tersebut, memiliki rupa geologis seperti bumi dan bulan. Di antaranya, yaitu kawah dan lembah. Itu semua terbentuk karena hujan di masa purba. Namun, meski ada bukti keberadaan air di Mars, hujan sudah tak lagi turun.


Soal keberadaan laut di mars saat ini dalam kajian lebih jauh. Planet Mars kini bersuhu terlalu dingin dan kering bagi cairan untuk bisa bertahan di permukaannya dalam waktu yang lama. Namun gambar orbital dari misi Mariner 9 NASA pada awal 1970 dan sejumlah temuan lain sejak itu menunjukkan banyak bagian dari planet merah tersebut pernah tertutupi sungai dan laut. Keberadaan lautan Mars kuno menjelaskan mengapa dataran rendah utara Mars menyerupai dataran abyssal lantai samudra bumi.

Baca: Kisah Ilmuwan NASA Temukan Formasi Tata Surya Baru

Namun para peneliti masih memperdebatkan keberadaan dan tingkat laut purba di planet merah itu. Ini terkait dengan fakta bahwa banyak hal yang masih belum jelas mengenai lingkungan Mars kuno. Karena ketidakpastian itu, banyak pertanyaan tersisa mengenai apakah iklim planet merah itu mampu mempertahankan air di permukaannya untuk jangka waktu lama.

Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah, apakah ombak di lautan Mars bisa memotong garis pantai di planet merah. Namun masih belum jelas seberapa tebal atmosfer Mars pada masa lalu.

Baca: NASA Bangun Gerbang Ruang Angkasa Menuju Mars

Kita tunggu saja temuan menarik apa lagi yang diungkap ilmuwan tentang misteri Planet Mars.

SCIENCE | SPACE.COM| ERWIN ZACHRI

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

50 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya