Satelit Plato (Planetary Transits and Oscillations of Stars) milik Badan Antariksa Eropa (ESA). (ESA)
TEMPO.CO, Warwick - Badan Antariksa Eropa (ESA) akan memulai ekspedisi antariksa untuk pencarian kehidupan alien. Alien yang dimaksud adalah kehidupan lain atau objek asing di eksoplanet yang memiliki karakteristik seperti bumi. Eksoplanet adalah planet yang berada di luar tata surya kita.
Untuk itu, seperti dilansir laman berita Mirror, tim ESA menyiapkan misi terbaru, yakni satelit Plato (Planetary Transits and Oscillations of Stars). Misi ini mulai disiapkan tahun ini dan rencananya akan diluncurkan pada 2026 atau sembilan tahun dari sekarang.
Satelit Plato akan diluncurkan dari Guiana Space Centre menggunakan roket Soyuz buatan Rusia ke titik L2 Lagrangian Point. Ini adalah titik tanpa gravitasi antara bumi dan matahari.
"Plato akan menjadi jawaban dari eksistensi manusia terkait misteri kehidupan alien di antariksa," kata Don Pollaco, pakar astrofisika dari Universitas Warwick, Inggris, yang juga bagian dari tim ESA.
Plato memiliki 26 jenis teleskop yang akan berperan mencari cahaya tanda eksoplanet. Setelah itu, cahaya tersebut dianalisis berdasarkan massa, radius, dan umur dari cahaya. Lalu tim akan memisahkan antara eksoplanet yang mirip bumi dan yang tidak mirip.
Sebelumnya, pada Februari 2007, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan tata surya yang berpotensi memiliki eksoplanet seperti bumi. Dari pengamatan tersebut setidaknya NASA mencatat tujuh eksoplanet kembaran bumi dengan karakter masing-masing. Namun, NASA belum menyatakan menemukan tanda-tanda kehidupan alien di eksoplanet tersebut.
NASA hanya menyatakan bahwa tiga dari tujuh planet berada dalam posisi sejajar. Ketiganya disinyalir memiliki laut. NASA menyebut posisi ini sebagai Goldilock Zone.
Saat ini, NASA dan ESA sedang meneliti keberadaan tata surya tersebut di European Southern Observatory di Munchen, Jerman. Tentunya, untuk mencari tanda-tanda kehidupan alien.
