TEMPO.CO, Ujung Kulon - Muhammad Ganda Saputra, 31 tahun, melihat kucing besar yang mirip harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) pada Jumat sore, 25 Agustus 2017, di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Ia melihatnya saat sedang menginventarisasi banteng di Padang Penggembalaan Cidaun.
"Saya mendengar suara auman dulu, lalu pergi menuju arah suara itu," kata Ganda, saat mengenang sore itu, saat ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon, Rabu, 13 September 2017. Karena berukuran besar dan memiliki corak yang berbeda dengan macan tutul Jawa (Panthera pardus melas), yang kerap ditemui di Ujung Kulon, Ganda langsung mengeluarkan kamera untuk merekam video dan memotretnya.
"Ada loreng di bagian perut," ujar Ganda. Dia bercerita, kucing besar itu sedang menyantap seekor banteng sebelum akhirnya berjalan meninggalkan padang untuk kembali masuk ke hutan.
Baca: Tujuh Fakta Menyedihkan tentang Kepunahan Harimau Jawa
Sore itu, kali kedua Ganda bertemu kucing besar. Sebelumnya, tidak lama sebelum pertemuan akhir Agustus, dia bertemu dengan hewan serupa yang ukurannya lebih besar. "Pertemuan pertama pada pagi hari, ada loreng di bagian pantat," kata dia.
Sayangnya, saat pertemuan pertama, Ganda tak memegang kamera. Sepekan sebelumnya, Kepala Resor, Peucang Mumuh, juga mendapat laporan dari masyarakat soal keberadaan harimau Jawa. Salah satunya dari masyarakat yang berziarah di Sangeang Sirah, Cibunar.
"Mereka keukeuh (berkeras) melihat," kata Mumuh. Namun, Mumuh menjelaskan, bahwa P. tigris sondaica telah dinyatakan punah oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 1989.
Baca: Cara Tim Ekspedisi Menyisir Harimau Jawa di Ujung Kulon
Kepala Balai TNUK Ujang Mamat Rahmat juga sering mendengar laporan dari masyarakat sekitar mengenai keberadaan harimau Jawa. Salah satunya laporan dari masyarakat. "Pak, kami melihat lodaya di Gunung Payung Cibunar," ucapnya menirukan ucapan warga. Lodaya adalah sebutan harimau Jawa dalam bahasa Sunda.
Ketika Tempo berkunjung ke TNUK kemarin, petugas Seksi Dokumentasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Winarsa, menangkap gambar seekor banteng terluka di bagian leher. Mamat menduga banteng tersebut diserang kucing besar yang diduga harimau Jawa. "Harimau cenderung menyerang di bagian leher," ucapnya.
Menurut Mamat, kucing besar yang tertangkap kamera Ganda kemungkinan berusia remaja. "Artinya, dia punya keluarga," katanya. Dia memperkirakan ada lebih dari satu ekor kucing besar yang diduga merupakan harimau Jawa.
Baca: Mencari DNA Harimau Jawa dari Bekas Cakaran dan Kotoran
Simak perkembangan berita tentang harimau Jawa hanya di kanal Tekno Tempo.co.
VINDRY FLORENTIN
Berita terkait
Top 3 Tekno: Rampogan Harimau Jawa, Asal-usul THR, dan 10 Ponsel Terbaru
26 hari lalu
Pembahasan soal tradisi pertarungan harimau, Rampogan, menjadi artikel terpopuler Tekno.
Baca SelengkapnyaKisah Tradisi Rampogan Macan yang Diduga Jadi Penyebab Punahnya Harimau Jawa
27 hari lalu
Tradisi ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905 karena menjadi salah satu penyebab punahnya harimau Jawa.
Baca SelengkapnyaTeralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung
29 hari lalu
Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.
Baca SelengkapnyaPublikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan
29 hari lalu
Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaCara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun
34 hari lalu
Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTanda Kehidupan Harimau Jawa, Ditemukan Sehelai Rambut di Sukabumi
35 hari lalu
Empat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini berhasil membuktikan adanya tanda-tanda jejak kehidupan harimau jawa.
Baca SelengkapnyaKLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah
54 hari lalu
KLHK sebut Ledakan populasi monyet ekor panjang di Pulau Jawa karena harimau jawa sudah punah dan macan tutul jawa langka.
Baca SelengkapnyaTinggal 7 Persen, Harimau Sumatera Sudah di Tubir Kepunahan
30 Juli 2023
Dalam 40 tahun terakhir, angka populasi harimau Sumatera yang masih hidup sekitar 400-500 ekor.
Baca SelengkapnyaHari Harimau Sedunia Diperingati 29 Juli: Upaya Mengerem Ancaman Punah
29 Juli 2023
Hari Harimau Sedunia pertama kali diputuskan dalam International Tiger Summit atau KTT Harimau yang digelar di St Petersburg, Rusia, pada 2010.
Baca SelengkapnyaPenelitian Penampakan Harimau Jawa di Sukabumi Dikirim ke Jurnal Ilmiah
24 Mei 2023
Penelitian menindaklanjuti laporan dari warga yang mengaku melihat maung, nama lokal harimau jawa, itu pada 2019.
Baca Selengkapnya