TEMPO.CO, Washington - NASA telah meluncurkan sebuah misi untuk mempelajari tepi atmosfer bumi dengan instrumen Global-scale Observations of the Limb and Disk (Gold) baru.
Instrumen Gold adalah spektrograf pencitraan, suatu alat yang memisahkan cahaya menurut panjang gelombangnya masing-masing dan dapat merekam hasil dari spektrum elektromagnetik dalam suatu detektor.
Baca: Ganti Astronot Kulit Hitam, NASA Dituduh Rasis
Ilmuwan yang juga kepala heliophysics di Markas Besar NASA Washington, Amerika Serikat, Elsayed Talaat, mengatakan satelit meteorologi pertama tersebut adalah yang pertama juga merevolusi pemahaman tentang kemampuan memprediksi cuaca.
“Kami mengantisipasi bahwa Gold akan memberikan wawasan baru tentang dinamika atmosfer di antariksa atau lingkungan planet kita. Instrumen Gold ini seukuran kulkas mini, beratnya sekitar 80 kilogram,” ujar Talaat, seperti dilansir laman Daily Mail pada 26 Januari 2018.
Satelit komunikasi komersial SES-14 membawa instrumen Gold baru yang diluncurkan pada Kamis, 25 Januari 2018 dari Guiana Space Center. Peluncuran tersebut dipimpin oleh Arianespace.
Namun, tak lama setelah lepas landas, perusahaan tersebut kehilangan kontak dengan roket Ariane 5 tahap kedua itu. Instrumen Gold di atas satelit SES-14 akan mempelajari secara mendalam hubungan antara ionosfer bumi dan partikel dari luar angkasa.
Penyidik utama Gold di laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat, Richard Eastes, mengatakan bahwa kondisi di atmosfer jauh lebih bervariasi.
“Atmosfer jauh lebih bervariasi dari yang kita perkirakan sebelumnya, tapi kami tidak mengerti mengenai proses dari semua faktor yang terlibat. Misi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi cuaca yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Eastes.
Simak berita terkait NASA lainnya di tempo.co
DAILY MAIL